Rino yang sedang asik bermain game, memilih untuk tidak masuk jam kuliahnya, ya ia bolos, toh ia pikir mama dan papanya juga tidak tahu.
Ditengah-tengah keasikannya bermain game, terbesit satu ide cemerlang yang membuat Rino gagal fokus dengan gamenya.
Rino menaruh ponselnya, ia bangkit dari kasur dan menuju ke tempat yang akan mewujudkan idenya.
Cklek
"Rin"
Seketika orang yang sedang berbaring di kasur menoleh, "ya bang?"
Rino mengamati orang itu dengan seksama, "lah kok ada lu? Ini kan kamar Rina"
Rini menampakkan cengiran kuda tanpa dosanya, "Rini lagi minjem masker kak Rina, jadi disini hehe"
"Rina dimana?," tanya Rino tanpa basa-basi.
Rini berpikir sejenak, "ah di ruang tv, kayaknya lagi nonton film tadi"
Sebelum Rino meninggalkan ruangan, ia ingin menjahili adik kecilnya itu, "MASKERAN TERUS BIAR MUKA HALUS KAYAK PANTAT BAYI"
Mendengar hal itu Rini melemparkan guling yang ada di dekatnya kepada Rino, "NYINYIR TERUS, ITU MULUT APA ACARA GOSIP, NGOMENTARIN HIDUP ORANG AJA"
Rino tertawa keras saat melihat masker Rini yang retak karena teriakannya untuk membalas perkataan Rino, "mampus retak HAHAHA"
"AAAAA AABAANGGG!!"
Selama menuju ke ruang tv, Rino bersenandung ria layaknya anak kecil yang sedang kegirangan.
Sudah akan sampai di ruang tv, "hiks hiks hiks"
Ada yang menangis, siapa?
Rino menaikkan kecepatan jalannya 2x lipat, ia melihat ke sofa yang ada di sana, ah hanya ada Rina, berarti Rina yang menangis?
Rino menepuk pundak Rina, "oyy," lalu ia loncat dan duduk di samping adiknya itu, "hiks apa sih bang hiks hiks"
"Paan sih lo nonton drama aja nangis, alay, lebay, kamseupay," ucap Rino.
Rina mengelap air mata dan ingusnya menggunakan tisu yang berbeda, "ye biarin yang nangis gua, lo yanh sewot!"
"Mau apa kesini?," tambah Rina, ia tahu betul kalau Rino sudah mulai menghampiri dirinya, pasti selalu saja ada maunya.
"Gua punya ide cemerlang Rin"
"Apa?," jawan Rina malas, selama ini ide cemerlang Rino selalu tidak masuk akal.
Rino menepuk tangan Rina, "heh dengerin dulu ya maemunah, ini menarik, kali ini gua gak maen-maen dah"
Dengan malas, Rina memerhatikan abang gesreknya itu, "apa?"
"Kayak mana kalau hari ini kita double date? Gua sama pacar baru gua, lo sama David?," Rino bertepuk tangan kegirangan atas ide yang 'menurutnya' cemerlang itu.
Rina memutar bola matanya, "lo mau pamer pacar bang"
"Sebenernya nggak sih, cuma karena lo ngomong kayak gitu, yaudah sekalian aja pamer haha"
"Ah males ah, David sibuk, gak bisa ngedate"
Rino memanyunkan bibirnya, "ayolah, gua janji disana gua waras, gak malu-maluin lo"
"Ya iyalah abang waras! Kan ada pacar abang, lagian kalo abang gak waras disana yang malu tuh bukan Rina sorry aja, yang malu kan abang sendiri huh," Rina jadi jengkel kepada abangnya ini karena ia mengganggu aktivitas nonton Rina.
Dengan cepat, Rina mengibas-ibaskan tangannya untuk mengusir Rino, "udah pergi hus hus, Rina mau lanjut nonton"
Tidak kehabisan akal, Rino mencari cara lagi agar Rina mau melaksanakan double date itu, "memang lu gak mau ketemu Lea langsung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
RomanceBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...