New Story #29

495 63 63
                                    

Hari sabtu sudah berlalu begitu saja, sekarang telah memasuki hari minggu di mana Thea dan teman-temannya sudah berjanji akan menonton film bersama, lengkap pula dengan Minkyu dan Meyli yang akan bergabung bersama mereka, tapi sialnya Thea baru ingat kalau abangnya dan Ralin sedang berperang dalam perasaan

"Haduhhh" keluh Thea, sembari menatap cermin dan mulai mengeringkan surainya sambil berpikir sejenak "Kalau Ralin sama Abang entar baikan terus pacaran─ otomatis, yang jomblo di geng kita cuma gue, Esa, sama Nesya. Loh, itu pun mereka berdua bisa di liat sepasang? Terus gue jadi cewek yang gak punya gandengan sendiri, Masya Allah kejam banget dunia" keluhnya

Apalagi sekarang Theo sudah mulai merapihkan penampilannya, yang dulu tidak pernah menatap cermin sekarang laki-laki itu harus bercermin sambil mengenakan pomade di rambutnya "HEH!" sentak Thea, tiba-tiba berada di ambang pintu kamar abangnya ini dengan surai masih basah

"Jangan ganteng-ganteng, nanti keliatan kayak bukan Abang gue!" sentak Thea, seraya merampas pomade tersebut dari tangan Theo

Mendengar omelan tidak jelas dari adiknya itu, tentu saja Theo jadi tidak mengerti hanya kembali meraih pomade nya saja dengan agak memaksa karena belum selesai "Apaan ah─ keluar sana, rambut lepek tuh" celetuknya, sambil menatap cermin di hadapannya lagi

Sedangkan Thea dengan mood rendah, bergerak melangkah mendekati ranjang dan menduduki sisinya "Gue gak ikut nonton lah kalo gini" keluh gadis itu, membuat Theo menoleh dengan raut wajah bingung "Lo kan pasti bakal ada urusan sama Ralin, Junho sama Mila udah pasti selalu lengket kayak permen karet, Minkyu sama Cimey uwu banget, terus Esa sama Nesya yah gaya diam-diam suka gitu─ sedangkan gue?"

"Hahahhahahahahahah" Theo malah tertawa terbahak-bahak mendengar keluhan dari adik perempuan malangnya ini "Makanya jan sok jual mahal terus ama Rio─ jadinya gini dah tuh, terima nasib aja yah nge-freelance terus" ledeknya

"SIALAN!" sentak Thea, sembari melemparkan bantal ke arah kepala Theo, dan akhirnya pomade yang telah tertata rapih jadi berantakan lagi

"AH, BANGSAT" umpat Theo

Thea semakin kehilangan mood nya, apalagi kalau nanti mereka semua memilih film bergenre romantis atau horor yang sangat minim penerangan, pastinya seorang Thea akan jadi manusia paling sengsara di sana "Gue ajak Kai aja kali yah─ siapa tau dia bisa" celetuknya, tiba-tiba memiliki ide seperti itu

"Buset─ udah di sakitin, di php in, sekarang juga kagak tau bocahnya sekolah di mana? Terus lo masih mau ngajakin doi jalan? Idihhh─ jablay bat" kata Theo, kembali membuat Thea super kesal dan kali ini bangkit untuk menjambak rambutnya "Eh-eh-ehhh─ iya-iya ampun" kata Theo, takut

"Jadi Abang gak ada gunanya banget!" sentak kesal Thea, sembari melangkah keluar dari kamar Theo dengan sepasang mata berkaca-kaca

"Dihh" keluh Theo, menyadari gadis itu hampir menangis hanya karena di ledek hal sepele yang juga berupa fakta seperti tadi "Yya─ mendingan ajak Rio aja yang udah jelas" sarannya, sembari meraih ponsel dan melangkah ke kamar Thea

Gadis itu sekarang tengkurap di ranjangnya sembari menenggelamkan wajah di bantal, bahkan surainya pun tidak lanjut di keringkan, membuat Theo akhirnya jadi khawatir melihatnya "Gue chat Rio, yah─ lo buruan siap-siap, nanti dia pasti mau di suruh jemput" ucapnya, sembari bergerak meraih hairdryer dan mengaktifkannya

"Yya" panggil Theo, sembari menyodorkan hairdryer siap pakai, namun Thea malah menggeleng dan kukuh tidak mau menunjukkan wajahnya "Harus ikut dih─ kalo lo gak ikut, gue juga gak ikut sumpah" kata Theo, seraya mengetik pesan untuk Rio terlebih dahulu sebelum menyalakan hairdryer dan membantu mengeringkan surai adiknya itu

Putih Abu! 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang