23 - RAGU ?

51 5 0
                                    

Gema membalas tatap Britney dengan sendu, ia sudah tidak bisa bohong lagi akan kepedihan yang ia pendam sejak tadi . Hanya di hadapan Britney ia bisa menunjukan kelemahannya, iya memang betul gema bukan laki-laki yang tegar , hanya di hadapan orang lain saja ia bisa selalu terlihat ceria, dan menunjukan seakan hidup nya selalu sempurna , sedangkan kenyataannya ? Bahkan ia lebih rapuh dari kayu lapuk.

"Gue gak mau keliatan lemah di hadapan lo" ucap gema kini membuang tatap nya dari Britney . "Gue gak selemah itu kok ney , gue kuat" sambung nya lagi , Britney hanya mengerutkan kening nya ia masih tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi pada shabat laki-laki nya itu.

"Laki-laki juga punya hati kecil Gem , bukan berati cowo itu gak boleh nangis cuma karna takut di bilang lemah. Gak cewek gak cowok kalo memang dia merasa rapuh pasti dia nangis kok, hidup itu gak ada yang sempurna Gem, lo harus percaya semua nya berpasang-pasangan , termasuk kesedihan juga berpasangan sama kebahagiaan. Kalo saat ini lo ngerasa sedih , suatu saat Tuhan pasti ngasih lo kebahagiaan. Janji Tuhan itu pasti Gem" ucap Britney lembut sembari mengelus bahu gema dengan penuh rasa perduli. "Lo boleh sedih , lo boleh nangis saat ini, tapi lo harus janji lo gak akan pernah boleh nyerah apapun keadaannya, sepahit apapun kenyataannya" sambung Britney kini menepuk bahu gema .
Gema tersenyum tipis memandang Britney dengan tatapan kagum , ia sangat mengagumi sekaligus mencintai perempuan yang kini tepat ada di hadapannya , jarak mereka begitu dekat baru kali ini gema bisa merasa sedekat ini dengan Britney, seakan rasa perih di hatinya berangsur membaik begitu saja, luapan emosi nya memudar begitu saja hanya karna menatap dua bola mata yang selalu bisa membuat nya teduh , tatapan hangat Britney memang obat yang paling mampu membuat gema merasa kembali baik-baik saja. Walaupun ia tahu arti tatapan Britney hanya tatapan sahabat yang selalu perduli padanya.

"Makasih ya lo selalu bisa ngerti perasaan gue , walaupun gue belum cerita apa-apa sama lo. Tapi lo selalu tau caranya buat gue membaik." Ucap gema seraya tersenyum tulus , Britney pun ikut tersenyum bisa melihat sahabat nya itu kembali tersenyum lebar, bukan senyuman sendu seperti tadi lagi.

"Memang ada apa ? Masalah nyokap lo ?" Tanya Britney dan di jawab anggukan oleh gema.

"Nyokap mau jual rumah satu-satu nya peninggalan papa.." jawab gema terdengar lesu. , kepalanya memutar kembali ingatan tadi ketika ia berada dirumah wita.

"Terus ?" Tanya Britney lagi.

"Gue gak akan rela ney ada orang lain yang ngaku-ngakuin rumah itu nantinya. Gue gak akan bisa maafin diri gue sendiri kalo gue gak bisa jaga satu-satu nya harta peninggalan papa.. cuma rumah itu yang gue punya ney, cuma rumah itu yang bisa ngobatin rindu gue sama papa. Papa meninggal dirumah itu, mama pergi ninggalin papa dan gue dirumah itu, gue lahir dirumah itu. Rumah itu terlalu banyak punya kenangan , dari yang bahagia sampai yang pahit. tapi memang cuma itu yang gue punya dari papa, dan gue gak pernah mau kehilangan apapun itu yang bersangkutan dengan papa, gue udah cukup kehilangan papa aja, jangan yang lain lagi" suara gema terdengar semakin lirih, tanpa ia sadar bulir-bulir air mata nya jatuh membasahi pipinya, walaupun ia sudah tahan dengan susah payah agar tidak menangis , namun tetap saja gagal karna rasa emosi dan sedih nya meluap menjadi satu.
Britney sangat mengerti bagaimana perasaan sahabat nya itu, walaupun ia tidak pernah ada di posisi seperti gema namun ia juga cukup banyak memiliki masalah yang cukup rumit di kehidupannya, termasuk penyakitnya.
Britney mengelus bahu gema dengan lembut, ia mencoba menenangkan gema saat itu juga, ia tidak bisa berbuat banyak selain menjadi pendengar yang baik untuk gema. "Gue ngerti perasaan lo, tapi gue gak ada hak apa-apa buat ikut campur masalah lo, gue cuma bisa jadi pendengar yang baik buat lo kapanpun lo butuh gue, gue pasti ada lo gak boleh ngerasa sendirian terus ya, lo punya gue, Dava, Alana kita sayang sama lo" ucap Britney lembut matanya memandang gema dengan tatapan tulus.

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang