New Story #47

482 70 74
                                    

Para anak laki-laki dibarisan sebrang tertegun melihatnya, sedangkan Shalu kembali duduk dibangku Dion dengan raut wajah marahnya "Wadaw" gumam Rio, tidak sangka kalau seorang Shalu mampu membuat para gadis histeris karena kepalan tangan kencangnya itu berhasil melukai hidung Deska hingga berdarah

"Ro, lo ajarin tonjok-tonjokan dia?" celetuk Altav, heran

Aro yang tidak pernah merasa begitu pun hanya menggeleng saja dengan pandangan kosongnya yang masih tersisa, bahkan Daniela pun membelalak melihat temannya itu menghajar Deska tanpa ada basa-basi sama sekali "Gila, keren lo" puji Dion, membuat Damar mengangguk dengan senyuman bangganya

"Makasih" kata Shalu, puas

Para gadis dibarisan sebrang sana masih menatap takut ke arah Shalu, bahkan Deska pun sedang sibuk menyumpal hidungnya dengan tisu, beberapa dari teman-temannya bahkan bergidik ngeri, namun setelah Shalu menolehkan pandangannya ke mereka, seketika seluruh pasang mata gadis disana di buang seketika "Hmm, gak nyesel" gumam Shalu, merasa telah melakukan yang benar

***

Sepulang dari sekolah, Aro yang khawatir akan kejadian tadi tiba-tiba meraih tangan kanan Shalu dan memperhatikan setiap sisinya dengan seksama "Sakit gak?" tanyanya, menyadari sela jari jemari punggung tangan gadis itu memang memerah, Aro yang sering memukul orang tentu saja tahu bagaimana rasanya

"Sakit sih, tapi menurut gue semakin sakit tangan gue ya semakin sakit juga lah idung dia yang gue tonjok tadi" menurut Shalu, masih membanggakan dirinya

Aro pun tak habis pikir, laki-laki itu hanya dapat menghela nafas sambil mengusap sekilas tangan Shalu "Jangan gitu lagi kalau sakit" kata Aro, lalu mengembalikan tangan kanan kekasihnya itu lengkap dengan larangan penuh rasa khawatir

"Hehe, iya" sahut Shalu, sambil meraih tangan Aro dan menggenggamnya sambil terus melangkah menuju basement parkiran "Kata Celine sih kalau kesel ya lampiasin aja langsung, mumpung ada orangnya. Lagian cewek juga bisa mukul kok, gak cuma bisa jambak-jambakan doang berantemnya" kata Shalu

"Iya, tapi kalo sakit mendingan gak usah" kukuh Aro

Shalu yang paham akan amanat kekhawatiran tersebut pun tentu saja langsung menganggu-angguk "Iya, gak bakal lagi-lagi deh Bang Aro" ledeknya, membuat Aro yang malu langsung membuang pandangannya ke sembarang arah, kemana pun asal tidak menatap wajah kekasihnya ini, apalagi sepasang matanya

"Eh tapi, gue mau ikut dong ke tempat event lo hari sabtu besok. Pertama dan terakhir kalinya gitu sebelum puasa, iya kan kalo puasa break?" ucap Shalu, tiba-tiba ingat masalah perlombaan gulat rutin yang masih Aro lakoni hingga saat ini

Tapi, lagi-lagi seorang Aro menggeleng-geleng sambil akhirnya menatap kembali gadis disampingnya ini "Iya, puasa break. Tapi tetep aja lo gak boleh kesana" kata Aro, tegas pada pendiriannya membuat Shalu menekuk wajahnya "Disana bukan tempat yang bagus, gak cocok lo datengin" jelas Aro, sangat melarang Shalu

"Kenapa? Gue kan pengen liat, biar kayak di film gitu yang ceweknya semangatin cowoknya dari pinggir panggung sambil loncat-loncat, terus kalau cowoknya mau K.O langsung disamperin ke atas panggung. Hahhahahah" ucap Shalu, dengan khayalan berlebihannya, berhasil sekali membuat dirinya dan Aro terkekeh juga

"Tempat itu buat cowok, sekalinya ada cewek pun pasti cewek yang gak bener" kata Aro, memberikan informasi lebih detail lagi agar Shalu jadi enggan "Kalo lo ikut juga yang ada gue bukannya semangat, tapi malah gak fokus" tambah Aro, sambil mengedarkan senyumannya supaya Shalu percaya terhadap perkataannya

"Ohh, gitu" sahut Shalu, sambil sejenak terdiam untuk memikirkan semua ucapan Aro tersebut "Jadi malah gak bagus yah kalau gue ikut? Yang ada malah nanti gue nyesel, atau bisa jadi lo kalah karena gak fokus?" kata Shalu, yang akhirnya paham

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang