New Story #Extra 2

575 59 16
                                    

Semester empat menghampiri Theo, Ralin, dan Thea. Sedangkan Rio, Shalu, Altav, dan Damar akan naik ke semester tujuh, tinggal selangkah lagi, setelah semester delapan selesai mereka bisa melangsungkan sidang lalu segera wisuda.

Maka dari itu Damar semakin semangat. Apalagi sudah ada beberapa perusahaan di Jakarta yang menawarinya pekerjaan. Rasanya ingin cepat pergi meninggalkan kampus dan bekerja saja.

Liburan semester ini tetap dilakukan, meski harus bersama dengan tugas skripsi yang rumit.

Klontang-klonteng!

Daniela membuka pintu cafe setelah mengetahui ada Gea, Chenle, dan Ammy yang akan mendata keadaan aset keluarga mereka ini. Beberapa teman kerja baru memang Daniela dapatkan juga karena Ica sedang hamil sedangkan Bimo harus berhenti bekerja dan membuka toko di rumah agar bisa sambil memantau keadaan Ica katanya.

Sudah lebih dari lima tahun Daniela bekerja di cafe Ammyroll. Dari mulai Ica dan Bimo belum saling berhubungan, jatuh cinta, memutuskan untuk menikah, dan sekarang akan segera dikaruniai buah hati. Jika diingat lagi, Daniela tersenyum karena waktu tak terasa telah berjalan begitu cepat. Bahkan sebentar lagi skripsi selesai, setelah itu sidang untuk wisuda.

"Setelah wisuda? Jadi sarjana, terus... menikah?" Daniela bersandar di sepeda motor milik Chenle. Langit biru nan cerah di pagi hari ini seakan menemaninya menggambarkan masa depan.

Klontang-klonteng!

"Dan, udah..." Gea menghampiri Daniela.

"Oh, iya. Jadi mau tetep buka hari ini atau libur aja?" Tanya Daniela. Pegawai yang sangat tepat waktu dan selalu datang paling pagi setiap hari.

Gea tersenyum. "Terserah kamu aja, kan Damar hari ini pulang... emang gak mau liburan sama dia? Padahal kangen banget keliatannya tuh." Ujarnya.

"Iya, kangen, tapi masih bisa ketemu meskipun Ammyroll buka." Kata Daniela, agak malu-malu.

Gea paham. Apalagi ia sudah mengganggap Daniela sebagai penanggungjawab cafe, maka dari itu keputusan selalu diserahkan pada tangan Daniela. "Terserah Dan, kamu mau buka yah buka aja... kalau mau tutup juga gapapa, kan kunci kamu yang pegang. Jangan sampai lewat jam sembilan tapi yah, harus tutup tepat waktu."

"Oke, Mamih." Kata Daniela.

Sejauh ini, Daniela memang baik-baik saja dengan rutinitas hariannya. Tidak ada beban atau suatu hal yang merepotkannya lagi, tapi belakangan ini, ia selalu terpikirkan masalah kepercayaannya. Ia memiliki jalan yang berbeda dengan Damar dan semakin lama waktu semakin mendekat ke arah yang lebih serius saja. Jadi, bagaimana caranya mengatasi masalah ini? Bagaimana jika Damar melamarnya secara tiba-tiba? Ada sesuatu yang masih perlu diluruskan sebelum itu semua terjadi.

###

Mc Donald.

Ralin dan Thea memilih menduduki kursi di meja terbelakang. Setelah menunggu kurang lebih dua puluh menit, Nesya dan Mila datang menghampiri mereka dengan hening. Kegiatan reuni memang sudah direncanakan, namun rupanya empat gadis ini masih agak canggung untuk bertegur sapa.

"Langsung aja duduk." Kata Thea, singkat.

Ralin belum mengatakan sesuatu. Berhadapan dengan Nesya rasanya canggung karena terakhir kali bertemu adalah dalam keadaan tidak baik. Begitupula Thea, masalahnya dengan Mila sangat serius hingga melibatkan orangtua dan masa lalu.

"Oke, gue mau minta maaf langsung aja sama Thea... karena udah lama juga masalahnya, mungkin kita sama-sama belum bisa lupa tapi gue sadar kalau gue salah... kalau mau terima maaf gue, makasih banget Yya." Mila memulai percakapan. "Ayah juga minta maaf sama lo."

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang