"Udah ke foto kayaknya" kata Theo, sudah tahu begitu, namun belum mau melepaskan rangkulan atau tatapan matanya dari wajah Ralin tersebut
"Ya udah" sahut Ralin, seraya menoleh ke arah layar monitor untuk memeriksa hasil gambar mereka, namun Theo yang masih merangkulnya sekarang malah bergerak untuk mencium pipinya
"Stop─ itu karena lo lucu" kata Theo, melihat Ralin sudah siap sekali untuk meledak karena raut wajah terkejutnya yang sudah jelas sekali terlihat "Lo cantik banget kalo di liat dari deket gini lin, maafin gue, agak gak sopan" keluh Theo, menelan salivanya sejenak sebelum memajukan wajahnya, membuat Ralin refleks menutup mata
Dan, akhirnya Theo meninggalkan kecupan manis di bibir Ralin dengan hitungan beberapa detik "Ini karena gue sayang sama lo, maaf lagi" kata Theo
Sepasang pipi mereka berdua langsung merona, bahkan rasanya sulit untuk melepaskan tatapan satu sama lain karena sudah terlanjur nyaman, maka dari itu Ralin melipat bibirnya sembari diam menunduk, dengan gerakan seorang Theo yang perlahan-lahan melepaskan rangkulannya dari kekasihnya itu, keadaan canggung mulai merajai, bahkan hasil foto saja sudah selesai tercetak
###
Keesokan harinya, keadaan gundah gulana mulai menimpa seorang Ralin, gadis itu tidak bisa tidur sampai jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi, maka dari itu Ralin memilih untuk melaksanakan sholat malam, menghadap kiblat sambil berdo'a agar dirinya bisa memejamkan mata, melupakan kejadian tadi malamnya yang berdosa sekali itu
Kreek
Tapi, Ralin harus membuka perlahan-lahan pintu ruang sholat karena bersebelahan sekali dengan kamar orangtuanya, tadinya memang ingin sholat dikamarnya saja agar tidak harus menantang diri, namun mau bagaimana lagi, mukena dan sajadah ada disana seluruhnya, maka dari itu Ralin tetap harus membuka pintu ruang sholat perlahan tapi pasti, lalu menutupnya dengan cara yang sama
Brak
Ralin bersyukur karena telah berhasil menutup pintu dengan selamat dan langsung menyalakan AC di dalam ruangan, namun tidak tahu saja kalau Lili sudah terbangun dari tidurnya karena agak mendengar suara pintu tersebut, meskipun belum terlalu yakin, Lili tetap beranjak dari posisi tidurnya sembari perlahan-lahan menyingkirkan tangan Jaemin yang masih memeluknya dengan erat dari belakang, lalu, Lili melangkah keluar dari kamarnya berniat untuk mengambil air di dapur
Tapi, wanita itu sadar kalau ruang sholat yang ada tepat di hadapan kamarnya, terlihat sedang digunakan karena terdengar suara AC dan juga bayangan langkah kaki yang sepertinya sedang menaruh mukena di tempatnya, maka dari itu Lili melangkah mendekati pintu ruangan tersebut, lalu membukanya perlahan-lahan "Ralin" akhirnya mereka berpapasan juga, karena Ralin memang benar sedang menaruh mukena di gantungannya
"Hehe" sahut Ralin
"Kamu jam tiga di hari minggu gini tumben udah bangun? Biasanya kalo libur susah─ meskipun cuma buat sholat subuh" celetuk Lili, bingung
"Hehe, kebangun gitu gak tau kenapa" sahut Ralin
"Kebangun?" tanya Lili, seraya menatap mata putrinya itu yang kelihatan agak memerah dan mulai menunjukkan kelopak mata yang lelah "Ini kebangun atau emang gak bisa tidur?" terkanya, tepat sasaran sekali karena insting seorang ibu memang tidak pernah meleset dan selalu benar
Ralin pun bungkam karena tidak dapat mengelak apalagi menyetujui ucapan sang bunda, karena keesokan paginya pasti akan terjadi perdebatan kecil diantara orangtuanya itu "Gak, Bunda─ plis, bilang sama Ayah kalau Ralin tidur lagi karena kebangun mau sholat tahajud, bukan karena gak tidur" kata Ralin, meminta permohonan sekaligus bantuan dari sang bunda yang sudah menangkap basah kondisi dirinya yang tidak bisa tidur ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...