New Story #22

672 67 21
                                    

Selepas menyelesaikan bermain air dipantai, mereka semua kembali ke villa untuk membersihkan diri dan mempersiapkan makan siang bersama "Order gofood aja kita kayak waktu liburan di Bali itu─ nyampe kan? Gofood ke daerah sini terjangkau lah ya?" gumam Gea, sebelum menekan aplikasi yang ia butuhkan diponselnya itu, membuat tangannya otomatis berhenti mengelus-elus kepala Altav yang sedang rebahan dipangkuannya sedari tadi

"Ngantuk deh" keluh Altav, seraya beranjak bangun dari sofa dan melangkah meninggalkan ruang tengah, karena setelah berenang dipantai dan mandi tentu saja yang timbul selain lapar adalah rasa kantuk

"Ehh─ mau tidur? Terus makan siangnya gimana pangeranku, kelewat dong?" celetuk Gea, membuat yang mendengarnya langsung terkekeh

Sedangkan Altav yang sudah mulai menapakki anak tangga hanya dapat tersenyum saja "Nanti bangunin aja, tav dikamar" kata laki-laki itu, dibalas anggukan paham dari sang mamih yang kembali menunduk menatap layar ponselnya

Plung─!

Sedangkan diteras depan, Thea sedang duduk santai berselonjor kaki disofa menyaksikan Ralin dan Theo yang sibuk bermain bola basket lagi dihalaman yang memiliki ring layaknya lapangan basket sungguhan itu "Et─ dunk shot" kata Theo, seraya mempertahankan bola ditangannya dan membawanya untuk bergelantung di ring

Plung!

Dan, dengan mudahnya laki-laki itu dapat memasukkan bola jika sudah bergelantung disana "Hump! Basi ah─ kerjaan lo slam dunk terus, udah tau gue ngga bisa blocking nya kalo kayak begitu" keluh Ralin, seraya melangkah ke arah ring disebrang sana untuk menjauhi Theo yang sedang memantulkan bola dengan senyuman bahagianya

*blocking: teknik menggagalkan lawan untuk mencetak angka

"Hahahaha, belom nyampe juga nyentuh ring? Gimana mau jadi atlet basket kalo tingginya masih kurang" kata Theo, meledeki gadis itu seraya berlari mendekatinya dan bahkan memutari tubuhnya sambil memantulkan bola

"Ihh─ siapa yang mau jadi atlet basket" kata Ralin, sembari bergerak untuk merebut bola dan akhirnya tercapai juga "Nah kan, lo tuh dari dulu emang ngga jago bawa bola Yo─ kerjaan lo gelantungan di ring tuh cuma karena lo tau itu kelemahan gue yang ngga nyampe buat slam dunk kan haha" celetuk Ralin, akhirnya dapat berlari seraya memantulkan bola dan melakukan jump shot ke arah ring

Teng!

Namun, sayangnya bola tidak masuk akibat salah kaki saat sedang melompat tadi "Ya, iya dulu sih emang gue ngaku gue kalah terus dari lo" kata Theo, sambil berlari untuk mengambil bola yang sudah keluar halaman itu "Tapi─ bentar lagi juga lo males main karena beban dibadan lo makin banyak" tambahnya, sambil melirik ke arah dada seorang Ralin dan langsung terkekeh

"Dih─ apa maksudnya tuh? Lo ngatain gue gendut?" celetuk tak mengerti seorang Ralin, karena pada dasarnya gadis ini masih tidak menyadari akan bentuk tubuhnya yang telah beranjak dewasa itu

Thea disofa teras yang kelihatannya bosan karena tidak ada tontonan lagi, mulai beranjak dan melangkah memasuki ruang tengah, lalu menapakki anak tangga tanpa ada basa-basi karena para ibu sedang sibuk berbincang dan para ayah tengah menghabiskan waktu mereka diruang tenis "Semoga ada" kata Thea, ternyata berniat mengunjungi kamar anak laki-laki

Tok tok tok

Mendengar ada yang mengetuk pintu kamar, Damar yang sedang menaruh pakaiannya dilemari pun segera melangkah untuk membukakan pintu "Hai Kak─ maaf ganggu" ucap Thea, membuat Rio yang sedang bersandar dibantal sambil bermain game online jadi penasaran dengan area pintu yang tidak bisa terlihat dari arah ranjang single nya itu

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang