DUAAR!
"YAH-YAH!" sentak Theo, melihat karakter game miliknya baru saja terkena lemparan hand granat dari musuhnya, yang tepat ada disampingnya sendiri yaitu siapa lagi kalau bukan sang Papa
"Yahahahhaha─ sekarang liat sapa yang mati duluan" ledek Haechan, puas sekali
Ditengah itu, Yuhi pun muncul menapakki anak tangga menuju ruang keluarga dilantai dua, yang sedang berisik dengan suara-suara tembakan dari speaker layar monitor playstation "Bang, buruan siap-siap udah jam sebelas" suruh wanita itu, mengingatkan putranya soal latihan renang yang memang sudah ia lakoni sejak duduk ditaman kanak-kanak
"Bang─ yang kamu maksud itu siapa sih, Mah? Yang lengkap dong kalo manggil" celetuk Haechan, karena rupanya ia sempat menoleh juga saat istrinya bersuara tadi
"Abang Theo lah" kata Yuhi, bersamaan dengan munculnya sebuah panggilan dari seseorang dilayar ponselnya "Biasanya kan kalo manggil kamu tuh─ Sayang, Papah, atau Chan? Gitu kan?" tambahnya, membuat putranya itu hanya tersenyum kecil sambil buru-buru beranjak
"Duluan yah, Pah" pamit Theo, berniat menuruni tangga untuk pergi latihan renang seperti yang sudah diperintahkan sang Mama
"Udah Mama siapin tas sama minum kamu disofa, Bang─ hati-hati naik motornya yah, jangan ngebut" pesan Yuhi, yang sempat mengelus pucuk kepala putranya itu sebelum ia benar-benar berlalu menapakki anak tangga
"Iyoi" sahut Theo, langsung menemukan ransel dan botol minum yang biasa dibawanya itu diatas sofa, namun sebelum meraihnya, laki-laki itu menyempatkan diri untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu dikamar pribadinya
Sampai didepan pintu kamar, ia berpapasan dengan Thea yang baru saja membuka pintu kamar tidur pribadinya juga, yang memang terletak berhadapan dengan milik Abangnya ini "Bang, lo mau ke olympic ya?" tanya gadis dengan masker lembab diwajahnya itu
Berhasil membuat Theo terkejut melihatnya, tapi untung saja laki-laki itu hanya tersentak tidak berteriak "IYA─ kagak usah keluyuran, kalo lagi maskeran bego!" umpatnya, seraya meraih sheet masker diwajah Thea dan melepaskannya dari sana dengan keputusan sepihak
"WOY ANJING!" tentu saja gadis itu mengumpat, baru beberapa menit ditempelkan, malah sudah dicopot bahkan sampai dilemparkan ke tong sampah "GOBLOK─ BEGO─ TOLOL─ BABI─ NGEPET!" seluruh umpatan berkeluaran dari mulut Thea, bahkan lengkap sampai menjambak rambut laki-laki dihadapannya itu tanpa ampun
"MAMAAAA" teriak Theo, setelah merasa tidak mampu melepaskan cengkraman yang mulai terasa perih dirambutnya itu, kalau diumpamakan mungkin sudah bagaikan digigit tokek yang baru bisa terlepas jika terdengar suara petir
Yuhi yang pasti mendengar teriakan tersebut, buru-buru menuruni tangga sambil mengakhiri kegiatan teleponannya "Nah, kan-kan─ mulai lagi mulai!" sentaknya, membuat Thea akhirnya melepaskan cengkraman tangannya itu dari rambut Theo dengan refleks
Melihat Yuhi mulai menghampiri, kedua anak itu langsung diam meskipun dengan segenap dendam yang masih sama-sama membara "Ngapain sih? Jangan cari gara-gara kalo udah punya kegiatan masing-masing tuh─ yang akur, inget kalian itu sodara, harus saling menyayangi" ceramah wanita itu, seraya bertolak pinggang menatapi kedua buah hatinya bergantian
"Lagian, orang lagi maskeran malah ditarik copotin gitu─ padahal lima menit aja belum udah dibuang ke tong sampah aja, Mah" kata Thea, mengadukan apa yang dilakukan sang kakak padanya sambil menunjuk tong sampah, dan menjelaskan juga kalau dirinya tidak bersalah
"Ya, salah sendiri lagi maskeran keluyuran─ sengaja mo nakut-nakutin orang, hah? Mo bikin jantungan seisi rumah?" sahut Theo, ikut membela diri karena sama sekali tidak mau kalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...