Di saat Altav sedang terkejut dengan tangan kanannya yang masih Shalu genggam, Ralin dan Thea di sofa ruang tengah sana malah mempunyai pandangan berbeda soal kedua kakaknya itu "Astaga─ lin, liat deh Kak Altav sama Kak Shalu uwu banget" kata Thea, sembari mengintip ruang tamu lewat lorong penghubung ruangan
Ralin yang di paksa melihatnya juga, seketika langsung membelakak terkejut mengetahui tangan Shalu dan Altav saling menggenggam erat tidak kunjung di lepaskan juga "Ihhh, kok Kak Altav sama Kak Shalu, Yya? Bukannya dia suka sama lo?" celetuk Ralin, sembari meraih potongan semangka yang ada di dalam segelas fruit ade nya itu
"Lah, kata siapa?" elak Thea, seraya merangkul sadis leher Ralin dan menyuruhnya agar fokus memperhatikan Altav dan Shalu "Liat pake mata kepala lo sendiri─ Kak Altav itu sukanya sama Kak Shalu, kalo sama gue cuma gengsi aja sama Rio, namanya juga mereka saingan jadi yah udah pasti soal cewek yang di suka bakal nggak mau kalah juga" menurut Thea, yakin sekali kalau Altav tidak benar-benar menyukainya
"Yakin lo?" tanya tak setuju Ralin
Di tengah itu, kemunculan Theo yang sedari tadi sibuk menyantap barbeque pun akhirnya tiba juga "Lin, ayo anterin gue ke indomaret─ di suruh beli bedak sama bapak-bapak" kata Theo
"Ihhh, mau main apa?" tanya Thea, antusias
"Katanya sih catur atau tenis gitu─ yang kalah di bedakin" jelas Theo, membuat Thea menekuk wajahnya karena permainannya ternyata tidak seru, sedangkan Ralin beranjak bangun dari sofa karena sudah bosan duduk di sana terus sedari tadi
"Ayo lah, mau menghirup udara segar juga gue" kata Ralin, di balas anggukan dari Theo yang mulai mencari kunci motor beserta jaketnya, setelah menemukan dua benda tersebut Theo segera meraih tangan Ralin karena sudah kebiasaan
"EHHH" namun, kali ini terdengar ada yang menegurnya dari ambang pintu teras belakang "Jangan pegang-pegang" ternyata, siapa lagi dia kalau bukan seorang Jaemin sangat tidak ingin putrinya di nodai oleh anak laki-laki mana pun
Theo pun refleks melepaskan genggamannya, membuat seisi ruangan langsung terkekeh menyaksikan adegan tersebut "Ya elah Jaem, dulu juga pas pacaran Lili nya di pegangin terus" celetuk Yuhi, kembali membuat tertawaan semakin kencang
"Maap-maap nih yah, kalo buat Ralin tidak di perkenankan untuk menyentuh apapun─ termasuk tangan atau pun kakinya" kata Jaemin
"Hahahhahaha, over protectif lagi" ledek Angel
Saat ruang tengah sedang di ributkan oleh tertawaan beserta Theo dan Ralin yang menjadi pusat perhatian, lain dengan ruang tamu yang suasananya masih sunyi karena Altav dan Shalu masih mempermasalahkan soal kalimat tentang Aro tadi "Lo yakin, Sha? Sejak kapan sadar kalau lo demen ama preman gang itu?" tanya Altav, heran
"Aro bukan preman" sahut Shalu
Altav menautkan sebelah alisnya menyadari gadis itu mulai membela laki-laki yang katanya di sukainya ini "Gak tau ini tuh tav─ pokoknya ada perasaan aneh aja gitu tiap liat dia, kayak tiba-tiba sering lupa mau ngapain? Atau tiba-tiba ngerasa dag-dig-dug gitu" jelas Shalu
"Tapi tetep aja dia preman, Sha" tegas Altav, tidak ingin sekali Shalu memilih wadah yang salah atas perasaan jatuh cinta pertamanya itu "Kalo mau di bandingin sama Damar─ Aro itu jauh di bawah Damar, mendingan lo mulai belajar suka sama Damar daripada harus nerusin perasaan lo ke si Aro itu" kata Altav, memberikan saran kecil yang malah terdengar seperti sebuah pemaksaan
"Nggak, tav─ Aro itu bukan preman, dia udah berubah dan lagi dalam fase memperbaiki diri" kukuh Shalu, sembari menukar tatapan yakinnya dengan laki-laki di hadapannya itu "Gue gak suka lo ngejatuhin orang lain cuma karena lo pengen Damar jadi yang terbaik di telinga gue" tambahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...