Diundur

3.7K 93 5
                                    

"Hari minggu gini enaknya ngapain ya," batin Rina yang sedang memainkan ponselnya, "aku beres-beres rumah aja deh."

Rina memang anak yang paling rajin di keluarga ini, ya karena ia anak perempuan, ia merasa bersih-bersih rumah adalah tanggung jawabnya.

Rini? Yahh jangan diharapkan, Rini hanya bisa bermain ponsel dan berselfie-selfie ria, walau sesekali membantu, tapi tidak terlalu banyak.

Jangan tanya Rino, selain jam kuliah, kerjaannya hanya tidur saja, jangankan beres-beres rumah, mandi saja kadang tidak mau.

Kemalasannya terkalahkan dengan wajah tampan yang membuat wanita terpesona padanya.

Rina menyapu lantai rumah sampai bersih, keringat bercucuran di dahinya, "ah duduk dulu lah," ucapnya sambil mencari kursi yang bisa ia duduki.

"Rina," sontak Rina menoleh ke sumber suara, "kenapa pah?," jawab Rina saat mendapati Mr.Wintara sedang menghampirinya.

"Om Gerry sama David mau kesini, katanya mereka sebentar lagi sampai, hari ini kita akan bahas masalah pernikahan kalian."

"HAH?, aku kucel gini, belum mandi, rambut berantakan, keringetan, gimana?," heboh Rina.

Mrs.Wintara berjalan dengan langkah yang cepat, "aduh Rinaa, kok kamu kayak upik abu gini sih!,"

"Ya aku kan beres-beres rumah maa," jawab Rina

"Nanti kalau saudari-saudari kamu nikung kamu, gimana? Kamu kucel gini, disingkirin ntar sama saudari-saudari jahat"

Rina berfikir sejenak, mencoba mencerna ucapan mamanya, "mama ngomong apa sih?"

"Ih kudet, itu loh Cinderella"

"Ha? Eh? AH UDAH AH AKU MAU MANDI," benar kata Rini, Mrs.Wintara sedang demam kartun.

Rina segera berlari menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari ruang tamu, dari sekian banyak kamar mandi, Rina memilih kamar mandi yang paling dekat dengan dirinya berada sekarang.

15 menit berlalu, Rina membalut tubuhnya memakai handuk berwarna putih dan menggulung rambutnya dengan handuk kecil, lalu ia membuka pintu dan perlahan keluar dari kamar mandi tersebut.

"Rina?," suara David mengalihkan pandangan semua orang ke objek yang David lihat, "AAAAAAAAAAAA," spontan Rina teriak dan berlari menuju kamarnya.

OMG!, "aduhh bodoh banget sihh," gumam Rina merutuki dirinya sendiri, ia sangat malu kepada keluarga David.

"Ehm, mohon maaf atas kelakuan Rina," Wintara membuka suara untuk memecah keheningan yang ada.

"Tadi Rina jadi upik abu, beres-beres rumah, baru mandi," tambah Mrs.Wintara agar tidak terjadi salah paham.

"Hah? Upik abu?," batin David.

"Wahh, santai aja lah, namanya juga anak muda," Gerry tersenyum ramah, ia tahu bahwa Wintara, sahabatnya sedang menahan malu.

"Kalo gitu, berarti Rina rajin abis beres-beres rumah, istri idaman banget," ucapan David berhasil mencairkan suasana, "ah bisa aja kamu David," balas Wintara.

Rina datang dari arah kamarnya dan menunduk, "maafin Rina ya om, David, Rina gak tau kalo om sama David udah dateng, sumpah," ntah kenapa ucapan Rina terdengar lugu sampai David menahan tawanya.

"Sudah sudah, gak apa-apa Rina, om maklumi, lagian dulu pas David seumuran kamu, dia itu jarang mandi, jadi om maklumi anak muda," Rina sedikit lega mendengar jawaban Gerry.

"Perasaan pas SMA aku mandi terus," batin David heran. "Bang Rino sama Rini dimana om, tan?," sedari tadi memang batang hidung kedua orang itu tidak terlihat.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang