65 - FIRST.

17 5 4
                                        

"Aku gak akan bisa jadi masa depan kamu..." ucapan itu tentu saja membuat Mahesa mengangkat kepalanya, menatap wajah kekasihnya itu.

"Maksud Kamu apa ?" Tanya Mahesa tidak mengerti.

Britney menghela nafasnya dengan berat, kemudian ia mengalihkan wajah nya dari tatapan Mahesa. Hatinya terasa semakin perih jika ia berfikir apa jadi nya jika ia akan menikah dengan Mahesa ? Bagaimana nasib Mahesa nantinya jika mempunyai istri penyakitan seperti dirinya ? Britney merasa gagal menjadi perempuan sempurna .

Rasa bahagia nya kemarin seperti hempas begitu saja dari hidupnya. Tawa nya, senyum nya, ceria nya kini sirna bagai ditelan bumi . Kenapa Tuhan begitu tega pada dirinya ? Apa ia tidak berhak untuk merasakan bahagia yang abadi ? Kenapa rasa sedih lebih mengusai hidupnya di banding bahagianya ? Salah apa Britney pada Tuhan sampai ia harus merasakan pahitnya hidup yang seperti ini ?

"Aku gak akan bisa jadi istri kamu Mahesa ." Ucap Britney dengan suara lirihnya.

Mahesa menghapus air matanya yang sempat membatasi pipinya dengan punggung tangannya . Ia kemudian fokus pada ucapan tunangannya itu yang semakin tidak masuk akal . Bagaimana bisa Britney bilang jika ia tidak akan bisa menjadi istri Mahesa ? Bukankah baru kemarin mereka membicarakan rencana pernikahan mereka ?

"Kamu gak boleh ngomong kaya gitu ney. Aku gak suka, tolong jangan ucapin kata-kata itu lagi ya." Ucap Mahesa .

"Tapi apa yang aku ucapin itu bener, gimana masa depan kamu nanti kalo punya istri penyakitan kaya aku ?" Ujar Britney sekaligus bertanya .

"Sayang" ucap Mahesa dengan lembut sembari memegang dagu Britney, mengarahkan wajah Britney untuk kembali menatap matanya . "Aku udah bilang berulang kali sama kamu, apapun dan gimanapun kondisi kamu, aku janji bakal terus ada di samping kamu. Sampai kita sama-sama tua nanti, sampai hembusan nafas terakhir kita, siapapun nanti nya yang pergi duluan tapi aku yakin, kita akan hidup sama-sama, sampai rambut Kita sama-sama memutih, sampai Kita punya cucu, sampai kita jadi kakek dan nenek untuk cucu-cucu kita nanti. Kamu jangan pernah bicara kalo kamu gak pantes buat aku, justru Tuhan mengirim aku kedalam hidup kamu itu bukan hanya untuk sekedar menjadi dokter tapi untuk menjadi seseorang yang akan menjadi partner dalam hidup kamu, untuk menjadi teman hidup kamu. Begitupun kamu di dalam hidup aku, Tuhan mempertemukan Kita bukan hanya sekedar menjadi partner dokter dan pasiennya. Tapi Tuhan punya alasan yang luar biasa, yaitu menakdirkan Kita untuk saling melengkapi ." Ucap Mahesa dengan penuh kelembutan . Sesekali tangan kanan nya mengusap rambut Britney dengan penuh kasih sayang. Bibir nya mengukir senyum tipis dan mata nya terus menatap kedua bola mata milik Britney yang masih terlihat sembab . "Aku mohon, jangan pernah bilang kalo kamu gak pernah pantes buat aku ya. Karna untuk aku gak akan ada lagi perempuan yang pantas buat aku selain kamu. Janji, kita akan menikah dan menjadi tua bersama ..." sambung Mahesa sembari mengangkat jari kelingking kanan nya di hadapan Britney . Mengisyaratkan jika mereka akan membuat sebuah perjanjian yang amat sakral .

Britney tersenyum menyatukan jari kelingking nya pada Mahesa. Dan kemudian meraih tubuh Mahesa kedalam pelukan nya. Dengan erat Mahesa membalas peluk nya .
Kini Britney merasa jauh lebih tenang walaupun jauh di dalam lubuk hatinya ia masih merasa terpukul pada kenyataan, tetapi ia jauh lebih bersyukur memiliki laki-laki sebaik dan sesabar Mahesa. Entah dimana lagi ia bisa menemukan laki-laki seperti Mahesa, Sepertinya tidak akan ada lagi .

"Kadang aku ngerasa gak adil sama Tuhan, kenapa Tuhan gak pernah izinin aku untuk bahagia dalam waktu lama . Tapi saat itu juga aku berfikir kalau aku salah menilai Tuhan seperti itu. Justru seharusnya aku sangat bersyukur, Tuhan mengirim kamu kedalam hidup aku setelah sekian lama aku merasa sendirian dan gak pantas untuk siapapun . Tuhan mengirim kamu untuk menjadi pahlawan dalam jantung aku sekaligus hati aku .. aku sayang kamu Mahesa. Terimakasih selalu jadi yang terbaik untuk hidup aku." Ucap Britney dengan lembut dalam dekapan Mahesa .

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang