"Punya─ Ibu bisa kok jadi sahabat kamu, sayang" bisik Ana, meskipun hampir menangis tapi wanita itu menahannya agar Shalu tidak bersedih atau bertanya-tanya mengapa ibunya harus meneteskan airmata
"Tuhh kan, Shalu bersyukur dilahirin sama Ibu" kata gadis itu, masih nyaman berada dalam dekapan kedua tangan ibunya "Coba kalo yang lahirin Shalu orang lain─ mendingan balik lagi deh ke rahim hahahaha"
"Hahhahaa apaan sih, gimana bisa balik lagi?" mereka berdua bercengkrama bersama, sebelum hari mulai larut dan sore berganti malam, langit yang semula terang akan menjadi gelap, tapi dirumah ini tetap Shalu yang akan menjadi sebuah penerang disetiap waktunya bagi Ana
Alih-alih sudah nyaman berduaan, mereka jadi membenarkan posisi agar bisa lebih lama berdekapan seperti ini, membuat Ana bersandar pada sofa sedangkan Shalu bersandar pada tubuh ibunya
"Bu─" panggil gadis itu
"Hmm?"
"Mau cerita gak, kenapa Ibu milih Ayah buat jadi temen hidup Ibu selamanya? Ibu yakin, Ayah bisa Ibu percaya sampe tua nanti?"
Ana hanya tersenyum kecil lalu beralih menatap langit-langit ruang tengah "Beneran yah, kamu udah sedewasa ini─ eh tapi sekarang Ibu udah tua kok, bukan nanti-nanti lagi" mendengar putrinya sudah bisa menanyakan pertanyaan seserius itu membuat Ana sungguh percaya kalau waktu memang berjalan begitu cepatnya
"Ngga, Ibu masih muda tau"
Respon sang ibu hanya membuat Shalu semakin penasaran, gadis itu pun membenarkan posisinya dengan menarik kedua tangan Ana agar semakin erat mendekapnya dari belakang "Ayo bilang dong─ siapa tau Shalu dapet ilmu, cara memilih jodoh yang benar" guraunya
"Ya ampun" keluh Ana
"Hahahhahaah" lalu mereka berdua tertawa bersamaan, setelah mencerna ulang apa yang baru saja mereka katakan secara sadar itu
"Emm─ gak tau nih mau bilang apa, Ibu bingung kamu sebenernya mau tau bagian mananya? Coba intinya deh, biar cepet"
"Ahhh Ibu, intinya ya udah... Ibu cerita dari awal ketemu Ayah, kenal, deket, suka, terus lanjut sampe nikah, Shalu perlu tau"
"Waduhhh, gak ah panjang banget itu"
*note: shalu baca aja putih abu 01 :vShalu menekuk wajahnya mendengar Ana malah berkata demikian "Ibuuu─ ya udahh, intinya dulu kalian kenal dimana? Shalu nyicil deh tanyanya" sebuah keringanan, namun tetap saja intinya gadis ini ingin tahu segalanya
"Oke, waktu itu pokoknya lagi ujan... keluarga Ibu pindahan dari kontrakan ke rumah baru, umur Ibu sekitar empat atau tiga tahun lupa deh, pokoknya masih digendong sama Eyang putri"
"Terus, abis itu kemana? Ketemu Ayah ditaman deket rumah yah? Atau diwarung?"
"Nggalahh, sok tau ih─ orang ketemunya pas ngasih oleh-oleh ke tetangga, sama-sama masih digendong sama orangtua masing-masing─ gak inget ngasih apa waktu itu, ya gitu pertama kali ketemu"
Seketika Shalu terdiam, entah ia sedang terkejut atau sama sekali tidak tertarik. Yang pasti gadis itu diam saja "Kenapa? Ngga bagus yah ceritanya?" tanya Ana, menduga-duga karena Shalu belum berkomentar apapun hingga detik ini
"Tetangga?" tanya Shalu
Ana mengelus surai putrinya itu sambil mengangguk "Iya tetangga─ kamu dari dulu ngga sadar kenapa rumah Eyang putri sama Nenek sebelahan? Kamu anak siapa sih, Sha─" keluhnya
"Serius tetanggaan dari kecil?" Shalu belum juga percaya, mungkin ia mengira kalau rumah orangtunya bertetangga saat sudah menikah saja, tapi ternyata selama itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...