Ketika melihat suster Bella dan suster Liana keluar dari Ruang ICU. Alana dan Dava langsung bangun dari duduk nya, mereka menghampiri kedua suster itu.
"Sus, suster gimana keadaan Britney sus ?" Tanya alana antusias .
"Britney udah sadar kan sus ?" Tanya Dava dengan penuh harap.
"Pasien baru saja mengalami kejang-kejang, Detak jantung nya sangat lemah. Tapi semuanya sudah di lewati, keadaannya sudah kembali membaik" ucap suster Bella apa adanya .
"Kejang-kejang sus ?" Tanya alana kaget bercampur khawatir .
"Tapi sekarang keadaan Britney udah membaik Kan sus ?" Kini giliran Dava yang bertanya .
Suster Bella tersenyum tipis seraya menganggukkan kepalanya . "Bantu do'a terus ya. Kami permisi dulu" suster Bella dan suster Liana bergegas meninggalkan Dava dan alana yang masih mematung di depan ruang ICU.
"Britney pasti kuat kok na, lo jangan sedih ya." Ucap Dava sembari mengelus punggung alana dengan lembut. Tanpa menjawab alana hanya menganggukkan kepalanya dengan lesu.
Dava mengeluarkan ponsel nya dari dalam saku celana nya . Ia mencari nama Gema di dalam kontak WhatsApp nya. Setelah menemukan nama yang di cari, ia langsung memencet simbol telfon dan menempelkan benda pipih itu di telinga kanannya.
"Hallo" Terdengar suara gema di sebrang telfon.
"Lo dimana ?" Tanya Dava .
"Kenapa dav ? Gue dirumah"
"Kemana lo saat keadaan Britney memburuk seperti sekarang ?" Tanya Dava To The point.
Gema yang mendengar itu langsung membulatkan matanya dengan sempurna. Apa ia tidak salah dengar ? Apa maksud Dava bilang keadaan Britney memburuk ? Bukan kabar seperti itu yang ia harapkan, kali ini gema lebih mendekatkan ponselnya di telinga, mencoba mencerna setiap kata yang Dava ucapkan.
"Ma—maksud lo apa ? Memburuk gimana ? Britney baik-baik aja kan ?" Tanya nya dengan gusar.
"Britney kejang-kejang, detak jantung nya lemah. Lo udah gak perduli sama dia ? Lo sibuk sama arabel ? Lo boleh sakit hati karna berkali-kali di tolak sama dia , tapi dia tetep sahabat Kita Gem. Dan dia lagi ada di titik paling rapuh di hidup nya, apa lo gak nyesel kalo sampe terjadi apa-apa sama dia dan kita gak ada di sampingnya ?!"
"Jaga omongan lo dav!" Gema yang saat ini emosinya sedang naik turun, Fikiran nya kacau, kepalanya penat, seakan tidak terima Dava bicara seperti itu. Dava tidak mengerti se-khawatir apa gema pada Britney, dan Dava tidak tahu serumit apa beban masalah yang setiap hari gema hadapi. Bisa-bisanya Dava bicara selancang itu pada dirinya. Gema menggelengkan kepalanya kuat-kuat, cukup ia tidak boleh emosi pada Dava, karna hal itu akan semakin memperkeruh keadaan yang ada.
"Gue kerumah sakit sekarang." Tukas nya. Kemudia memutuskan sambungan telfon.
Setelah sambungan telfonnya terputus, ia meraih Jaket jins nya dan segera memakai nya fikirannya semakin kalut, perasaan nya sangat tidak enak , seperti akan terjadi hal yang tidak di inginkan. Jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya, entah mengapa hati nya terasa begitu gelisah terlebih saat Dava mengucapkan kata-kata sepahit tadi.
Tuhan, andai saja ia bisa bertukar posisi pada Britney saat ini, apa Britney se-khawatir ini ?Saat ia hendak keluar kamar untuk meraih motor ninja kesayangannya, langkah kaki nya terhenti karna tiba-tiba saja ponsel nya bergetar menandakan ada satu notifikasi masuk di ponselnya . Dengan cepat gema membuka ponsel nya, berharap Dava atau alana lah yang mengirimi ia chat. Tapi ternyata ...
"Hai kak gema, mau jemput jam berapa ? Aku udah rapih ya.. aku tunggu kakak. See you kak (: "
Gema menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia lupa jika malam ini sudah ada janji dengan Arabell. YaTuhan jika saja ia bisa membelah dirinya menjadi 2 mungkin ia akan mengunjungi Britney dan menepati janji nya dengan Arabell .
![](https://img.wattpad.com/cover/196690558-288-k158582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT TANPA SAYAP
RomanceMalaikat tidak selamanya memiliki sayap . Contoh nya kamu.. mungkin bagi ku hanya kamu satu-satu nya malaikat berbalut jas dokter . Terimakasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, sampai akhir tarikan nafas terakhir ku berhembus di dalam d...