"Iya, Mpok Uli ke rumah tuh nganterin makan malem buat lo─ terus ngga tau keceplosan atau gimana, dia jadi ngomong semua masalah keluarga lo sama gue─ makanya gue mau minta maaf sama lo karena seharusnya gue gak boleh dengerin dia, tapi udah terlanjur dia ceplosin semua─ jadi ngerasa bersalah gitu" jelas Shalu
Aro memang sangatlah terkejut mendengar semua kejujuran yang Shalu utarakan padanya itu, padahal selama ini dirinya sama sekali tidak pernah ingin atau ada niatan menceritakan masalah keluarganya pada orang lain, namun tanpa terduga, Shalu yang memang bukanlah siapa-siapa malah sudah mengetahui semua itu
"Ro, maafin gue─ Mpok Uli kalo ngomong ngga ada remnya gitu, sampe dia pun nyebutin nominal utang almarhum ayah lo sama gue─ terus gue juga tau kalo hasil kerja keras ibu lo yang cuma balik dua kali setahun, langsung abis karena gajinya dibayarin utang yang udah ditagihin gitu" tambah Shalu, seraya mendunduk tak kuasa
Sedangkan laki-laki disampingnya itu mencoba mengolah nafas untuk menenangkan dirinya, membuat Shalu sadar kalau ia sudah masuk terlalu jauh ke dalam masalah hidup seorang Aro "Gue juga sebenernya tau─ setiap lo menangin tawuran atau tanding berantem gitu, pasti lo dikasih upah seratus atau dua ratus ribu─ makanya lo berantem terus, biar bisa bantu ibu lo, kan?" kata Shalu, kali ini membuat Aro mengangguk karena ucapan gadis itu memang benar dan sudah sesuai dengan kenyataannya
"Jauh banget ya, taunya" gerutu Aro, sambil kembali meneguk kopi hitamnya yang sekarang sudah mulai hangat tanpa kepulan uap panasnya
"Lo makan siang cuma minum kopi doang apa? Emang kenyang?" celetuk Shalu, menyadari hari sudah mencapai tengah-tengah dan sudah waktunya manusia mengisi perut mereka dengan makanan yang berat untuk men-charger tenaga
Tapi, Aro memang sudah biasa hanya mengisi perutnya dengan menghabiskan segelas kopi hitam setiap jam istirahat untuk menghemat pengeluarannya "Nih, makan roti─ nanti ini biar gue yang bayar" kata Shalu, seraya meraih sebungkus roti yang ada ditengah-tengah meja untuk Aro dan sebungkus untuk dirinya juga
"Mpok Uli nyebutin nominal kata lo─ berapa katanya?" tanya Aro, tidak menghiraukan roti tersebut dan hanya fokus memikirkan sejauh mana Shalu telah mengetahui semua latar belakang memalukan dari keluarganya itu
"Lima ratus juta lebih" ucap gadis itu
Membuat Aro mengangguk kecil dan sekarang akhirnya ia harus percaya, baik atau tidaknya sudah tidak peduli lagi karena gadis tersebut memang benar sudah mengetahui semuanya, bahkan hingga ke nominal sampai alasan kenapa ia suka bertengkar "Mau kerja sepuluh tahun pun─ kayaknya emang ngga bakal pernah kaya, kalo semuanya diserahin buat bayar hutang" gumam gadis itu, membuat Aro mengangguk lagi karena kenyataannya memang benar begitu
Sekarang Shalu kembali menatap Aro yang ada disampingnya sambil sedikit demi sedikit mencubit roti ditangannya "Karena udah terlanjur tau─ gue boleh tanya ngga, sisa utangnya sekarang tinggal berapa? Kan kata Mpok Uli gaji ibu lo udah lumayan gede, ditambah bantuan kecil dari lo juga─ pasti udah ke bayar lumayan banyak, kan?" tanyanya, perlahan-lahan agar tidak menyakiti perasaan yang bersangkutan
Namun, Aro kelihatannya sama sekali tidak tersinggung dan malah membalas tatapan Shalu dengan santai "Sekitar seratus tujuh puluh tiga lagi" ucapnya, membuat gadis itu langsung tersenyum lebar penuh semangat dan antusias
"Tuh kan tinggal sedikit lagi, lunas─ makanya, gue mau bantuin lo berhubung gue udah terlanjur tau semuanya, masa udah tau tapi diem aja kan, jadi boleh yah gue bantuin lo, ro?" celetuk Shalu
"Ditambah bunganya dua kali lipat, jadi ya sama aja masih sekitar tiga ratus juta" tambah Aro, membuat Shalu yang awalnya bersemangat jadi mendadak lemas dan kembali memperdatar raut wajahnya "Mau rajin dibayar pun─ bunganya bakal terus nambah setiap nunggak satu atau dua bulan" jelasnya, seraya menggeleng tidak percaya juga dengan peraturan pinjaman yang sangatlah membebani orang semacam itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...