Safira merentangkan tangannya, sedikit merapihkan rambut yang sudah berantakan seperti rambut singa, ntah kenapa pagi ini mendung, sepertinya akan datang hujan.
Walaupun mau hujan, ia tak melupakan rutinistasnya, Safira mengambil ponsel untuk berselfie ria dan diupload ke snapgram dengan caption 'bareface'.
Untuk apa? Untuk dipuji warganet bahwa walaupun baru bangun tidur, dirinya sudah cantik layaknya bidadari🤮
Bangga akan hasil selfienya, Safira keluar dari kamar dan menuju ruang keluarga yang sangat besar, tak bisa dipungkiri bahwa Bimo adalah seseorang yang kaya raya.
"Papah," panggil Safira.
Bimo yang sedang memainkan ponsel pun mengalihkan pandangannya dari sebuah artikel politik yang sedang dibaca, "ada apa?"
"Safira pengen dibeliin Ip*one terbaru"
Bimo menggelengkan kepalanya pelan, "bukannya kamu baru beli ponsel 2 bulan yang lalu?"
"Iya sih, tapi ternyata ada keluaran terbaru lagi, Safira gak mau ketinggalan zaman, nanti kalo netizen liat ponsel Safira yang ketinggalan tren gimana?, malu dong Safira"
Hmm, sekarang Bimo sadar, ia dan istrinya terlalu memanjakan Safira sedari kecil, Safira juga tak pernah merasakan hidup susah karena Bimo selalu berjuang untuk memenuhi kebutuhan putri semata wayangnya itu.
"Ya, nanti papah belikan," ucap Bimo pasrah, ia tak tega jika harus menolak keinginan Safira.
"Besok ya," Safira bangkit dari duduknya, bergegas menuju kamar, bahkan ia tak mengucapkan terimakasih kepada papahnya? Sungguh durkamit.
Langkah Safira terhenti ketika melihat 2 buah undangan yang berbeda di atas meja, undangannya cukup menarik, rasa kepo Safira mulai muncul, ingin tahu siapa yang menggelar pernikahan yang kalau dilihat dari undangannya sih mewah.
Satu undangan berwarna hitam dan satunya lagi berwarna biru dengan box kecil, "ini undangan siapa pah?," tanyanya.
"Ah iya, itu ada undangan buat kamu," hampir saja Bimo lupa memberikan undangan untuk putrinya itu.
"Dari siapa?," tanya Safira lagi yang belum membuka undangannya.
"Baca aja"
Safira mengambil undangan berwarna biru, undangan yang mengundang dirinya, betapa terkejutnya ia saat melihat nama sang pujaan hati terukir di dalam sana.
"DA-DAVID?"
Ia membulatkan matanya, "papah!," kesalnya.
Bimo tak terkejut lagi dengan reaksi Safira, ia berusaha untuk tetap tenang dan santai.
"Kok David nikah? Ini siapa lagi Rina?"
"Dia dijodohkan dengan anaknya om Wintara beberapa bulan yang lalu," terang Bimo.
"Lah gimana sih?!, katanya papah mau jodohin aku lagi sama David, aku nunggu David udah lama banget ya pah, ini kenapa tiba-tiba dia nikah? Kok papah tega banget sih," celoteh Safira mengatakan semua kekesalannya selama ini.
Bimo menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, tak tau harus berkata apa, saat David bertunangan, Bimo sengaja tidak memberi tahu Safira agar putrinya itu tak kecewa, ternyata saat pernikahan, David malah mengundang Safira.
"Dulu David gak mau dijodohin sama kamu, Gerry juga gak merestui, masa papah harus maksa mereka?," ya, Bimo hanya berbicara kenyataan.
"Aku gak mau tau!, bagaimana pun aku harus bersama David!," kekeh Safira.
"Gak bisa Safira, Gerry udah tiada, masa iya harus memaksa David? Lagian 3 hari lagi mereka menikah, udah terima aja, masih banyak lelaki di luar sana"
![](https://img.wattpad.com/cover/191917623-288-k774567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
RomanceBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...