Dendam

2.6K 79 0
                                    

Kedua mobil yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata itu membuat pengendara lain geram dan akhirnya jalanan penuh dengan suara klakson untuk mengungkapkan kekesalannya terhadap 2 mobil itu.

Namun apa peduli Wintara dan David?, mereka tetap melajukan mobilnya dengan cepat dan menghiraukan klaksonan-klaksonan yang ada.

Walau menempuh jarak yang cukup jauh dengan mengemudi mobil yang agak ugal-ugalan, Wintara dan David berhasil sampai ke tempat tujuan dengan selamat.

Semuanya turun dari mobil, memerhatikan rumah tua yang lusuh di hadapan mereka, ntah sudah berapa tahun rumah ini tidak dirawat sehingga banyak sarang laba-laba yang terdapat di atap-atap dan dinding-dinding rumah.

Tanpa basa-basi, Wintara masuk ke dalam rumah disusul oleh Mrs.Wintara, Gerry, Rina, Rino, dan David.

Menginjakkan kaki ke dalam rumah tentu saja membuat bulu kuduk semuanya merinding, aura yang tidak enak, bau bangkai tikus dimana-mana.

Namun nyawa Rini tetap yang utama, "HALO," ucap Wintara kepada siapapun yang ada di dalam, suaranya bergema di dalam ruangan itu.

Mereka menelusuri rumah sampai pada titik terbelakang, namun tidak ada siapa-siapa.

Tiba-tiba seorang pria seumuran David datang dan bertepuk tangan dengan menampakkan senyum smirknya.

Mendengar tepukkan tangan itu, semua membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang.

"WOW, berani juga kalian datang kesini tanpa polisi, HAHAHAHA," ucap pria bertubuh kekar itu.

"Siapa kamu!," Wintara membulatkan matanya.

"Ehmm kita absen dulu," pria itu mengarahkan jari telunjuknya ke arah mereka, "ada Wintara, Gerry, istri Wintara, Rina, Rino, dan David"

"Oke lengkap," ucapnya sambil menampakkan sederet gigi putihnya.

"Kenapa kamu tau nama kita semua?!," Rina tidak habis pikir.

"Tentu saja, ini projek yang sudah disusun selama 10 tahun, apa yang tidak kuketahui tentang kalian? Semuanya aku tahu HAHAHAHA"

Semua mengerutkan keningnya, apa maksud si penculik ini?

"MANA RINI KAMI?!," tidak ingin basa-basi, Mrs.Wintara menanyakan tujuan utama mereka datang ke rumah tua ini.

"Oke sabar, karena syaratnya udah lengkap, kalian bisa ketemu dengan Rini"

"Adik-adikku tersayang, bawa Rini kemari"

Ntah siapa yang di panggil pria ini, tapi rasa penasaran muncul di setiap benar orang yang ada di ruangan.

Suara langkah demi langkah terus terdengar, hingga memunculkan 2 orang wanita yang tidak asing bagi keluarga Rina dan David.

David dan Rina membelalakkan matanya, "KIRANA?"

"LEA?," ucap Rino sambil menutup mulutnya tidak menyangka.

Mendengar kata 'LEA' membuat pria bertubuh kekar ini sedikit kesal, "Namanya bukan Lea ya!, dia Kinara, gua cuma punya adek Kirana dan Kinara, gak ada yang namanya Lea!"

Lea menundukkan kepalanya.

Mrs.Wintara menangis kejar ketika melihat Rini yang tidak berdaya ada di gendongan Lea, seperti bukan tertidur.

"KALIAN SIAPA? KALIAN MAU APA?," ucap Rina histeris.

"Gua Karel," pria itu menunjuk dirinya sendiri.

"Ini adek gua Kirana," lalu menunjuk Kirana, Kirana melambaikan tangannya kepada David dan Rina.

Dan terakhir menunjuk Lea, "ini Kinara, ya atau Alea Kinara"

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang