Cemas

3.2K 79 0
                                    

Hujan yang bertambah deras menambah rasa khawatir Lily, entah mengapa hatinya tidak tenang sejak kepergian Rina.

"Kamu kenapa?," tanya Berian yang sedari tadi memperhatikan perilaku Lily.

"Aku mikirin Rina, ini hujan deras, dia ada dimana, aku gatau"

Berian mengusap lembut kepala Lily, "udahh, Rina kan pake mobil Li, dia gak kebasahan pasti"

Walaupun Berian berusaha menenangkannya, tetapi feeling Lily tetap tidak berubah, dia merasa ada yang tidak beres.

Ia menatap Berian serius, "Aku mau nyusul Rina Ber"

"Memang kamu tau Rina ada dimana?"

Lily berfikir sejenak, "ya kita cari aja keliling-keliling," ucapnya sedikit memaksa.

Berian menggelengkan kepalanya, "kan mobil aku di pake Rina"

"NAIK TAKSI"

- - -

"Ri..Ri..Rinaa?"

Sontak Rina dan Kirana mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara.

David sadar, namun pandangannya masih mengabur, ia tidak dapat melihat sekelilingnya dengan jelas.

"Ri..Rin?"

Pertahanan Rina runtuh seketika, ia menitihkan air matanya, nafasnya sesak saat melihat David yang sedang terbaring di atas kasur, hatinya hancur.

Rina mengusap air matanya kasar, ia berusaha tegar dihadapan David.

Perasaan kecewa terus menghantui kepala Rina, ia menampilkan senyuman sinis ke arah David, menatapnya dengan tajam, tatapan yang mengartikan bahwa ia sedang terluka.

"Jahat kamu David," gumamnya.

Dengan cepat Rina berlari keluar kamar, meninggalkan David dan Kirana, ia ingin meluapkan kesedihannya.

Ia berlari hingga ke luar hotel, berlari sambil ditemani hujan deras, bahkan air mata Rina menyatu dengan lebatnya air hujan.

Hujan seperti mengibaratkan kesedihan Rina, suara petir yang berbunyi kencang seakan-akan menyuarakan isi hati Rina yang sedang terluka.

Rina masuk mobil dalam keadaan basah, tidak peduli jika Berian marah, ia hanya bisa memikirkan pengkhianatan David saat ini.

Dengan air mata yang masih mengalir, ia mengendarai mobil dan meninggalkan hotel.

Rina mengendarai mobil dengan kecepatan di atas batas wajar, ia terus menginjak gas untuk melewati jalanan yang sepi karena hujan.

Beberapa kali ponselnya berdering, menampakkan nama Lily di atas layar ponsel, namun Rina mengabaikannya.

"Kenapa kamu ngelakuin ini David, apa salah aku? Hiks hiks"

Rina meluapkan emosi dan kesedihannya dengan memukul-mukul stir mobil yang mengakibatkan klakson berbunyi tanpa henti.

"Semua kata-kata kamu itu bohong! Aku benci kamu! Hiks"

"AKU BENCI KAMU DAVID!," teriak Rina yang mulai kehilangan kendali.

Rina terus saja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli dengan pengemudi-pengemudi yang mengklaksonnya karena mobilnya nampak ugal-ugalan.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang