53. Boneka

1.2K 198 11
                                    

Warning : typo bertebaran, cerita gaje, alur gak cocok sama cerita maupun judul, ooc, garing, dsb.

Cerita ini buatan author sendiri, tidak menjiplak cerita orang lain. Bila ada yang sama itu hanya kebetulan yang tidak disengaja

Don't copy my story

________________________________________

Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap

Suara langkah kakinya saat berlari sangat pelan seperti seseorang berjalan. Ia berlari jauh entah kemana tak tau arah. Berlari menelusuri kota di malam gelap dengan bulan dan lampu jalanan sebagai penerang.

Akhirnya ia lelah dan duduk di sebuah pancuran air yang mati. Ia memegang kepalanya yang menunduk frustasi. Tak ingin mengingat hal-hal yang dikatakan padanya dari mulut sahabatnya sendiri.

Gadis itu menghela nafas berat. Seolah ingin membuang semua beban pikirannya saat ini. Ia menyenderkan tubuhnya dan mendongak menikmati bintang yang menari di langit gelap tuk mengistirahatkan badannya. Agar pikirannya lebih tenang, ia memutuskan untuk bernyanyi.

[Waktu yang salah]

"Pergi saja engkau pergi dariku~

Biar kubunuh perasaan untukmu~..

Meski berat.. melangkah.. hatiku.. hanya tak siap terluka~

Beri kisah kita sedikit waktu~

Semesta mengirim dirimu untukku~

Kita adalah rasa yang--"

Ia menyetop nyanyiannya kala merasa ada sesuatu yang aneh. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan melihat sebuah aura merah yang berjalan. Entah siapa pemilik aura tersebut, Kazuha segera bersembunyi tuk mengawasi keadaan terlebih dahulu.

Ia terkejut melihat siapa pemilik aura tersebut. Ya, Uvogin. Kazuha terkejut setengah mati melihat Uvogin yang menatap gedung di hadapannya sambil mengeluarkan seruannya yang menggelegar.

'Uvogin??!!! Mengapa ada dia disini?! Bukannya dia sudah mati?! Bukannya dia sudah kehilangan kekuatannya?! Jelas sekali aku mengambil kekuatannya dan memutus kedua tangannya.. tapi.. kenapa??' Batin Kazuha bertanya-tanya

"Ketemu kau!! Kau sedang mencari matanya si pengguna rantai brengsek itu, bukan?!" Seru Uvogin pada seseorang yang berada di dalam gedung.

'Dia berbicara dengan siapa? Kan yang mencari mata Kurapika itu aku dan.... jangan-jangan--!!' Batin Kazuha tak kalah terkejutnya.

"Kemarilah!" Seru Uvogin lagi.

"Ba~ka! Siapa yang mau?!" Balas sebuah suara yang familiar di telinga Kazuha. Ia tau suara siapa itu. Ia tak ingin melihat wajahnya, apalagi mendengar suaranya yang menjengkelkan itu.

Namun, ia lebih mementingkan situasi dari pada perasaan pribadinya sekarang ini. Ia merasa kekuatan Uvogin mulai terkumpul.

"Big bang..." ujarnya bersiap-siap. Kazuha dapat merasakan pergerakan temannya dengan En.

"Impact!!" Serunya dan memukul ke arah udara. Bangunan di sekelilingnya terbakar dan hangus. Kazuha berhasil menyelamatkan diri. Ia melihat Uvo yang menyerang Gon dan Killua. Keduanya terhempas dan menghancurkan dinding. Kazuha melihat wajah pucat Killua.

'Sepertinya pengaruh dari Illumi masih belum hilang' batin Kazuha. Ia pun memutuskan untuk membantu.

Kazuha menepis pukulan yang Uvogin lancarkan pada Gon dan Killua. Kazuha berdiri di depan mereka berdua dan menatap Uvogin dengan api kebencian di matanya.

Lost Eyes [ with (Hunter x Hunter)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang