Eh?

3.5K 86 6
                                    

7 bulan berlalu, perut Rina sudah semakin besar bahkan lebih besar daripada wanita hamil pada umumnya, ia kewalahan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, kandungannya ini membuat Rina sulit melakukan apapun, bahkan untuk tidur saja, Rina tidak bisa berbebas gaya.

Ditambah David yang sedang sibuk-sibuknya bekerja di kantor, jadi Rina harus melakukan semuanya sendiri, ntah mengapa kantor David mengalami masalah di saat Rina hamil, padahal disaat-saa seperti inilah Rina membutuhkan perhatian lebih dari sang suami.

"Aku berangkat dulu ya sayang," pamit David yang sudah siap untuk berangkat ke kantor, "iya hati-hati ya"

David mengecup dahi Rina, lalu berjongkok dan mengelus bayi yang didambakannya, "ayah pergi dulu ya nak," pamitnya kepada sang bayi yang ntah mendengarnya atau tidak.

Rina tersenyum dan menyalami tangan David.

"Kalo ada apa-apa, langsung kabarin aku ya, jangan melakukan aktivitas yang berat, istirahat aja yaa," peringatan yang selalu David ucapkan setiap hari sebelum bekerja, selama beberapa bulan terakhir, David selalu mengatakan hal itu.

Mengingat usia kandungan Rina yang tidak lagi muda, David harus menjadi suami siaga jika sesuatu hal terjadi di kedepannya, ntah Rina akan melahirkan dikandungannya yang ke 8 bulan atau 9 bulan, kita tidak tau kehendak Tuhan, yang bisa David lakukan hanyalah berjaga-jaga jika seandainya hal itu terjadi, David sudah siap dengan segala persiapannya.

"Siap laksanakan," balas Rina.

David melambaikan tangannya, pergi untuk bekerja agar hidup Rina dan bayinya bisa tercukupi.

Setiap hari, Rina selalu menjaga bayinya agar tidak mengalami hal yang tak diinginkan, bahkan ia sampai memanggil guru kehamilan agar nanti disaat melahirkan Rina bisa lebih santai dan rileks, bagaimanapun ia ingin melahirkan secara normal.

Rina juga selalu minum susu kehamilan sejak mengandung, tetapi...

"Lah kok udah habis?," tanya Rina yang ntah ditujukan kepada siapa, mungkin kepada kotak kosong susunya?

Segera ibu hamil itu mengambil kardigan dan memesan taxi online, kenapa harus taxi online? Karena Rina dilarang mengemudikan mobil oleh David, juga ia tak mempunyai sopir pribadi, hanya David yang punya.

Tidak harus menunggu lama, mobil taxi pun datang dan berhenti tepat di depan pagar rumahnya, Rina masuk dan duduk di belakang seperti penumpang pada umumnya.

Tujuannya tak cukup jauh, hanya ke supermarket terdekat, kebetulan selain susu, kebutuhan rumah tangga yang lainnya juga sudah hampir habis, jadi sekalian saja Rina belanja bulanan.

Apakah Rina tidak punya pembantu? Tentu saja punya, tetapi bibi sedang membersihkan rumah, jadi Rina tak enak hati untuk memintanya membelikan barang yang ia butuhkan, lagi pula Rina juga sedang tidak punya pekerjaan saat ini, apa salahnya kalau dia yang pergi?

Setelah sampai, Rina turun dan membayar biayanya.

"30 ribu ya pak," ucapnya sambil memberikan beberapa lembar uang kertas berwarna ungu.

"Terimakasih neng"

"Sama-sama pak"

Rina masuk ke dalam supermarket dan langsung mengambil trolley agar mempermudah kegiatan belanja bulanannya.

Setelah berkeliling untuk mencari barang yang ia butuhkan, tujuan terakhir adalah mencari sereal, Rina berjalan di antara rak-rak yang berisikan berbagai macam sereal.

Mata Rina memandangi satu persatu sereal tersebut hingga menemukan sereal yang ia cari.

Namun, sayangnya tubuh Rina terlalu pendek untuk menggapai sebungkus sereal yang berada di atas sana.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang