12 - PERTENGKARAN

61 5 0
                                    

Britney menarik nafas dalam-dalam sebelum memutuskan untuk masuk kedalam ruangan Mahesa , ia melihat Mahesa yang sedang sedang sibuk dengan Laptop nya.
Spontan Britney mengukir senyum di bibirnya ia tidak bisa lagi membohongi dirinya untuk terus mengelak jika ada orang yang bilang bahwa Mahesa memang tampan , bahkan sampai dapat julukan dokter muda yang sempurna karna kepintaran dan ketampanan nya. Dengan berbalut jas berwarna putih semakin membuat Mahesa terlihat sangat tampan sekaligus berwibawa .

"Britney ?" Ucap Mahesa sedikit kaget melihat sosok Britney yang berdiri di hadapannya saat ini

"Selamat siang dok" ucap Britney kembali gugup.

"Ada apa ? Kamu sakit?"

"E...enggak" ucap nya sedikit gugup.

"Silahkan duduk" ucap Mahesa mempersilahkan Britney untuk duduk di hadapannya

"Baik dok"

"Jadi ada apa ?" Tanya nya ketika Britney sudah duduk di hadapannya, Britney terlihat sedikit salah tingkah karna rasa gugup nya yang semakin menjadi-jadi. Apa lagi ketika Mahesa memandang nya dengan serius seperti ini.

"A..." Britney terus berusaha terlihat tenang di hadapan Mahesa "saya cuma mau nganterin ini" ucap Britney memberi satu pelastik roti-rotian yang sengaja ia beli untuk Mahesa .
Mahesa sedikit mengerutkan kening nya , dan menerima plastik roti tersebut

"Dalam rangka apa kamu membawakan saya makanan ?"

"Dalam rangka minta maaf" jawab nya polos

"Jadi kamu fikir saya akan memaafkan kamu hanya dengan di sogok dengan sepelastik BreadTalk ?" Tanya Mahesa sambil menatap wajah Britney, lagi-lagi Mahesa berhasil membuat pipi Britney memerah .

Britney membulatkan mata nya "bukan gitu maksud saya dok , biar saya jelasin kejadian tadi malam ya"

"Tidak perlu , saya tidak mau dengar apapun itu penjelasannya" ucap Mahesa berlagak acuh di hadapan Britney

"Jadi dokter marah beneran sama saya ?"

"Kalo iya memang kenapa ?"

"Dokter jangan kayak anak SMP dong , makanya dengerin dulu penjelasan saya" Britney mengerutkan wajah nya , memasang raut wajah memelas pada Mahesa

"Gak perlu"

"Dokter .." rengek Britney , semakin membuat Mahesa mengulum bibirnya menahan senyum , jujur saja Mahesa tidak bisa marah pada Britney , apa lagi jika melihat wajah memelas Britney yang seperti ini , semakin membuat Mahesa gemas untuk meledek Britney .

"Saya gak bisa di sogok pake breadtalk, kamu fikir saya gampangan ? Hanya di sogok dengan roti aja bisa langsung luluh ? Saya bukan anak SMP yang gampang di bodohin"ucap Mahesa masih berlagak dingin pada Britney , padahal dalam hatinya ingin tertawa melihat raut wajah Britney yang semakin menggemaskan karna kepolosannya .

"Terus saya harus apa biar dokter mau dengerin penjelasan saya ?" Tanya Britney polos

"Kamu janji mau menuruti kemauan saya ?"

"Tapi gak aneh-aneh kan?"

"Ya suka-suka saya dong . Memang kamu fikir saya anak kecil, bisa-bisa nya saya di kerjain sama bocah kuliahan seperti kamu semalam." Ucap Mahesa semakin dingin pada Britney , berhasil membuat Britney menunduk dengan raut wajah benar-benar bersalah, memang sialan dokter nya itu, bisa-bisa dokter nya sendiri yang membuat penyakit Britney kambuh kembali .

"Maaf dok , kemarin sore saya nemenin teman saya ke rumah duka karna oma nya meninggal . Saya lupa ngabarin dokter dan kebetulan Hp saya mati karna batre nya abis , jujur saya ngerasa bersalah sama dokter makanya saya datang kesini sekarang buat minta maaf , saya gak bermaksud buat bohongin dokter" ucap Britney lembut namun tatapan nya masih memandang lantai tanpa berani memandang wajah Mahesa .
Saat itu juga Mahesa tertawa kecil , ia sudah tidak kuat lagi menahan Senyum dan tawanya karna gemas melihat wajah polos Britney , dengan cepat Mahesa bangun dari duduk nya dan menghampiri Britney, mengangkat dagu Britney dengan tangannya , menatap mata Britney sembari tersenyum manis pada perempuan yang saat ini berada tepat di depan wajah nya .

MALAIKAT TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang