Tingtong!
Sedangkan Thea sekarang sudah berada didepan rumah Ralin, gadis itu memencet bel disamping pagar dengan sepedanya yang belum sempat ia standarkan "Ehh─ Yya, siang-siang gini naik sepeda, panas loh" kata Lili, membuat gadis itu segera memasukkan sepedanya ke dalam halaman rumah, lalu menyetandarkannya untuk meriah tangan Lili dan menciumnya seperti biasa
"Gapapa Bunda, abis dirumah panik mulu bawaannya─ jadi sekarang mau ngerecokin Ralin deh, daripada panik sendirian" kata Thea
"Ah, Ralin juga daritadi ngga belajar─ kita lagi bikin pie susu" ucap Lili, sambil memperlihatkan tangannya yang sedikit menyisakan tepung
"Ohh, asik dong─ Yya doyan banget pie susu lagi" keluh Thea, membuat mereka berdua tertawa seraya mulai melangkah untuk memasuki rumah, dan betapa terkejutnya Thea saat sampai didapur, menyadari kalau yang sedang membuat pie disana bukanlah Lili dan Ralin saja, tapi ada Jaemin juga yang tengah memecahkan telur dengan satu tangan
"Yeay, Ayah bisa Bunda" celetuk Ralin, membuat tatapannya akhirnya bertemu dengan Thea yang baru saja datang "Yyaaa─ kok ngga bilang mau kesini sih, kebetulan gue mau cerita sesuatu" kata Ralin, langsung antusias dan menarik tangan Thea agar bergabung dengannya didapur
"Ehh, Thea─ mau bantuin bikin pie juga nih?" tanya Jaemin, seraya mencari tempat untuk membuang cangkang telur, membuat Lili segera menyodorkan mangkuk berlapis plastik padanya
"Ehehehe, kalo Yya tunggu matengnya aja boleh ngga Ayah?" celetuk Thea, membuat mereka langsung terkekeh, bahkan Ralin mulai melepas apron ditubuhnya karena antusias sudah memiliki teman untuk menghabiskan waktunya dikamar
"Ralin sama Thea mau mulai belajar ya, Ayah, Bunda" pamit Ralin, terlihat sudah tidak sabar sekali ingin berbagi cerita pada temannya itu
"Ohh, oke─ biar Ayah sama Bunda yang selesein pie susunya, nanti kalo udah jadi pasti diketok kamarnya" kata Jaemin, dibalas anggukan setuju dari Lili dan akhirnya kedua gadis itu mulai berlari menuju kamar Ralin "Anak cewek gitu ya, kalo udah ketemu sama temennya" gerutu Jaemin
"Ya gitu, namanya juga ABG" kata Lili
"Eh" keluh Jaemin, baru sadar akan sesuatu yang membuatnya jadi sangat penasaran "Sebenernya Ralin udah punya pacar belum ya?" gerutunya, tiba-tiba jadi khawatir terhadap hal tersebut
"Ngga tau─ kalo udah punya pasti dia cerita, ngga mungkin diem-diem aja" menurut Lili, yang sedang sibuk mengaduk toping susu yang akan diguyurkan ke atas pie besar mereka yang sedang dipanggang oleh pan sekarang
"Iya yah, tapi bisa aja dia diem sayang─ dulu juga aku ngga langsung ngomong sama Bunda pas pacaran sama kamu, masuk SMA baru berani bilang" kata Jaemin, melihat dari pengalamannya
Lili yang mendengarnya sejenak terdiam, karena dulu dirinya pun baru berani mengatakan kalau Jaemin adalah kekasihnya adalah saat duduk dibangku kelas dua ataupun kelas tiga SMA, itupun tidak secara langsung alias menjawab pertanyaan bertahap dari orangtuanya yang perlahan-lahan mulai curiga dengan laki-laki yang selalu mengantar-jemputnya ke sekolah
"Ihh, masa sih Ralin kayak gitu?" akhirnya, mulai muncul rasa curiga di lubuk hati terdalam seorang Lili, karena memang benar bisa saja Ralin selama ini menyembunyikan statusnya
Padahal, sebenarnya baik Ralin maupun Thea belum ada yang benar-benar mengerti apa itu fungsi dari hubungan sepasang kekasih, karena menurut mereka hubungan seperti itu hanyalah untuk status semata yang bisa dipamerkan pada teman-teman, atau bisa juga hanyalah sebuah ketertarikan para gadis kepada murid laki-laki yang tampan wajahnya, hanya sebatas itu pemikiran dua remaja yang belum dewasa ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...