38 - KENYATAAN PAHIT

73 5 0
                                    

Ucapan itu berhasil membuat Mahesa terpaku beberapa saat. Tuhan kenapa harus seperti ini lagi ? Sungguh, semua yang di lihat Britney tidak se-menyakitkan itu. Justru Mahesa sudah menyiapkan kejutan yang luar biasa bukan untuk Britney ? Entahlah ini semua di luar dugaan nya, kenapa jadi berantakan seperti ini.
Mahesa mendesah berkali-kali, lagi-lagi ia berhasil membuat Britney sakit hati kembali. Baru kemarin Britney menangis karna ulah nya dengan maya, namun sore ini terulang lagi atau bahkan justru ini lebih menyakitkan.

"Britney, gue berani bersumpah ini gak seburuk yang lo liat." Maya berbicara lirih, sangat lirih.

"Ney aku mohon dengerin penjelasan kita dulu"

"Apa lagi ? Setelah ini apa lagi ?" Tanya Britney dengan emosi yang memuncak, namun air mata nya masih tak kunjung berhenti.

"Aku udah siapin kejutan buat kamu, ini hari ulang tahun kamu, aku mau bikin kamu seneng" ucap Mahesa kini suaranya ikut melirih.

"Kejutan ? Haha" Britney tertawa getir. "Ini kan kejutannya ?! Ngeliat kalian pelukan dengan mata kepala aku sendiri" sambung Britney dengan suara bergetar.

"Ney gue hamil, dan gue —

"HAMIL ?" Sentak Britney membulatkan matanya dengan sempurna.
Mahesa semakin mengacak rambutnya Frustasi. Percayalah, setelah ini Britney semakin salah paham .

Britney melepas tangisnya begitu saja. Ia sudah tidak tahu lagi harus bicara apa, rasa sakit hati nya mampu mengalahkan semuanya bahkan untuk mendengar penjelasan dari mereka berdua pun Britney enggan. Memang sifat jelek Britney selalu bersih kukuh pada pikirannya sendiri tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Sumber masalahnya terlebih dahulu .

"Sayang—

"Kamu" jari telunjuk Britney mengarah pada Mahesa. "Kamu laki-laki pertama yang udh berhasil bikin aku bahagia, kamu laki-laki pertama yang udah berhasil bikin aku ngerasa sempurna. Awal nya aku pikir kamu satu-satunya Malaikat tanpa sayap yang di kirim Tuhan ke hidup aku untuk membuat aku bertahan hidup lebih lama. Tapi nyata nya ?" Ia menggelengkan kepalanya pelan . "Nyatanya kamu udah berhasil bikin aku lebih hancur dari sebelum nya! Aku mau pisah." Sambung nya kini nafas nya terlihat lebih sesak. Detak jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya, Dan .. rasa sakit di dada nya itu kembali terasa lagi, namun sekuat tenaga Britney menghiraukan nya.

"Ney, kamu jangan gila. Segampang itu kamu bilang mau pisah?! Aku gak mau, dan gak akan pernah mau." Mahesa memegang kedua bahu Britney ia menatap wajah kekasih nya itu dengan lekat.

"Minggir aku mau pergi" ucap Britney memberontak dengan sekuat tenaga ia melepas tangan Mahesa dari bahu nya dan menuruni anak tangga dengan air mata yang masih mengalir sempurna di pipinya.

"Britney, ney" tangis maya ikut pecah, saat itu juga ia tersungkur di lantai. Kaki nya terasa lemas seperti tidak mempunyai tulang. Hatinya semakin sakit. Entahlah, ia merasa diri nya adalah Toxic yang memang harus di hempas jauh-jauh dari kehidupan orang lain, termasuk Mahesa dan mungkin kedua orang tuanya. "Maaf ney" sambung nya di sela tangisnya.

Sedangkan Mahesa saat itu juga mengikuti langkah Britney, berusaha mengejar nya. Pikiran nya benar-benar kalut, ia merasa Tuhan memang tidak pernah berpihak untuk kebahagiaan nya saat ini.

"Britney aku mohon dengerin aku" ucap nya masih berusaha mengejar Britney.

  Gemuruh hujan terdengar sangat deras di luar rumah. Hujan turun begitu deras membasahi area teras rumah Mahesa. Britney terus berlari keluar rumah ia tidak perduli dengan hujan ataupun petir sore itu. Sialnya ia tidak membawa mobil sendiri melainkan tadi datang menggunakan taxi online. Namun saat seperti ini, jangankan untuk memesan taxi online untuk membuka ponsel nya pun ia enggan. Ia benar-benar tidak perduli dengan apapun di sekeliling nya sekalipun harus basah kuyup ia tidak perduli. Bahkan rasa sakit di dadanya pun ia hiraukan begitu saja, ia benar-benar tidak perduli dengan apapun sekalipun penyakitnya.

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang