"Permisi ibu bapak, numpang ngamen dulu" kata Thea, sembari menduduki sofa dengan gitar di pangkuannya, membuat Yuhi segera mengurangi volume televisi sambil tersenyum mengangguk
"Gak-gak ah! Berisik lo!" sentak Theo
"Hehhh─ gitar Papa di tendang?" sahut Haechan, yang tiba-tiba muncul di ruang tengah juga dengan gitar berwarna putih yang memang adalah milik Thea karena tadi sempat bertukar
"Dihh, kirain punya Thea" keluh Theo, di iringi tatapan sinis dari sang papa yang mulai menduduki sofa juga tepat di samping Thea
"Ya meskipun punya Thea juga nggak boleh di tendang dong, mentang-mentang lagi galau─ semua orang jadi kena imbasnya, gak boleh gitu" kata Yuhi, sembari mencubit hidung putranya itu
Mendengar ucapan sang mama, Thea yang tadinya fokus mempertahankan jari jemarinya di senar gitar, sekarang jadi mendongak sambil bertanya-tanya penasaran "Galau? Widihh─ galau kenapa nih? Pasti karena Ralin deket sama kakak kelas yang sama-sama anak dokter itu ya" celetuknya, dengan frontal sekali
Seketika Haechan dan Yuhi menoleh dengan agak terkejut "Ohh, anak dokter juga?" tanya Yuhi, baru paham mengapa Ralin cepat dekat dengan laki-laki itu karena ternyata mereka memang satu pengertian dan kepahaman
"Loh, jadi Abang cemburu gitu?" sambar Haechan
Akhirnya Theo menghela nafas kasar karena semua anggota keluarga telah mengetahui perasaannya "Tuh kan─ semua orang udah tau, ya udahlah, fix gak bakal bisa terbalaskan" keluh laki-laki itu, sembari menutup sepasang matanya
"Bisa lah, kata siapa nggak bisa?" celetuk tak terima seorang Thea, sembari menaruh gitar di samping sofa "Gak boleh nyerah Bang, lagian kalo emang Ralin sampe pacaran sama kakak itu─ masih bisa putus juga, yang penting belum nikah" tambahnya, dengan kukuh dan semangat
"Bisa kok, udah nikah juga masih bisa di tikung" sahut Haechan, membuat Yuhi langsung melotot kesal karena ucapan suaminya itu sangat tidak pantas di terima oleh telinga anak-anak ini
"Gak bisa, Pah─ kata Mama nikah itu satu kali" kata Thea, membuat Theo mengangguk setuju
"Tuh dengerin!" sentak Yuhi, merasa telah berhasil mengajarkan yang benar kepada putra dan putrinya ini "Masa anak-anak lebih pinter dari Papa nya─ malu lahh" tambahnya, membuat Haechan tersenyum seraya menaruh gitar sembarangan, lalu melangkah mendekati istrinya itu membuat Yuhi segera melemparkan bantal sofa agar laki-laki itu tidak macam-macam
Bahkan, Theo juga menghadang sang papa agar tidak bisa menyentuh mama nya "Don't touch my one and only girl" kata laki-laki itu, membuat Haechan melempar kembali bantal sofa di tangannya
"Kagak ngarti Papa Bang, percuma" ledek Thea
Seketika mereka semua tertawa, termasuk Haechan yang merasa kalau ucapan putrinya itu ada benarnya juga "Hahaha─ eh, jangan salah loh Papa tuh cuma pura-pura bodoh aja, padahal kan bahasa inggris salah satu mata kuliah wajib di prodi manajemen, nilainya gede juga lagi waktu itu" kata Yuhi, sedang menaikkan derajat suaminya lagi setelah sempat di jatuhkan tadi
"Ehehe, iya─ Yya sama Abang juga tau kok, Papa kan rendah hati makanya gak dipamerin ahahahahah" sahut Thea, membuat Theo terkekeh juga karena sedang sepemikiran
"Gak rendah hati juga sih, dia sombong kalo punya sesuatu yang unggul─ tapi nggak tau kenapa semenjak punya kalian, jadi gak sombong lagi" kata Yuhi, di balas helaan nafas lelah dari Haechan yang memilih melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air dan juga camilan ringan
"Btw, cola dong Pah" celetuk Theo
"Ambil sendiri lah, enak aja lo" sahut Haechan, membuat ruang tengah penuh tertawaan lagi, seiring berlalunya ia bersama Theo yang ingin mengambil sekaleng minuman bersoda itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu! 3
Teen Fiction"Ini adalah cerita anak-anak kami, yang entah mengapa cepat sekali beranjak dewasa... hingga tak terasa telah mengenakan seragam yang pernah kami kenakan─ putih abu" present by: (keturunan) nct dream note: Putih Abu! 3 - New Story adalah series tera...