New Story #35

499 69 151
                                    

Di saat Daniela melangkah keluar dari gerbang sekolah seorang diri, Shalu di sisi lain sedang melangkah bersama Aro menuju ke basement parkiran kendaraan, keadaan canggung mereka karena pembahasan di kursi koridor tadi pagi jadi agak membuat bingung satu sama lain, bahkan Aro saja tidak tahu harus mulai berkata apa

"Ro" panggil Shalu, yang sudah tidak tahan lagi dengan keadaan canggung ini, membuat Aro yang berjalan di sampingnya jadi menoleh dengan seribu tanda tanya "Gue kesana─ sepeda gue di sana soalnya" kata Shalu, mencoba memberikan kode kalau mereka sudah harus berpisah di sana

Namun, Aro yang masih gugup pun jadi menelan saliva sembari mengangguk "Iya, duluan aja" kata laki-laki itu, belum kuasa untuk meluruskan topik di koridor tadi pagi, yang padahal sangatlah Shalu tunggu-tunggu dan di pertanyakan sekali

"Oh, oke" tanpa bisa berbuat apa-apa lagi, Shalu pun melangkah ke arah kanan sembari melintasi Aro yang berdiri diam di sampinya itu "Gue duluan yah, lo hati-hati bawa motornya" pamit Shalu, di balas anggukan saja oleh Aro yang masih tidak tahu harus bagaimana karena sedang terkekang rasa gugup dan gelisa yang melebur jadi satu

Akhirnya Aro membiarkan begitu saja Shalu pergi dengan sepedanya, padahal harusnya hari ini Aro bisa mengutarakan perasaannya karena telah berhasil memberikan kode keras pada seorang gadis yang bersangkutan dengan hatinya itu, namun apalah daya, kali pertama memang tidaklah semudah mengedipkan mata

###

Kreek

Ana yang melihat putrinya baru saja sampai di rumah sembari menyetandarkan sepedanya, segera mematikan air yang mengalir di selang berwarna hitamnya itu untuk sejenak meraih tangan Shalu dan menerima salamnya "Kamu udah makan belum, Sha?" tanya Ana, seraya menyalakan aliran air di selangnya kembali

Shalu yang melangkah menuju teras depan rumahnya pun, mulai menanggalkan sepasang sepatunya sembari berpegangan pada tembok "Belum─ Ibu masak apa?" sahut Shalu, membuat Ana menoleh sembari tetap fokus juga agar seluruh tanamannya mendapatkan air yang rata dan cukup untuk menyegarkan tubuh mereka

"Aduh, makanya Ibu tanya karena kebetulan Ibu lagi gak masak" kata Ana, seraya menyelesaikan kegiatan menyiram tanaman "Kita beli aja yuk, kamu lagi mau makan apa, Sha? Ayam, steak, padang, atau pecel gitu?" tanyanya, sembari bergerak jongkok untuk menggulung selang dan tentu saja merapihkannya seperti semula

"Pecel enak sih, tapi tunggu Ayah aja─ Ibu kan lagi agak bermasalah badannya, takut nanti kenapa-napa di jalan" kata Shalu, yang sedang menanggalkan kaos kakinya di sofa teras, paham sekali karena sejak dua bulan lalu Ana sudah sering mengeluh pada putrinya ini soal tubuhnya

"Iya sih, nanti sama Ayah aja belinya bener" kata Ana, seraya beranjak dari posisi jongkok dengan suara agak mengeluh karena lelah "Sekalian cari nanas juga─ Ibu nggak mens-mens, takut deh" keluhnya, lalu melangkah menuju teras depan sembari menanggalkan sepasang sandalnya

"Ya udah, nanti Shalu telpon Ayah" kata Shalu

Mereka berdua pun segera memasuki rumah setelah menyelesaikan kegiatan masing-masing, tak lupa Shalu sempatkan menaruh sepatunya di rak terlebih dahulu sebelum berjalan menuju kamarnya, namun di saat baru akan melangkah ke dalam kamar, Shalu menemukan sang ibu tengah menekan bagian belakang lehernya di depan washtafle untuk mencuci tangan di dapur

"Bu" panggil Shalu, membuat Ana menoleh agak terkejut karena tadinya mengira kalau putrinya ini sudah memasuki kamar "Kenapa?" tanyanya, sembari melangkah ke arah dapur setelah menaruh asal tas ranselnya di sofa ruang tengah

"Gapapa─ cuma mual aja, jadi coba di teken lehernya biar keluar, capek mual terus mana gak jelas lagi kenapa" kata Ana, seraya menggeleng tak habis pikir akan keadaan tubuhnya sendiri

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang