Jahat:(

3.4K 82 0
                                    

Rino terbangun dari tidurnya, lalu ia merentangkan tangannya untuk melepas beban-beban di tubuhnya.

"Ah untung aja cuma mimpi," gumam Rino pelan.

Rino bangkit dari kasur, ia mengambil jaket yang ada di lemari pakaiannya, ntahlah pagi ini cuaca sangat dingin.

Dengan berjalan gontai, Rino menuju ke ruang makan, disana sudah ada Rini dengan setelan baju tidur bergambar we bare bears.

"Selamat pagi bang!," sapa Rini.

Rino menatap adiknya itu dengan seksama, "putihan ya muka lu, makanin tisu lu Rin?"

"EH! ENAK AJA, aku kan rajin maskeran!," balas Rini tidak terima.

Rino memilih diam dan tidak membalas perkataan Rini lagi, ia tau jika ia membalas perkataan Rini maka perdebatan mereka tidak akan ada habisnya.

10 menit berlalu, Rino dan Rini masih menguyah roti selai mereka, bukannya berbincang bersama, mereka malah sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Rina datang dengan memakai gaun yang belum ia ganti sejak tadi malam, wajahnya lusuh dan matanya super super bengkak.

Ia mengambil roti dan mengoleskan selai, namun kehadirannya diabaikan oleh Rino dan Rini.

Sampai pada saat spatula yang Rina pakai untuk mengoles selainya terjatuh dan menimbulkan bunyi, membuat Rino dan Rini menoleh bersamaan.

Mereka berdua terkejut dengan kondisi Rina, sangat memprihatinkan.

"Anjir, lo kenapa woy?," ucap Rino spontan.

Rino berdiri dari kursinya, ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Rina.

"Lo sakit?"

"Kak Rina kenapa?," tambah Rini.

Rino memerhatikan mata Rina yang bengkak, "lo kesengat tawon apa gimana dah?"

Pertanyaan dan pernyataan dari Rino dan Rini diabaikan oleh Rina, ia diam seribu bahasa, pikirannya sedang kemana-mana.

"WOYY JAWABB," teriak Rino memaksa sambil menggoyangkan tangan Rina.

"Lo kenapa sih? Kayak orang gila stress gitu? Rambut acak-acakan, masih pake gaun kemarin?"

"Inget ye segila gilanya gua, gua gak pernah berpenampilan acak-acakan gini Rin, ya walaupun kadang gua kagak rapih, yang penting kan ganteng," Rino tertawa dengan ucapannya sendiri.

Melihat tingkah Rino, Rini hanya bisa menggelengkan kepalanya, "apaan sih bang!, ini lagi serius tau," protesnya.

Rina membalikkan badannya sambil membawa setangkup roti dan segelas susu hangat, ia bergegas menuju ke kamarnya kembali.

"LU KENAPA SIH?!," teriak Rino dengan sangat kencang.

Rino berharap Rina menjawab pertanyaannya, ia tidak pernah melihat Rina sekacau ini.

Harapan Rino tidak sia-sia, Rina menolehkan kepalanya ke arah Rino, ia menatap Rino dengan raut wajah datar.

"Mama sama papa belum pulang?," ucap Rina sedikit serak.

Rini menggelengkan kepalanya, "belum kak"

Mendengar jawaban itu, Rina kembali berjalan menuju kamarnya.

Ntah kenapa, Rino merasa ada yang tidak beres dengan adiknya itu.

"Kakak lu kenapa sih Rin?"

Rini berfikir sejenak, ia melihat ke atap-atap langit rumahnya, "hmm..."

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang