9 - RASA PERDULI

73 6 0
                                    

Setelah Mahesa benar-benar berlalu dari pandangannya , Britney kembali masuk kedalam kamar nya, ia hampir lupa mengabari Athalla jika obat nya sudah di kembalikan oleh Mahesa . Segera Britney mengambil ponsel nya dan memberitahu Athalla untuk segera pulang tanpa perlu repot mengurus obat nya yang tertinggal tadi .

   *******

Setelah beristirahat selama beberapa hari di rumah akhirnya hari ini Britney kembali kuliah , jujur saja ia sangat rindu dengan Alana dan beberapa teman-teman nya yang lain, sejujur nya ia juga sedikit merindukan sosok Gema, Britney ingat saat diri nya anfal beberapa hari lalu Gema yang menemani nya sampai malam di rumah sakit.
Terkadang Britney juga bingung dengan dirinya sendiri mengapa sampai detik ini ia masih tidak bisa membuka hati untuk gema, mungkin memang Tuhan hanya menggariskan takdir untuk mereka berteman tidak pernah lebih , rencana Tuhan kedepannya tidak ada yang tahu seperti apa, Britney pasrah ia tidak pernah terlalu perduli tentang Cinta jika memang sudah jalannya dari Tuhan pasti ia akan menemukan cinta nya sendiri .

"Ney , aaah gue rindu" ucap alana berlari kecil menghampiri Britney yang masih berjalan di koridor kampus nya , alana memeluk Britney erat , melepas rindu nya pada teman nya itu .

"Iya rindu boleh tapi lepasin dulu , nanti gue kumat lagi gak bisa nafas nih" ucap Britney memukul lengan tangan alana pelan , segera alana melepaskan pelukannya dan tertawa kecil pada Britney .

"Hehe sorry, lo udah sehat kan tapi ?" Tanya alana memperhatikan Britney dari ujung kepala sampai kaki nya .

"Lo gak liat nih gue udah seger begini"

"Lo kira ikan di supermarket seger" ucap alana

"Haha .. udah yuk ah ke kelas" ajak Britney melanjutkan langkah kaki nya bergegas menuju kelas nya bersama dengan alana .

Britney masih tidak berubah dan mungkin tidak akan berubah , ia selalu melemparkan senyum dan menyapa teman-teman nya jika papasan di koridor kampusnya , maka dari itu ia selalu di kenal sebagai mahasiswi yang sangat ramah , dan di kagumi karna kepandaian dan kecantikan nya. sebenarnya Tidak beda jauh dengan gema hanya saja gema di kenal sedikit ganjen jika bertemu dengan mahasiswi-mahasiwi cantik, walaupun tetap saja hati nya masih mengharapkan Britney sampai saat ini .

  "Britney"
Britney berhasil menghentikan langkah kaki nya dan berdiri memandang sosok laki-laki yang kini berdiri di hadapannya , laki-laki itu tersenyum tulus pada Britney membuat Britney ikut tersenyum pada nya , alana hanya diam memandang ke dua temannya itu .

"Hai" sapa Britney dengan lembut pada laki-laki tersebut .

"Lo udah sehat ?" Tanya nya .

"Alhamdullilah Gem , gue udah sembuh kok" jawab Britney pada gema .

"Syukurlah" ucap gema

"Kok Tumben gak pake selamat pagi tuan putri , ehm" sindir alana pada gema

"Udah gak jaman, gue udah bukan anak alay lagi sekarang" jawab gema dengan nada santai nya

"Udah gak jaman atau udah ga ada harapan ? Eh Hehe" sindir alana dengan Nada bicara meledek

"Alana" geram Britney memandang alana dengan tatapan tajam . "Udah ah bentar lagi dosen masuk , ayo ke kelas" ucap Britney bergegas masuk kedalam kelas nya di ikuti oleh alana dan gema .

  Sejujur nya ada rasa tidak enak di hati Britney jika ia terus-terusan mengacuhkan gema begitu saja , apa lagi jika mengingat semua kebaikan yang gema pernah lakukan untuk Dirinya. Jahat nya britney tidak pernah memberi respon pada gema , namun apa boleh buat perasaan hati tidak bisa di paksa.
Jika Britney memberi luang untuk gema ia takut gema menanggapi nya lebih , namun jika ia terus-terusan mengabaikan gema ia merasa berdosa pada diri nya sendiri, serba salah memang ..

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang