"Hm Yaudah kalo gitu aku balik ke kelas dulu ya , bye kak" ujar nya sembari berlalu meninggalkan gema dan Dava."Oh jadi , jadi nih sama yang itu ?" Dava menyenggol bahu sahabat nya itu dengan senyum jahil nya.
"Ah apaan si lo , udah ah gue mau ke kelas bentar lagi pak Andri masuk" gema bangun dari duduk nya dan beranjak menuju koridor kelas nya.
"Woi tungguin" susul Dava .
*******
Pagi itu kediaman keluarga Hendro terlihat sedang menyantap sarapan nya di ruang makan, bisa di bilang kali ini mereka sarapan tidak sepagi biasanya. Untung saja Mahesa ada di jadwal praktek siang dan papa nya jam berapapun mau ke kantor bisa saja karna ia merupakan Owner dari perusahaan nya sendiri, sekalipun berkerja di rumah bisa saja .
"Mahesa, mama mau kamu secepat nya nikah sama maya. Umur kamu udah cukup nak" Ucap Dalia di sela sarapannya. Sontak saja mendengar pembicaraan itu Mahesa tersedak cereal yang baru saja ia makan .
"Minum dulu" ujar Hendro menyodorkan segelas air mineral ke arah Mahesa.
"Mama gila ya ?!" Sentak Mahesa dengan wajah kaget nya setelah menenggak segelas air mineral.
"Kok gila ? Mama bicara serius . Kamu anak mama satu-satu nya dan umur kamu sudah 26 sudah cukup kan untuk menikah" ujar Dalia tak kalah memasang wajah serius nya .
Anak semata wayang nya itu menggelengkan kepalanya , tidak mengerti mengapa ibu nya itu kini berubah menjadi mengatur-ngatur hidupnya. padahal Dalia tau jika Mahesa paling tidak suka jika hidup nya di atur karna ia yakin sudah bisa menentukan jalan hidup nya sendiri . "Mahesa belum kepikiran sama sekali untuk nikah di saat ini, dan mama gak bisa terus-terusan maksa Mahesa untuk sama maya" ucap Mahesa berusaha terlihat tenang, walaupun hati nya sangat menggebu. jika saja yang saat ini di ajak bicara bukan Ibu nya mungkin Mahesa sudah mengeluarkan emosi nya saat ini juga .
"Udah ah mama jangan terus-terusan paksa Mahesa buat kembali sama maya . Apa lagi nyuruh mereka nikah" ucap Hendro membenarkan Mahesa, bagaimanapun juga ia sangat menyayangi anak laki satu-satu nya itu .
"Mama kan gak tau kenapa Mahesa dan maya pisah sewaktu pacaran dulu, Mahesa udah gak ada rasa sama dia dan Mahesa punya alasan untuk itu" ujar Mahesa sedikit menekan nada suara nya.
Dalia diam sejenak , benar juga apa yang di bilang Mahesa barusan . Ia tidak tahu alasan apa yang membuat Mahesa begitu dingin pada maya , bagaimapun juga ia harus lebih memihak pada anak kandung nya sendiri di banding dengan orang lain . "Memang alasannya apa ?" Tanya nya dengan penasaran .
Mahesa menghela nafas nya dengan berat, ia tidak tahu harus memberi tahu ibu nya itu dengan cara seperti apa . Karna rasanya sangat tidak mungkin menceritakan semua nya dari awal, tapi bagaimanapun caranya Dalia memang harus tahu bagaimana maya mengecewakan Mahesa sejak dulu .
"Dulu waktu SMA dia selingkuh sama temen Mahesa sendiri, dan mama tau kan Mahesa paling benci sama yang namanya pengkhianatan . Apa lagi maya cinta pertama Mahesa , bisa-bisanya dia main belakang sama sahabat Mahesa sendiri . Semenjak itu Mahesa udahin semua nya dan setelah lulus sekolah kita lepas komunikasi, Mahesa hanya fokus kuliah ngejar sarjana sampe akhirnya bisa jadi seperti sekarang . Selama itu Mahesa gak pernah fokus sama perempuan , sampai saat nya Mahesa jatuh cinta lagi sama pasien Mahesa sendiri. Sekarang Mahesa udah mencintai perempuan lain ma, dan itu bukan maya . Mama harus tau kalo Mahesa udah cinta sama satu perempuan , bisa di pastikan gak akan ada lagi perempuan lain ." Jelas Mahesa panjang lebar pada kedua orang tuanya terlebih pada Dalia yang sedari tadi mendengarkan ocehan anak kesayangan nya itu dengan serius .
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomanceMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...