"Bilang sama dia , saya gak bisa di ganggu hari ini sus!" Tegas Mahesa berbicara dengan suster Bella, raut wajah nya sedikit berubah dari biasanya , seperti nya mood Mahesa langsung rusak ketika mendengar nama perempuan itu muncul lagi di kehidupannya.
"Tapi dok dia sudah nunggu selama 2 jam" ucap suster Bella.
"Saya gak perduli, intinya saya gak mau ketemu dengan dia" bantah Mahesa lagi-lagi hanya membuat Bella mengganggukan kepalanya. sebenar nya Bella tidak mengerti apa yang terjadi antara Mahesa dengan perempuan yang tadi siang ia temui di koridor perempuan itu terlalu memaksa bertemu dengan Mahesa , bahkan rela sampai menunggu berjam-jam demi menemui Mahesa.
"Yasudah kalo gitu saya bilang dokter sedang tidak bisa di ganggu ya" ucap Bella
"Iya" jawab Mahesa singkat , rasanya ia sudah sangat muak mendengar nama perempuan tersebut , seakan hati nya terasa tercabik kembali , memori ingatan di masalalu terputar begitu saja di kepalanya , dan ini adalah hal yang paling di benci oleh Mahesa .
Setelah Bella berlalu meninggalkan ruang kerja Mahesa , Mahesa melepaskan jas kerja nya, dan ia berlalu meninggalkan ruang kerjanya , tujuan nya ingin meninggalkan rumah sakit hanya untuk makan siang di luar, melepas penat di kepalanya . Harapannya ia tidak sial bertemu dengan perempuan tersebut di koridor , karna suster Bella bilang tadi ia menunggu di lobby rumah sakit . Dengan cerdas Mahesa keluar rumah sakit melalui pintu belakang mau tidak mau ia harus melewati taman rumah sakit terlebih dahulu ."Britney" tegur Mahesa ketika melihat britney yang sedang duduk seorang diri di kursi taman rumah sakit itu , spontan britney menoleh menatap Mahesa.
"Dokter" ucap Britney kini berdiri dari duduk nya
"Kamu ngapain di sini ?" Tanya Mahesa
"Saya bosen di kamar" jawab Britney
"Orang tua kamu belum datang ?" Tanya nya lagi
"Mama sama papa ada meeting sampe sore , jadi mereka gak bisa kesini" jelas nya
"Kalo gitu mau ikut saya ?"
"Kemana ?"
"Makan siang di cafe latious"
"Hmmm.." sejenak Britney mempertimbangkan ajakan Mahesa , namun saat itu juga Mahesa terlihat terburu-buru takut jika orang yang saat ini ia hindari muncul di depan matanya saat ini .
"Gak usah kebanyakan mikir , ikut aja" kini Mahesa meraih tangan mungil Britney
"Eh tapi infusan saya ?" Britney menunjuk tiang infusan yang sedari tadi ia bawa-bawa
"Bisa saya lepas di mobil nanti , tenang aja" ucap Mahesa dengan lembut dan segera menggandeng tangan Britney dengan lembut menuju mobil nya .
Kondisi Britney memang sudah jauh membaik , bahkan bisa di bilang sudah pulih seperti hari-hari biasanya jadi tidak masalah jika ia harus pergi keluar rumah sakit hanya untuk makan siang, apa lagi pergi nya bersama dokter yang selalu menangani kesehatan nya Britney tidak perlu panik .
Setelah Mahesa melepas perban infusan yang ada di tangan Britney , ia segera melajukan mobil nya menuju kafe yang akan ia kunjungi siang ini dengan Britney.
Sepanjang perjalanan Britney hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun , raut wajah nya sedikit mengerut setiap memandang tubuh nya sendiri , sesekali ia berkaca pada layar ponsel nya menatap dirinya yang terlihat seperti Zombi , jujur saja Britney tidak pernah Pede jika pergi dalam kondisi seperti ini ."Kamu kenapa ?" Tanya Mahesa menyadari sikap Britney yang sedikit aneh , sesekali Mahesa menoleh ke arah nya untuk memastikan Britney baik-baik saja . "Kamu sakit ?" Tanya nya lagi
"Enggak dok , saya sehat" jawab Britney
"Terus kenapa kamu diem aja ?" Kini Mahesa memandang lurus jalanan sambil mengendarai mobil nya
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomansMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...