Cerita

3.1K 79 6
                                    

Pagi hari yang membosankan, setelah menyiapkan segala keperluan David untuk berangkat bekerja, seperti biasa, Rina ditinggal sampai malam dan seperti biasa pula, dirinya tak punya pekerjaan lain selain menonton film, drama dan makan dengan teratur.

Rina merebahkan tubuhnya di sofa kamar, sungguh menyebalkan di saat kehamilannya ini, David melarangnya untuk melakukan apapun, heuh.

Ntah apa yang harus dilakukan Rina hari ini, menonton film? Tidak terhitung berapa film yang Rina sudah tonton selama delapan bulan terakhir, mulai dari film Indonesia hingga film Barat, semuanya sudah Rina embat.

Bagaimana dengan drama? Berbagai macam genre drama sudah Rina tonton juga.

Tok tok tok

Rina tersadar dari lamunannya, pintu terketuk dari luar kamar, "ini bibi non," terdengar suara yang tak lagi asing bagi Rina.

"Iyaa bi masuk aja," sahutnya.

Bibi membuka pintu kamar pelan, menongolkan wajahnya dari sela-sela pintu, "ada temennya non Rina, katanya namanya teh Lily"

Seketika mata Rina berbinar, ah sudah lama sekali Lily tak mengunjunginya, terakhir bertemu 5 bulan yang lalu.

"Suruh masuk ke sini aja bi, makasih ya bi," ucap Rina yang dibalas anggukan oleh bibi.

Rina tersenyum lebar, sungguh rindu pada sahabatnya itu, tetapi kenapa Lily tidak ada kabar belakangan ini?

Tidak lama kemudian, Lily menampakkan wujudnya di ambang pintu, membuat Rina berlari dan ingin segera memeluknya.

"Eitss.. eitss.. biar gw aja yang kesana, ntar kena marah David gw kalo lo lari-lari karena gw," peringatan pertama dari Lily kepada bumil itu.

Rina menurut dan duduk lagi di sofanya, Lily menghampiri lalu mereka berpelukan untuk melepas rindu.

"Gilaa lo, kemana aja sih? Mentang-mentang gw gendut, lo gak mau nengokin gw," omel Rina.

"Mon maap, apa hubungannye sama lo gendut? Ah gak jelas lo Rin"

Mereka berdua melepaskan pelukannya, saling berhadapan untuk bercerita kehidupan satu sama lain.

"Maaf ya bumil, gw hilang beberapa bulan, abisnya gw shock banget pas Berian bilang mau nikahin gw"

Rina membulatkan matanya, juga menutup mulutnya tanda bahwa ia sangat terkejut, "OMG, REALLY?"

"Hmm"

"Terus terus?"

Lily menghela nafas panjang, "gw gak mau"

"WHY BABY?," Kali ini, Rina lebih terkejut mendengar jawaban dari Lily.

"Gw mau kuliah dulu Rin, lagian gw belum siap untuk jadi seorang istri, kalo lo sama David kan, Davidnya udah bisa mengayomi, kalo Berian? Dia kan seumuran sama kita, jadi gw nolak lamarannya, semoga dia bisa ngerti deh"

"Hmm, i see"

Lily mengerutkan dahinya, mengingat-ngingat apa tujuan utamanya datang kemari, sembari mengingat ia mengelus perut Rina yang sudah seperti balon udara, hehe canda.

"Hey keponakan tante, kamu yang sehat ya di dalam sana, tante excited banget nungguin kelahiran kamu," ucap Lily berceloteh ria.

"Dih tante-tante," ejek Rina yang langsung diberi pelototan oleh Lily.

"OH IYA"

Rina sedikit tersentak saat mendengar suara nyaring yang keluar dari mulut Lily.

Lily menatap Rina serius, mendekatkan wajahnya di telinga Rina, seperti akan memberitahu rahasia yang sangat rahasia.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang