Mahesa tersenyum , raut wajah nya terlihat sangat bahagia saat ini apa mungkin malam ini ia resmi menjadi kekasih dari pasien nya sendiri ?
mahesa bangun dari duduk nya dan meraih tangan Britney, membantu britney untuk ikut berdiri. Dengan cepat Britney bangun dari duduk nya dan berdiri di hadapan Mahesa saat ini, jantung nya terasa berdegup sangat kencang. Taman itu terlihat semakin indah menyaksikan dua insan manusia yang sedang jatuh cinta di temani lilin-lilin cantik yang menyala mengelilingi mereka .
Jika saja ini mimpi rasanya Britney tidak ingin bangun lagi menerima kenyataan , dan jika ini memang bukan mimpi Britney tidak ingin ini cepat berlalu.
Mahesa semakin menatap mata Britney dalam-dalam , bibir nya terus mengukir senyum , senyuman yang semakin membuat Britney mencintainya.
agar tidak semakin salah tingkah Britney menundukkan kepalanya, membuang tatap nya dari mata Mahesa."Saya sangat bersedia mendampingi kamu melebihi apapun ney, saya mencintai kamu." Ucapan itu lagi-lagi terlontar dari bibir manis Mahesa . Ia mengangkat dagu Britney dengan tangannya membiarkan Britney membalas tatap nya. Kini tatap mereka saling bertemu "apa kamu juga mencintai saya ?" Tanya nya lagi . Britney menggigit bibir bawah nya sendiri lagi-lagi bibir nya terasa berat untuk membuka pembicaraan .
"A....saya" Britney mencoba membuka mulut nya dan berusaha membuang rasa salah tingkah nya walaupun tetap terlihat gugup "iya saya juga" jawab nya dengan wajah polos nya
"Saya juga apa ?" Tanya Mahesa tersenyum jail ia menyadari Britney salah tingkah karna memilik rasa yang sama dengan nya .
"Ya iya , saya juga sama"
"Sama apanya ?"
"Saya cinta sama dokter"
Mahesa semakin tersenyum lepas , ia merasa bahagia karna perempuan yang saat ini ia cintai juga mencintai dirinya, setelah pisah dengan maya, Mahesa memang tidak pernah sekat dengan perempuan lagi , diri nya selalu fokus dengan karir nya hingga saat ini. Padahal banyak perempuan yang mendekati dirinya termasuk suster-suster yang ia Kenal di rumah sakit, ataupun sesama rekan sesama dokter juga tidak sedikit yang berusaha mendekati Mahesa. Namun sayang nya tidak ada satupun yang berhasil meluluhkan hati nya , diri nya terlalu dingin dengan perempuan karna pernah begitu kecewa oleh cinta pertama nya, yaitu maya.
Namun setelah bertemu dengan Britney seiring berjalan nya waktu ia memiliki perasan yang sudah lama ia tidak pernah merasakannya, getaran yang tidak bisa di artikan dalam waktu cepat , dan terlalu abu-abu jika di artikan itu adalah getaran cinta. Namun siapa sangka ternyata takdir benar-benar menyatukan mereka sebagai sepasang kekasih bukan lagi sebagai pasien dan dokter nya .Mahesa menarik tubuh Britney kedalam pelukannya , pelukan pertama mereka dan pelukan pertama Britney pada laki-laki lain selain papa nya . dengan gugup Britney membalas peluk Mahesa, ia menyadarkan kepalanya di dada bidang Mahesa. Britney bisa merasakan degup jantung mahesa yang terdengar begitu cepat ternyata bukan hanya Dirinha yang merasakan getaran itu di dalam dada, Mahesa juga merasakan getaran itu . Mahesa mengelus rambut panjang Britney dengan lembut, ia merasa begitu bahagia.
"Jadi kita bukan dokter dan pasien lagi ya" ucap Mahesa lembut masih mengelus kepala Britney .
"Tapi dokter tetap dokter saya kan ?" Tanya Britney polos masih mendekap Mahesa .
Mendengar pertanyaan dari kekasih nya itu Mahesa tertawa kecil dan melepas peluk Britney pelan , kini ia menatap Britney penuh kasih sayang, kedua tangan nya memegang kedua pipi Britney "saya bisa jadi apapun yang kamu mau ney, dan janji saya tidak akan pernah berubah." Sejenak Mahesa menghentikan ucapannya, matanya masih menatap mata Britney dan tangannya masih mengelus pipi lembut Britney. "Saya akan berjuang mati-matian untuk menyembuhkan kamu" sambung nya dengan lembut. Mendengar ucapan itu Britney tersenyum bahagia , tidak bisa berbohong lagi jika saja ia bisa berteriak saat ini ia akan berterimakasih pada Tuhan sudah mempertemukan dirinya dengan Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomanceMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...