New Story #12

754 61 31
                                    

"Haduhh, susah banget yah nungguin lo sendirian gini─ setiap kita liat lo kalo ngga lagi sama Altav, pasti sama Rio, atau Damar yang sekelas" kata gadis lainnya, sepertinya memang sudah memperhatikan Shalu dari jauh-jauh hari

"Iya, waktu itu pernah sih gue liat berduaan sama temen cewek lo─ siapa tuh?" tanya gadis ketiga, dibalas anggukan setuju dari ke empat teman-temannya disana

"Daniela" balas Shalu

"Nahhh, iya Daniela" sahut gadis yang tadi sempat melambaikan tangannya pada Shalu "Beneran yah, lo cangtip banget kalo diliat dari deket gini─ parah sih, subhanallah" tambahnya

"Makasih, btw─ ini ada perlu apa ya?" tanya Shalu, to the point saja karena sejujurnya ia tidak suka berada ditengah-tengah gerombolan orang yang tidak dikenalnya seperti sekarang ini

"Oh, hahaha" dan mereka malah tertawa mendengar Shalu bertanya seperti itu, lalu salah satu dari mereka pun tiba-tiba bergerak sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Shalu "Kita─ mau minta nomornya Damar" bisik gadis itu

Membuat Shalu sempat ingin pecah tertawa, tapi tentu saja ia tahan, karena gadis-gadis ini sama sekali tidak menganggap hal tersebut lucu "Sama─ Rio juga, kalo ada" tambah gadis lainnya, membuatnya langsung dapat pukulan dari teman disampingnya yang kelihatannya malu

"Katanya mo mintain satu aja, kenapa lo jadi ngegas minta nomornya Rio juga" keluh mereka, sedang berembuk memarahi salah satu teman mereka yang out of planning itu

"Iya, udah Damar aja─ kalo Rio pasti ciwi-ciwi lain udah banyak yang save, pasaran" kata mereka, berhasil sekali membuat Shalu semakin ingin tertawa terbahak-bahak disana

Lalu, setelah selesai berembuk ke lima gadis ini kembali menoleh menatap Shalu "Ehehe, maaf kesalahan teknis tadi" kata salah satu gadis, sambil menunjukkan senyuman malunya

Shalu yang tidak punya pilihan lain pun, segera meraih ponselnya yang ia taruh disaku roknya, namun ditengah kegiatan Shalu yang sedang membuka kunci layar, para gadis ini kelihatan sudah ribut saja "Sabar yah, dicari dulu" ucapnya, membuat mereka semua semakin histeris

"Sha, jangan─ kita cabut dulu, nanti aja nomornya" tiba-tiba saat kontak Damar sudah ditemukan, mereka malah bilang begitu, lalu buru-buru berlari meninggalkan Shalu disana

Gadis itu tentu saja kebingungan, dan segera menoleh memeriksa keadaan koridor dibelakang badannya "Loh, kok lo belom sampe kelas?" ternyata, disana memang ada Damar dengan setumpuk buku paket ditangannya, pantas saja para gadis tadi langsung berlari terbirit-birit

"Hahahhahaha" membuat Shalu yang paham langsung terkekeh tak habis pikir "Parah, harusnya lo jangan muncul dulu, Dam─ hampir aja kelar gue ngeshare nomor lo" keluhnya

Membuat Damar kebingungan, dan sangatlah tidak paham dengan ucapan gadis disampingnya ini "Apaan sih? Mendingan bantuin bawa nih" ucapnya, seraya menyerahkan tiga buku paket ke tangan Shalu agar bebannya menjadi agak ringan karena masih ada setumpuk ditangannya

Sampai dikelas, mereka berdua langsung menaruh buku paket tersebut dimeja guru yang ada disebelah papan tulis "Guys, kata Bu Ageng bikin kelompok dibagi sejumlah buku paket yang ada didepan sini ya" kata Damar, menyampaikan pesan dari guru mata pelajaran biologi yang kemarin menitipkan perintah itu padanya

"Oke, Damar" celetuk para gadis dikelas, dengan semangat, membuat Damar mengangguk saja "Damar kita satu kelompok yuk" ajak Teti, padahal laki-laki itu baru sampai dibangkunya

"Ayo" sahut Damar, berhasil sekali membuat teman sebangkunya itu kesenangan, namun mereka memang masih membutuhkan tiga anggota lagi untuk membentuk satu kelompok yang utuh "Sha─ sekelompok sama gue sama Teti juga, ya?" celetuknya, sambil menoleh

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang