Sedang damai tentram menikmati udara dari kipas angin dimeja guru yang kosong, sambil mendengarkan musik klasik yang membawa pada keadaan kantuk, tiba-tiba sebuah keributan datang dibawakan oleh seorang teman sebangku Theo dari luar kelas
"YO! ADE LO BERANTEM LAGI" teriak Esa, sambil menarik sebelah earphone ditelinga kanan Theo yang tak tahu apa-apa
"Dimana?" tanya laki-laki itu, sudah biasa mendengar adiknya atau lebih tepatnya Thea sang kembaran yang memang suka sekali cari ribut dengan orang lain "Sama sapa?"
"Dikoridor depan kelasnya tuh─ biasa sama Bianca lagi" tambah Esa, panik setengah mati karena faktanya Thea memang tengah sibuk saling menjambak dengan teman sekelasnya yang menjadi musuh bebuyutannya sejak masuk SMP ini
***
"GAK BAKAL PERNAH GUE RIDHO BIARIN LO NGEJEK TEMEN GUE YAH!"
"LO TUHH ANJING── NGAPAIN LO JAMBAK RAMBUT GUE THEAAA!"
Keributan terjadi tepat didepan kelas Thea, kelas 9-1 dimana gadis ini memang tidak sekelas dengan Theo yang ada dikelas 9-7. Awal mula kejadian ini berasal adalah karena Bianca membicarakan teman Thea, yaitu Mila yang katanya pacaran tidak tahu tempat alias menggunakan lapangan basket indor untuk berduaan sepulang sekolah, tentu saja Thea tidak terima temannya dijadikan bahan gibah
"SAKIT ANJING─" ringis Bianca, saat Thea telah berhasil menggunakan kedua tangannya untuk menjambak surai gadis itu
"MAKANYA KALO MAU GIBAH TUH DEPAN MUKA GUE SINI" sentak Thea, belum mau melepaskan cengkraman tangannya yang begitu membuat Bianca kesakitan
"Udah Yya─ nanti copot rambutnya Bian" sedangkan Mila yang tadi menjadi bahan pembicaraan teman-teman Bianca, malah terlihat menjauh dari keributan karena merasa takut dan memang mempunyai sifat pemalu
"IHHHHH── THEAAAA SAKIT" sambil bicara begini, Bianca berontak lagi dan mulai melawan Thea dengan menepis tangannya serta balik menjambak rambut gadis itu, membuat keadaan bukannya membaik namun malah bertambah panas dan makin ribut saja
Bersamaan dengan datangnya Ralin dan temannya dari kelas mereka dilantai satu, Theo juga sampai di tkp dengan Esa si pembawa berita "Allahu akbar" kata Theo, seraya angkat tangan dan tanpa basa-basi langsung memasuki kerumunan untuk mengangkat tubuh Thea agar berhenti mengoceh
"BANG! TURUNIN─ GUE BELOM SELESAI─ LO JANGAN IKUT CAMPUR" meskipun terkena pukulan dari sang adik dipunggungnya, Theo tetap dengan sekuat tenaga menjauhkan Thea dari keributan tersebut
Bianca terengah-engah kelelahan, rambutnya sangat berantakan dan raut wajah marahnya yang sedari tadi menghiasi tiba-tiba luntur saat Theo datang melerai mereka "Theooo─ gue dijambak kenceng sama dia daritadi nih" kata gadis itu, mengadu karena memang ia menyukai Theo sejak dulu
"NAJISSSS─ GAK BAKAL SUDI GUE BIARIN LO SAMA ABANG GUE!" sentak Thea, baru beberapa detik diturunkan dari pundak Theo saja sudah bergerak melangkah hampir menjambak Bianca lagi
"UDAH ANJIR!" sentak Theo, seraya menggenggam erat lengan Thea yang hampir saja kabur dari pengawasannya "Mo lulus tuh damai napa sih!"
Bukan hanya Theo yang kesal dan gemas ingin bicara begitu, namun Esa, Ralin, dan salah satu sahabatnya bernama Nesya juga tersenyum saja karena merasa ingin mengatakan hal yang sama
"Tau nih, puyeng banget denger kabar kalian berantem─ kali-kali kabarnya tuh, Thea dan Bianca damai sejahtera" tambah Esa, membuat mereka tertawa kecil sebentar
"Ya udah, sini biar gue yang urus si biang kerok ini" kata Nesya seraya mengulurkan tangan, bermaksud mengajak Thea untuk menemukan tempat yang lebih tenang daripada koridor ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...