40 - PENYESALAN MAYA.

52 5 0
                                    

Mahesa membuka pintu ruang ICU, ia keluar dari ruangan itu dengan raut wajah yang sungguh tidak bisa di artikan. Matanya terlihat lelah hingga menimbulkan kantung mata, memang sudah beberapa hari ini Mahesa selalu kurang tidur di tambah lagi kini ada masalah yang cukup rumit, semakin membuat ia tidak herselera tidur ataupun makan. Fikiran nya belum tenang jika belum mendapati Britney tersadar dari koma nya.

Menyadari Mahesa yang kini sudah berada di luar ruang ICU membuat Alana dan yang lain nya bangun dari duduk.

"Mahesa, bagaimana Britney ?" Tanya Monic antusias.

"Britney masih belum bangun tante." Jawab Mahesa.

"YaAllah" lirih Monic .

"Tante, om kalo mau istirahat dirumah gapapa, ini udah malam juga. Biarin Britney saya yang jaga." Ucap Mahesa.

"Kamu juga harus istirahat Mahesa." Ucap Monic dan di jawab gelengan kepala oleh Mahesa.
"Gak usah mikirin saya, yang terpenting tante dan om harus pikirin kesehatan juga." Ucap Mahesa.

"Iya , lebih baik kita pulang dulu ya sayang Athalla juga besok kan harus sekolah." Ucap arsen pada Monic .

Monic mengangguk setuju "Yaudah, Athalla kita pulang."

"Iya ma"

"Mahesa, saya Titip putri saya kalo ada apa-apa langsung hubungi saya." Ucap arsen sembari memegang bahu Mahesa.

"Baik om." Ucap Mahesa dan tidak lama setelah itu kedua orang tua Britney meninggalkan rumah sakit bersama Athalla.

Setelah Monic, arsen dan Athalla benar-benar berlalu dari pandangan mereka, alana berjalan mendekati Mahesa dengan sorot mata memohon penjelasan, Mahesa yang seakan mengerti langsung membalas pandang alana sembari menghela nafas nya dengan berat .

"Do'ain Britney ya na" pinta Mahesa dengan sungguh-sungguh, Alana yang membalas pandang Mahesa langsung meloloskan air matanya saat itu juga ia memang belum tau hal apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat nya itu bahkan untuk melihat tubuh Britney yang terbaring lemah di dalam pun belum, tapi alana merasa hati nya begitu sakit ketika mendengar kabar Britney kembali anfal seperti ini, bahkan sudah harus melakukan pencakokan jantung secepatnya. Alana mengerti bagaimana seluk-beluk penyakit Britney sedari dulu karna itu dia tidak ingin melihat sahabat nya itu terancam nyawanya hanya karna jantung nya sendiri.

"Gue janji akan berusaha yang terbaik untuk Britney, na." Ucap Mahesa lagi.

"Apa yang bikin Britney sampe anfal lagi, dok ?" Tanya alana.

"Gue gak ngerti, apa yang sebenarnya terjadi sama Britney ?!" Setelah Diam beberapa saat akhirnya gema angkat bicara lagi. Berbeda dengan Dava yang lebih memilih diam walaupun hatinya juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Britney namun Dava berusaha memahami keadaan saat ini, lebih baik dia menunggu alana menjelaskan dari pada harus bertanya di saat yang tidak tepat.

Mahesa beralih menatap gema, Mahesa memang tidak mengenal gema ataupun Dava tapi ia tau mereka adalah teman kampus Britney. Berbeda dengan alana, ia lebih mengenal sosok alana dari cerita Britney, Britney memang sering menceritakan kisah persahabatan nya dengan alana dari dulu hingga sekarang maka dari itu Mahesa lebih merasa dekat dengan alana di banding gema dan Dava .

"Anda teman kampus nya Britney ?" Tanya Mahesa pada gema .

"Iya saya teman nya Britney. Ada apa sama teman saya dok tolong jelasin" ucap gema dengan wajah serius nya.

"Anda belum tau kondisi tentang kesehatan Britney ?" Tanya Mahesa lagi sembari menautkan kedua alisnya.

Gema menggelengkan kepalanya "Britney kenapa ?" Tanyanya yang kini sedikit menaikan suaranya .

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang