Weekend

4.1K 102 2
                                    

"Wah mendung, gelap banget awannya, pasti mau hujan," batin Rina yang memandangi langit dari jendela kamarnya.

"Kakk Rinaa, disuruh sarapan sama mamaa," ucap Rini yang tiba-tiba berada di ambang pintu.

Rina menggelengkan kepalanya, "kan kebiasaan lagi"

"Riniiii, adikku sayang, biasain ketuk dulu kalo mau masuk kamar kakakk!," geram Rina kepada adiknya itu, Rini hanya membalas dengan cengiran lalu pergi ke ruang makan disusuli Rina.

"Asikk makan ayam," baru saja Rino ingin mengambil ayam di meja makan, namun dengan cepat ditepuk oleh Mrs.Wintara.

"Rino, ini ayam goyeng spesial upin ipin, jangan menodainya dengan tangan kotormu, sana cuci tangan sama cuci muka dulu!," omel Mrs.Wintara.

Rina menatap papanya dengan tatapan menajam, "mama kenapa sih pa?"

"Demam upin ipin," jawab Wintara santai.

Rini menambahkan perkataan papanya, "papa salah, lebih tepatnya demam kartun"

"Apaan sih kalian? Mama sehat gak demam," balas Mrs.Wintara.

Rino kembali lagi ke meja makan dengan tangan dan wajah yang masig basah, "selamat makannnn," ucapnya lantang.

Semua orang menyantap makanannya dengan nikmat, tidak ada yang membuka suara sampai akhirnya Wintara bertanya.

"Gimana sekolah kamu Rini?"

"Sekolah aku kenapa pa? Baik-baik aja kok," jawab Rini.

"Maksud papa, kamu gak buat ulah lagi kan?," ucap Rina tajam, "nggak lah, aku kan anak baik-baik," pede Rini.

"Rini itu cuma mau cari pengalaman yang menarik Rin, gak kayak lo yang hidupnya berjalan mulus terus kayak jalan tol, sekali-kali buatlah masalah yang bakal dikenang," ucap Rino melantur.

"Contohnya kayak bolos jam pelajaran, pura-pura sakit ke UKS, hidup tuh dibawa santai aja kali gak usah kaku," tambah Rino, "mamaaa liat tuh bang Rino ngelantur kayak otaknya."

"Rino, kamu ini jangan ajarin adek-adeknya ke jalan yang sesat dong, contoh itu dorami anak baik-baik, pintar juga," jelas Mrs.Wintara.

Rini terheran-heran dengan perkataan mamanya, "Hah? Dorami sekolah?"

"Itu loh temen nobita yang pinter," jawab Mrs.Wintara.

"Shizukaa mamaaaa," ucap Rina dan Rino berbarengan.

Wintar menggelengkan kepalanya, ntah ada apa dengan istrinya ini, "tapi yang dibilang Rino ada benernya juga loh"

"Setuju kan pah? Memang sehati banget kita pah," mungkin memang sudah turun menurun melanturnya batin Rina.

"Kamu gimana Rina? Sama David?," Rina menoleh ke arah papanya, "baik kok," jawabnya singkat.

"Sudah persiapkan pernikahan kalian?."

"Udahh," jawab Rina sambil mengangguk.

"Pahh, masa Rina nikah duluan dari pada aku," bawel Rino tiba-tiba, "yaa kakak kan jomblo, mau nikah sama siapa?, sama tembok?" sesaat Rina dan mamanya tertawa mendengar celetukan Rini.

"Kecil-kecil pedes ya ngomongnya," ucap Rino tersenyum miring, "bener kok kata Rini, ya kalo kamu sudah punya pasangan, mau nikah besok juga gak apa-apa," Wintara menjawab pertanyaan Rino dengan santai.

Acara bincang-bincang ria setiap weekend sudah selesai, Rina kembali masuk ke kamarnya, kaca besar di kamarnya terpampang jelas, Rina berniat mengaca untuk merapihkan rambutnya.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang