14 - RASA PERDULI SEORANG DOKTER

47 5 0
                                    

"Di parkiran cafe amora" jawab Britney sudah semakin lemah.

[saya kesana sekarang , kamu bertahan. Tunggu saya datang.]

Setelah itu Mahesa memutuskan telfon nya dan segera bergegas meninggalkan ruang kerja nya , menghampiri mobil nya yang terparkir di parkiran rumah sakit untuk menjemput Britney. Perasaan nya sangat kalut , entah mengapa ia begitu khawatir dengan pasien nya yang satu itu ,padahal banyak pasien dia yang mengalami hal seperti Britney namun ia tidak seperduli ini. Tanpa dia sadari perasaan nya sedikit berbeda pada Britney , jauh di lubuk hati nya ia mengganggap Britney bukan hanya pasien nya , namun ia masih tidak bisa menyimpulkan apa arti perasaan nya itu , masih sangat abu-abu untuk di artikan jika itu adalah perasaan cinta .

******

Britney masih menyandarkan kepala nya pada stir mobil nya , tangan nya memegangi dadanya yang terasa sangat nyeri , kepala nya terasa sangat sakit, bibir nya pun terlihat sangat pucat, ia tidak bisa apa-apa lagi selain diam dan berdoa pada Tuhan agar segera meringankan rasa sakit nya saat ini .
Terkadang ada rasa ingin menyerah untuk memperjuangkan hidup nya , setiap Britney percaya ia akan sembuh dan hidup normal seperti orang lain namun saat itu juga Tuhan seakan tidak berpihak pada harapannya.
Namun Britney tidak pernah lupa , ia selalu bersyukur dan percaya pada janji Tuhan, ia yakin tuhan akan segera memberi nya kebahagiaan , kebahagiaan yang ia harapkan sedari ia kecil hanya satu, Ia berharap Tuhan akan mengangkat penyakit nya .

Jika gema dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu , namun apa beda nya dengan Britney , Britney memang memiliki keluarga yang utuh , yang selalu menyayangi diri nya dengan kasih sayang yang tulus , yang selalu memberi semangat di saat Britney lemah dan putus asa dalam hidup nya , namun sedari kecil ia tidak pernah sama sekali merasakan hidup tanpa rasa sakit yang bisa selalu menyerang nya kapan dan dimana saja, tidak bisa terlepas dari obat-obatan nya , bahkan diri nya pun sudah sangat bosan jika harus berbaring lemah di dalam ruang ICU .
Hidup memang tidak ada yang sempurna, memang benar kesempurnaan hanya milik Tuhan. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan , setiap kehidupan pasti selalu mempunyai masalah , namun Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan melebihi batas kemampuan umat nya .

Britney terus meringis , terus mencoba menetralkan rasa sakit nya sendiri , tangan nya sesekali mengecek ponsel nya berharap ada kabar dari Mahesa , ia berharap Mahesa segera datang menjemput nya dan membantu nya di saat keadaan nya seperti ini.

"Britney" ucap Mahesa membuka pintu mobil britney dengan cepat, "YaTuhan, ayo ney kamu harus kuat" sambungnya membantu Britney keluar dari mobil nya , tubuh Britney sudah sangat lemah , detak jantung nya pun terasa sangat cepat. Setelah Britney keluar dari mobilnya dengan cepat Mahesa menggendong nya untuk menuju mobil nya, membawa Britney kerumah sakit , ia berusaha tetap terlihat tenang walaupun sebenarnya rasa panik menghampiri dirinya saat ini, melihat keadaan Britney saat ini berhasil membuat nya cemas .
"Kamu harus kuat ya , Bertahan sampe rumah sakit, saya janji akan berusaha yang terbaik buat kamu" ucap Mahesa ketika Britney sudah duduk di samping nya , Britney hanya mengangguk pelan , rasa nya sudah sangat susah untuk membuka mulut nya , apalagi mengeluarkan kata-kata dari bibir nya.

Sebelum Mahesa melajukan mobil nya dengan cepat ia menghubungi supir nya untuk mengambil mobil Britney yang terparkir di halaman parkiran itu, setelah itu ia langsung melajukan mobil nya dengan cepat menuju rumah sakit , sepanjang jalan menuju rumah sakit Mahesa berusaha tetap tenang dan fokus pada jalanan , walaupun sesekali ia menoleh ke samping nya sekilas senyum masih terukir di bibir nya melihat Britney masih tetap dalam keadaan sadar walaupun Britney hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun .

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang