"Iya yah, padahal Daniela kalo keliatan dari mukanya tuh─ tipe-tipe cewek kalem, baik, terus sopan karena dia tetep pake rok meskipun bukan disekolah" ucap Ana
"Iya kan Bu, aku aja pernah mikir kalau Daniela kayaknya sama sekali ngga punya celana dilemari bajunya" kata Shalu, membuat dua perempuan dikamar tersebut jadi tertawa bersama-sama
"Cuma rok berbagai model dan ukuran ya, ada yang selutut, sepaha, semata kaki" tambah Ana
"Warna merah, warna kuning, warna ijo" ucap Shalu, kembali membuat sang ibu tertawa menemani dirinya "Eh, tapi mumpung Ibu lagi disini─ aku mau tanya sesuatu deh" kata gadis itu, tiba-tiba berada dalam mode serius
"Tentang apa dulu nih, kalo pelajaran Ibu ngga mau jawab ah─ pusing" keluh Ana, belum apa-apa sudah menolak saja membuat putrinya tertawa kecil seraya meraih tangan sang ibu
"Serius ihh, ini tentang cowok yang rajin ke masjid" kata Shalu, sambil menukar tatapannya dengan Ana "Menurut Ibu─ cowok yang sering ke masjid itu, cowok yang kayak gimana?" tanyanya, dengan penuh rasa penasaran
"Emm" mendengarnya, Ana sejenak berpikir seraya membalas genggaman tangan putrinya ini "Baik sih, udah pasti cowok baik─ ini menurut Ibu loh ya, ngga tau kalo kata yang lain" jelasnya
Membuat Shalu tersenyum lebar seraya semakin bersemangat untuk membahas topik ini "Terus, kalo misalnya cowok ini rajin ke masjid tapi sering berantem─ masih bisa Ibu cap baik, atau ngga?" tambahnya, semakin penasaran
"Tergantung sih" kata Ana, sambil terus menggali otaknya "Kalo berantem ada alasannya, mungkin masih bisa dibilang baik─ misalnya dia berantem karena liat temennya dalam bahaya, atau berantem buat dapetin sesuatu gitu─ ehh, iya gak sih?" gerutunya, seraya menjabarkan
Sedangkan Shalu hanya mengangguk-angguk saja, ternyata pemikirannya masih terhubung dengan sang ibu yang berpikir seperti itu juga "Tapi, emang kenapa kamu tiba-tiba nanya kayak ginian? Ada cowok yang lagi kamu suka, Sha?" tanya Ana, langsung mengutarakan isi hatinya
"Hah?" Shalu pun seketika terkejut, karena tiba-tiba diserang oleh pertanyaan yang memang sedang sinkron dengan hatinya "Ngga─ cuma tanya aja, karena tadi mikir, ada gak yah cowok yang modelnya kayak gitu? Punya sisi bad sama good dalam satu pribadi" jelasnya
"Ohh, ada kok pasti" kata Ana, seraya beranjak dari posisi duduknya "Cuma jarang─ mungkin kalo diumpamain, cuma satu dibanding seratus" tambahnya, dengan nampan ditangannya
"Oke, makasih Bu─ sekarang Sha mau marahin Damar dulu, kasian Daniela, mungkin nanti sampe ngga bisa tidur gara-gara dimarahin Damar" kata Shalu, membuat sang ibu terkekeh kecil
"Ya udah, kalo ngga ada pr langsung sholat isya yah Sha, terus turun ke ruang tengah─ sebentar lagi Ayah pulang" pesan Ana, seraya melangkah menuju pintu kamar
"Oke, Bu" sahut Shalu, sambil tersenyum manis membuat Ana membalas senyuman tersebut juga sambil menutup pintu kamar putrinya
###
Sedangkan Angel, baru saja membuka pintu kamar Damar yang kelihatannya hening saja sedari tadi "Dam" ternyata, saat diperiksa, laki-laki itu sedang menatap ponselnya terus-menerus dengan raut wajah yang gelisah seperti sedang menunggu kabar dari seseorang
"Kenapa, Mom?" sahut Damar, menyadari Angel telah berada diambang pintu kamarnya dan hanya terdiam saja menatapinya dari sana
"Lagi ngapain? Kok ngeliatin hapenya sampe serius banget gitu─ lagi nunggu balesan chat dari cewek?" tanya Angel
Seketika membuat putranya itu terkejut mendengar pertanyaan berupa tuduhan seperti itu, dengan refleks Damar menaruh ponselnya dikasur lalu beranjak bangun dari sana "Ngga─ orang nunggu Shalu, dia tuh udah pulang atau belum sekarang, soalnya daritadi ngga ngasih kabar" jelasnya, sambil melangkah keluar kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...