"Kak Britney yakin gapapa ? Gue panggilin dokter Mahesa ya ?" Ucap Arabell sembari mengantar segelas air hangat untuk Britney yang saat ini masih berbaring di atas tempat tidur.
"Gak usah bel, nanti juga Mahesa nyari gue kok . Gak usah bilang gue sakit ya." Ucap Britney.
"Yaudah istirahat ya kak, gue tinggal kedepan gak apa-apa kan ?" Ucap Arabell .
"Iya gapapa, makasih ya bel."
"Oke kak." Ujar Arabell sembari meninggalkan Britney.
Britney memejam kan kedua matanya, sesekali ia masih terlihat sedikit merintih menahan sakit yang ia rasa di dadanya saat ini.
Rasa sakit apa lagi ini Tuhan ? Rasa sakit yang sama persis seperti yang dulu ia rasakan. Kenapa harus terasa lagi ? Ada apalagi dengan jantung barunya ? Beberapa pertanyaan itu terus muncul di kepala nya sampai saat ini.******
Terlihat Mahesa yang baru saja menghampiri gema dan Dava yang kini sedang bermain play station di ruang tv sembari membawa secangkir teh hangat dan kemudian duduk di samping mereka.
"Dokter, eh maksud nya Mahesa. Lo gak ngopi emang?" Tanya Gema ketika melihat cangkir yang di bawa Mahesa berisi teh .
"Ngopi sih tapi jarang, Britney, alana sama Abel udah pada tidur ?" Tanya Mahesa.
"Alana sama Abel lagi Bantuin bi inah nyiapin makan malam. Kalo Britney, Britney sakit emang lo belum tau ?" Ucap Dava sekaligus bertanya .
"Sakit ?" Tentu saja pertanyaan itu mampu membuat Mahesa kaget . "Sakit apa ?" Tanyanya lagi .
"katanya dia sih gara-gara kecapean aja, coba lo tengok gih di kamar." Ucap Dava .
Tanpa basa-Basi lagi Mahesa meninggalkan cangkir teh nya dan bergegas menuju kamar tempat dimana Britney berbaring saat ini.
"Tapi Britney udah sembuh kan jantung nya ?" Tanya Dava pada gema .
"Udah kan udah dapet donor jantung baru, mungkin dia gak boleh kecapean kali makanya sekarang pucet." Jawab gema dengan tenang.
Mahesa membuka daun pintu kamar dan menemukan Britney yang saat ini sedang tertidur pulas di atas tempat tidur dengan berbalut selimut . Bibirnya terlihat pucat, dengan lembut Mahesa mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Britney. Bisa ia rasakan tubuh Britney terasa sangat dingin.
Perasaan Mahesa bergejolak, rasa khawatir dan cemas langsung menguasai dirinya saat ini. Bagaimana jika fungsi jantung milik maya sudah tidak berfungsi dengan baik lagi ? Bagaimana jika Britney tau bahwa dirinya belum benar-benar sembuh dan normal ? Ia tidak ingin Britney merasa kecewa, ia tidak ingin Britney kembali sedih lagi, ia tidak ingin senyum Britney berganti menjadi air mata lagi."Semuanya akan baik-baik aja." Ucap nya dalam hati dengan penuh percaya diri.
"Mahesa ?" Ucap Britney pelan ketika ia tersadar dari tidurnya.
"Hai sayang, kamu kenapa ?" Tanya Mahesa pelan sembari mengelus rambut Britney dengan lembut.
Britney bangun dari tidurnya dan berusaha duduk bersandar di tempat tidur. Ia menghela nafasnya dengan berat dan berusaha tersenyum .
"Aku gapapa, cuma kecapean aja kayanya." Jawab nya .
"Dadanya sakit ?" Tanya Mahesa hati-hati.
Britney sempat terdiam sejenak, kemudian ia menggelengkan kepalanya . "Enggak, gak sakit. Aku cuma lemes aja." Jawab nya berbohong .
"Kamu mau bohongin aku ya ceritanya ?" Ucap Mahesa sembari tersenyum tipis .
"Sayang, aku gak sakit." Rengek Britney .
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomanceMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...