"Dihh, woy! Belom kelar ini" protes teman-teman satu tim Rio, tapi tidak didengarkan oleh Rio yang sudah terlanjur jauh berlari, bahkan para penonton sekitaran pinggir lapangan pun mulai bubar, padahal hanya Rio yang keluar dari lapangan "Ya elah─ mereka ngumpul bukan nonton permainannya, tapi nontonin muka si Rio doang" keluh Bramana, baru paham
Rio yang ternyata berlari menghampiri Damar dan Daniela, langsung menunjukkan senyuman manisnya meskipun sambil terengah-engah "Cieee, berduaan" celetuknya, membuat kedua temannya itu menoleh dengan bingung
"Apaan─ orang gua lagi nanyain soal Shalu sama Aro, tapi dia malah ngga mau bilang apa-apa, padahal selalu duduk disamping Shalu" kata Damar, meluruskan alasan kenapa dirinya mengasingkan diri berdua dengan gadis itu
Rio yang paham pun, segera menyamakan langkah kaki mereka berdua juga dengan segenap rasa penasarannya "Iya bener, lo kan duduk disamping Shalu─ jadi pasti denger lah semua yang mereka omongin" ucapnya
Membuat Daniela menggeleng, seraya berhenti melangkah "Menguping pembicaraan orang lain itu, ngga boleh─ bukan perbuatan yang baik" kata gadis itu, seketika membuat Rio menukar pandangannya dengan Damar karena terkejut
"Iya, tapi kalo bocorin demi kebaikan itu gapapa─ lagian kan lo selalu disitu, jadi udah pasti dengerin semua yang Aro kasih tau ke Shalu" kata Damar, sudah paham kalau gadis ini sangatlah tidak ingin melakukan hal buruk atau sesuatu yang membuatnya berdosa
Namun, Rio yang baru mengenal Daniela sekarang malah sedang kebingungan dan sedang menahan segenap tawa juga mendengar percakapan mereka yang aneh ini "Gila, lembut banget ngomongnya Daniela─ sampe ngga mau bocorin apa yang padahal lo dengerin tiap hari" gerutu Rio, sambil menggeleng tak habis pikir
"Iya, aku emang denger sedikit apa yang mereka omongin─ tapi aku ngga bisa kasih tau sama kalian, karena ini termasuk informasi pribadi yang ngga boleh disebarluaskan sembarangan─ biarin Shalu lakuin apa yang dia mau, aku bakal larang dia kok kalo itu perbuataan yang ngga baik" jelas Daniela, menegaskan mengapa ia harus bungkam
Damar yang paham pun segera menghela nafas, sedangkan Rio malah kembali tersenyum seraya menatap gadis disampingnya itu "Wihh, kalo gue jajanin ice cream─ Daniela mau kasih tau ngga?" tanyanya, menawarkan sesuatu yang sangat feminin, berhubung menurutnya Daniela ini adalah gadis yang lembut dan lugu seperti itu
"Ngga suka, ice cream" kata Daniela, seraya menggeleng kecil dengan segenap kejujurannya, tapi sempat tersenyum juga karena kelakuan Rio ini ternyata berbeda sekali dengan Damar
"Kalo lolipop? Permen kapas? Cokelat? Atau susu dehh─ pasti suka" kata Rio, masih berusaha untuk membujuk Daniela agar mau membocorkan informasi yang didengarnya itu
Tapi, gadis itu terus menggeleng-geleng, membuat Damar langsung menepuk pundak Rio dengan kasar "Ngga semua cewek suka yang kayak gituan" protesnya, secara tidak langsung meminta temannya itu untuk berhenti menawarkan sesuatu yang manis seperti itu
"Ohhh, berarti seblak aja gimana? Atau bakso?" tambah Rio lagi, membuat Damar yang agak kesal segera merangkulnya dengan sadis
Sedangkan Daniela hanya dapat tertawa, seraya menyaksikan perkelahian kecil dua laki-laki itu "Yang kamu lakuin ini sama aja ngga baik─ ngga boleh sogok orang lain demi dapet informasi pribadinya, nanti dosanya langsung jadi dua gunung loh" ucapnya, sambil menyindir Damar juga karena dulu pernah berkata begitu padanya
Seketika Damar pun segera melepaskan rangkulannya dari leher temannya itu "Haha, iya juga─ tapi ayolah kasih tau aja, niat kita juga kan baik supaya bisa jagain Shalu dari Aro si alis angry bird itu" ucap Rio, mulai berkata asal-asalan lagi membuat Damar hanya dapat memperdatar wajahnya sambil menggeleng
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...