Ayah...

2.7K 76 3
                                    

Dokter menyatakan Gerry meninggal, tentu saja David sangat terpukul, seperti direnggut sesuatu dari hidupnya yang sangat berharga.

Rina berusaha menenangkan David dengan mengelus pundaknya, "David kamu harus kuat"

"Ayah Rin hiks hiks," Rina memeluk David, ia tahu Gerry sangat berarti untuk tunangannya ini.

"Hiks bahkan aku belum bisa mengabulkan permintaan Ayah untuk melihatku menikah hiks hiks"

Rapuh, ya David sedang rapuh, Gerry lah keluarga satu-satunya yang ia punya, keluarga yang selalu ada di dalam suka dan duka David, tetapi harus meninggal dengan cara seperti ini.

Rina mengeratkan pelukannya, "om Gerry pasti akan melihat kita menikah dari atas sana," ucap Rina menenangkan.

Rino dan Mrs.Wintara datang dengan wajah cemas, Rini dan Wintara belum juga bangun dari pingsannya, jadi mereka memilih untuk melihat keadaan Gerry terlebih dahulu.

"Gimana?," ucap Mrs.Wintara, namun melihat raut wajah David yang sedang menangis, sepertinya Rino dan Mrs.Wintara tahu jawabannya.

"Om Gerry gak selamat mah"

"Innailahi wainnailahi rojiun," ucap Rino tidak percaya.

Mrs.Wintara mengambil duduk di samping David, "David jangan sedih ya nak, tante sama om Wintara akan menjadi orang tua David juga"

"Terimakasih tante hiks," balas David.

Rino memeluk David, "yang kuat bro, gua tau om Gerry baik, pasti Tuhan kasih tempat terbaik untuk om Gerry"

"Aamiin makasih bang," David membalas pelukan Rino.

Ntah kenapa air mata Rina tidak bisa keluar, ia masih terkejut dan tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi hari ini, tentang masa lalu papahnya yang kelam.

"Keluarga pak Gerry," salah seorang perawat keluar dari ruangan.

"Iya saya sus," David berdiri dari duduknya.

"Jenazah sudah bisa dibawa pulang," ucap perawat itu.

"Iya makasih sus," jawab Rina.

"Gua aja yang urus ambulancenya Dav, lo disini aja," Rino bangkit dari kursinya dan meninggalkan David.

"Mamah ke tempat papah dulu ya nak, papah harus tau kabar duka ini," David dan Rina mengangguk mengartikan 'iya'

Rina memeluk David lagi, ia hanya ingin menenangkan David dengan sebuah pelukan, David membalas pelukan Rina dan menangis di pundak Rina.

30 menit berlalu...

Wintara dan Rini sudah sadar, ambulance sudah siap, dan jenazah Gerry sudah bisa dibawa pulang.

David meminta untuk ikut bersama ambulance, sedangkan Wintara dan keluarga mengiringi dari belakang ambulance.

Di dalam ambulance terasa sepi dan gelap, David meratapi tubuh Ayahnya yang terbaring kaku dan sudah tidak berdaya, ia menangis sejadi-jadinya.

Sirine ambulance mulai berbunyi menandakan mobil sudah berjalan.

"Ayah, kita ada di ambulance lagi, bedanya kali ini hal yang David takutkan benar-benar terjadi, melihat Ayah pergi meninggalkan David untuk selama-lamanya," David membuka kain yang menutupi wajah Gerry.

Melihat wajah Gerry untuk terakhir kali, wajahnya sangat pucat, selama ini David selalu takut menghadapi kejadian ini.

David menggenggam tangan Gerry, air matanya terus membasahi wajah tampannya itu.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang