New Story #14

628 60 49
                                    

Shalu yang menyadari kalau Aro baru saja datang, sekarang segera menghentikan kegiatan merapihkan surainya "Udah tav, lo udah puas kan sekarang─ bikin gue keliatan kembar sama Daniela?" celetuknya, membuat Altav terkekeh sambil mencubit pelan sebelah pipi gadis itu

"Kan kalo gue baca dibuku, sahabatan sesama cewek itu pasti bakalan selalu dibilang kembar sama orang-orang─ makanya kalo Daniela suka dikuncir, lo juga coba dikuncir" kata Altav

"Ya dah, terserah lo" celetuk Shalu, seadanya saja, sambil melambaikan tangan kepada temannya yang sudah akan kembali ke kelasnya itu, ia pun segera melangkah memasuki ruang kelasnya juga sambil merogoh saku rok abu-abunya "Aro─ nih ada salep lagi" ucapnya, to the point menaruh salep tersebut dimeja Aro saat sedang melangkah menuju bangkunya

Saat gadis itu telah menduduki bangkunya, Aro menoleh seraya mempertanyakan salep yang kelihatannya berbeda dengan yang sebelumnya Shalu berikan padanya "Itu buat penghilang bekas luka─ jadi kalo udah ngerasa ngga ada lebam, sama goresan lagi, lo pake salep itu biar muka lo bersih jadi ngga berbekas lukanya" jelas Shalu

"Ohhh" kata Aro, sambil mengangguk-angguk saja seraya langsung menaruh salep tersebut ditas ranselnya agar tidak ketinggalan

Membuat Shalu langsung memperhatikan wajah laki-laki itu secara diam-diam mumpung sedang menoleh ke belakang "Btw─ gimana kemarin? Lancar ngga?" tanyanya, mencoba membahas pekerjaan yang sudah ia bantu sebisa mungkin itu, berhasil membuat laki-laki itu mendongak

Ini adalah pertama kalinya Aro menatap wajah Shalu dengan seksama, bahkan ia baru sadar pula kalau gadis itu sangatlah nyaman dipandang mata, namun tidak mau salah fokus dan berlama-lama lagi, Aro segera mengeluarkan sebuah amplop berwarna cokelat dan menyerahkannya kepada Shalu "Karna ngga ada rekening─ jadi dikasihnya cash" celetuknya

"Hah?!" sentak tak paham gadis itu, seraya meraih amplop yang saat dipegang agak tebal dan lumayan berat juga untuk seukuran uang cash "Gila─ jangan bilang lo dapet juara satu yah?" terkanya, sambil membuka amplop tersebut dan ternyata benar saja isinya adalah sejumlah uang yang sudah mereka bicarakan

"Iya, juara satu─ dapet sertifikat, sepatu, sama uang" kata Aro, mencoba menjelaskan namun tetap saja dengan singkat, karena suaranya yang berat dan tidak bisa bicara banyak-banyak itu

"Wahhhh, selamat!" sentak Shalu, seraya meraih tangan Aro dan menggenggamnya karena ikut bahagia "Bener kan apa kata gue─ event kayak gini hadiahnya lebih gede dan lebih menjanjikan" tambahnya, seraya menyerahkan amplop tersebut kembali kepada pemiliknya

"Ini sih lo harus bikin rekening beneran, kalo jadinya kayak gini terus nanti uang lo makin numpuk banyak, dan ngga tau mau ditaro mana lagi, kan?" kata Shalu, sambil tersenyum bahagia

Namun, Aro menggeleng seraya menggeser amplop tersebut kembali ke hadapan Shalu "Ini punya lo, uang pendaftarannya juga kan lo yang bayar─ jadi, gue ngga berhak" ucapnya

"Dihh" membuat Shalu sangatlah terkejut, karena tidak begitu yang ia maksudkan selama ini "Ngga, ro─ yang berjuang siapa masa yang dapet hasilnya siapa, udah lo ambil aja, lagian ngga ada uang pendaftarannya kok─ kata siapa ada uang pendaftaran coba?" elaknya, dengan segenap alasan agar laki-laki itu mau menerimanya

Tapi, tentu saja Aro tahu kalau itu hanyalah akting untuk membuat dirinya merasa lega dan tidak sungkan lagi "Kalo gitu lo yang pegang" kukuh laki-laki itu, tidak mau merepotkan orang yang belum terlalu dikenalnya dengan baik ini

Shalu yang paham dirinya belum sepenuhnya dipercaya pun, sekarang mulai menukar tatapannya dengan Aro yang masih berposisi menghadap ke arahnya itu "Gue cuma mau bantu lo, ro─ supaya lo ngga nambah poin pelanggaran sekolah yang bisa sampe di drop out, tapi masih tetep bisa ngehasilin uang lewat berantem juga─ tempatnya safety kan, mereka juga pake pelindung yang lengkap, makanya muka atau tangan lo ngga luka lagi" jelasnya, meyakinkan

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang