Mahesa balas menatap kedua bola mata milik gadis nya . "Kamu masih bisa menikmati keindahan ini beribu kali lagi. Dan aku janji aku akan bawa kamu ketempat yang jauh lebih indah dari ini . Sayang.." ucap Mahesa sembari Merapihkan kupluk milik Britney dengan lembut . "Kita akan hidup beberapa puluh tahun lagi, jadi jangan pernah takut semua yang kamu lewati saat ini adalah moment terakhir dalam hidup kamu ." Sambung Mahesa dengan lembut .
Britney tersenyum simpul . "Aku gak pernah tau seperti apa hidup aku saat ini kalo gak ada kamu . Percaya gak percaya kamu memang satu-satunya orang yang selalu bisa nenangin aku . Kata-kata positif kamu, kebaikan kamu, dan kesabaran kamu itu berhasil bikin aku jadi lebih kuat seperti sekarang . Aku bukan lagi Britney yang dulu, yang cuma pura-pura semangat, pura-pura bahagia, padahal dibalik itu aku ketakutan sendirian . Tapi sekarang, sesakit apapun aku, se-sekarat apapapun aku, serapuh apapun jantung aku saat ini. Aku gak menyimpan ketakutan lagi . Aku bener-bener ngerasa bahagia yang sebenarnya. terimakasih ya." Ucap Britney dengan sungguh-sungguh.
"Itu udah tugas aku sebagai calon suami kamu. Karna aku akan terus berusaha jadi yang terbaik untuk kamu." Ucap Mahesa .
Britney tersenyum simpul lalu pandangannya beralih menuju arah teman-teman nya yang mungkin saat ini sudah kekenyangan menyantap jagung bakar nya . "Yaudah yu kita susul yang lain . Aku pengen minum wedang jahe." Ucap Britney kemudian melangkahkan kakinya bersama Mahesa untuk menghampiri teman-teman mereka yang kini sedang berbincang sembari menikmati jagung bakar dan wedang jahe .
Tak hentinya Britney bersyukur akan hidup nya, terlebih kini ia sudah tau tentang bagaimana kesehatan nya. Saat ia berfikir dirinya sudah sembuh dan bisa menikmati hidup normal seperti orang lain, saat itu juga takdir memberi nya kenyataan pahit. Mungkin ia memang tidak bisa hidup normal dan memiliki jantung yang sempurna tapi ia tak pernah berhenti bersyukur atas apa yang Tuhan sudah beri selama ini.
Entah berapa lama lagi ia masih bisa merasakan indah nya dunia, entah berapa lama lagi ia masih bisa melihat matahari terbit, entah berapa lama lagi ia masih bisa melihat senyuman kedua orang tuanya, entah berapa lama lagi ia masih bisa merasakan di cintai dengan sepenuh hati oleh laki-laki yang kini sudah menjadi belahan jiwanya. Ia tidak pernah tau sampai kapan nafasnya mampu berhembus. sebelum Tuhan memanggilnya, sebelum Tuhan meminta nya untuk ia kembali ke pangkuan nya ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk hidup nya dan untuk orang-orang yang sangat ia sayangi .
"Aku tau setiap pertemuan pasti di akhiri dengan perpisahan, setiap kejadian yang kita lewati bersama suatu saat akan menjadi kenangan. Karna itu aku nggak mau mengabaikan satu moment yang sudah aku lewatkan bersama orang-orang yang aku sayang ." Ucap nya dalam batin kemudian ia mengalihkan pandangannya menatap Mahesa yang kini sedang menyeruput secangkir sekoteng nya . "Dan kamu, aku bersyukur Tuhan mengirim sosok seperti kamu kedalam hidupku Aku gak tau sampai kapan kita bisa bersama, aku gak tau sampai kapan aku bisa menemani kamu, tapi aku selalu berusaha untuk jadi yang terbaik walaupun aku lemah. Tapi kamu salah satu alasan aku untuk menjadi kuat. Terimakasih Tuhan aku bersyukur untuk hidup ku." Sambung nya di dalam batin .
"Sayang, kamu kenapa ngelamun ?" Tanya Mahesa ketika menyadari gadisnya yang mematung sambil menatap nya .
Britney tersenyum simpul. "Gapapa. Aku lagi liat 2 ciptaan Tuhan yang sama indah nya."
"Ih Britney apaan si kok jadi bisa gombal sekarang." Ucap alana .
"Britney bisa so sweet juga ternyata ya.. haha" ucap gema .
"Hahaha.."
"Yaudah cabut yuk gue capek nih mau Bobo ngantuk.." ucap alana .
"Dih jam segini ngantuk astaga, anak mami banget si lo" ucap Dava
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomanceMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...