TOD

3.5K 92 12
                                    

Minggu yang ceria, hari ini keluarga besar Wintara berkumpul di kediamannya, seperti biasa, ada Wintara dan Mrs.Wintara, pasangan muda David dan Rina, juga pasangan yang sedang mesra-mesranya, Rino dan Lea, tak lupa adik kecil centil yang tak lain dan tak bukan adalah Rini.

Lengkap sudah kebahagiaan keluarga ini, hmm, mungkin lebih lengkap lagi jika ditambah dengan kehadiran bayi Rina dan David, eits tenang, tinggal menunggu hari maka suara tangisan bayi akan menggema di rumah Wintara.

Keluarga besar itu membentuk lingkaran di atas karpet berbulu yang dibentang di ruang tv, ntahlah hari ini Rino meminta agar mereka bermain Truth or Dare.

"Gimana sih cara mainnya? Mamah gak ngerti, kenapa gak main ular tangga aja sih Rino? Ribet deh kamu," cerca Mrs.Wintara yang sedari tadi memang tidak mengerti dengan penjelasan Rino.

Rino menghembuskan nafas kasar, ternyata penjelasannya yang sudah panjang kali lebar seperti rumus luas persegi panjang itu sia-sia.

"Ish mamah, ya udah kita main aja dulu, nanti sambil main kan ngerti"

Semua mengangguk tanda setuju, Rino mengambil senter yang berada di tengah lingkaran, segera ia memutarnya, siapapun yang tersorot sinar cahaya dari senter itu maka ia harus memilih antara Truth or Dare.

Senter memutar seperti gasing, perlahan-lahan geraknya semakin lambat hingga ia memberhentikan dirinya dengan posisi menyorotkan sinarnya ke arah Rini.

"HIYAAA RINI," teriak Rino girang.

"Ish," kesal Rini, kenapa ia harus jadi orang pertama yang terpilih sih?

Tanpa basa-basi, Rino segera memulai game nya, "Truth or Dare?"

Rini berpikir sebentar, jangan sampai ia salah mengambil keputusan, bisa-bisa dirinya dirugikan.

"TRUTH," jawab Rini mantap, ia tidak bisa mengambil resiko untuk memilih Dare, tau sendiri bagaimana kelakuan Rino nanti.

Rino tersenyum puas, "jadi Rini milih untuk jujur ya semuanya, siapin satu pertanyaannya masing-masing untuk ditanyakan ke Rini dan Rini harus jawab jujur, awas aja lu bohong, gw kurbanin pas idul adha ntar," jelas Rino, tentu saja kalimat terakhirnya hanya lelucon semata.

Rini mengangguk tak ikhlas, berharap agar tidak ada pertanyaan yang mengancam keberlangsungan hidupnya.

"Gw dulu," ucap Rino.

Rini menatap sinis abangnya itu, awas saja jika pertanyaannya macam-macam!

"Jujur, cinta pertama lu siapa? Dilarang jawab papah! Kalo jawab gitu, gw blacklist lu dari daftar THR lebaran hahaha"

Rini mendengus sebal, ah abangnya ini memang selalu ingin memojokkannya, "Rayhan," jawab Rini malas.

Rino menahan tawanya ketika mendengar jawaban sang adik, tentu ia ingat siapa Rayhan itu, tetangga samping rumahnya yang sudah pindah karena Rini kecil menyatakan cintanya kepada Rayhan yang sayangnya ditolak mentah-mentah.

"Rayhan temen TK kamu? Tetangga kita dulu kan?," tanya Mrs.Wintara memastikan bahwa Rayhan yang dimaksud itu benar.

"Iya mah, mamah tau gak kenapa tante Yuli pindah? Karena Rayhan nangis terus setiap ketemu Rini, semenjak ditolak, Rini jadi agresif HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA," tawa Rino pecah seketika ketika mengingat kejadian lampau beberapa tahun yang lalu, betapa memalukannya adiknya ini.

Wintara menampakkan wajah bingungnya, "jadi mereka pindah karena itu?"

Rino mengangguk senang.

"Ah ini mah bukan Truth or Dare, tapi menguak aib masa lalu!," sebal Rini.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang