Sudah 2 hari sejak kejadian itu, Rina memilih berdiam diri di kamar, ia meratapi nasibnya sebagai seorang wanita yang dikhianati.
Tingkah Rina belakangan ini membuat Rino dan Rini bingung, mereka tidak tau apa yang terjadi dengan saudarinya itu.
Kebingungan Rino Rini bertambah ketika melihat David yang dari kemarin bolak-balik ke rumah untuk menemui Rina, namun Rina mengunci dirinya di kamar, ia tidak ingin menemui siapapun.
Suhu bertambah panas di siang hari, Rino memilih untuk menghidupkan AC yang berada di ruang TV, ia menyalakan TV dan mencari siaran yang bisa ia dan Rini ditonton.
"Hmm bang," Rini mengarahkan pandangannya ke arah Rino.
"Apa"
"Kalau kata Rini sih ya, kak Rina sama kak David lagi berantem hebat!"
Kali ini Rino yang menoleh ke arah Rini, mereka saling bertatapan serius.
Sedetik kemudian tawa Rino pecah, "HAHAHA TAU APA LU ANAK KECIL HAHAHAHA"
Rini memajukan bibirnya, ia merasa kesal karena kata-katanya dianggap remeh oleh abangnya.
"Ish, gini-gini Rini sering nonton sinetron!, biasanya kalo kayak gitu tuh lagi berantem tau!," ucap Rini sebal.
Tangan Rino mendarat tepat di puncak kepala Rini, ia mengusap-usap kepala adik bungsunya itu, "gak usah sok tau ya adik kecilku"
Rini menepis tangan Rino kasar, "memang abang tau apa soal pacaran?"
Seketika Rino mengehntikan aktivitasnya, perkataan Rini membuatnya terdiam seribu bahasa.
"Rini kan udah punya pacar, sedangkan abang JOMBLO, jadi Rini ngerti masalah-masalah kayak gini!," tambah Rini sambil menunjukkan senyuman miring di wajahnya.
Lagi-lagi abang dari dua adik perempuan itu terdiam, lalu Rino mengelus dadanya "yaAllah sabarkan hambamu yang selalu dinistakan ini yaAllah"
Ting tong!
Rino dan Rini mengarahkan pandangannya ke arah pintu ruang tamu.
"Aku aja yang buka," ucap Rini saat melihat abangnya hendak berdiri dari kursi.
Dengan langkah gontai, Rini berjalan menuju arah pintu ruang tamu, ia membuka pintu perlahan.
Cklek
Sontak Rini mengembangkan senyumannya, "MAMAA PAPAAA!!!"
Ia memeluk pria dan wanita yang ada di hadapannya.
"Riniii sayangg," ucap Mrs.Wintara sambil mengelus puncak kepala putri bungsunya itu.
Belum sempat Wintara dan istrinya menginjakkan kaki di dalam rumah, mereka disambut dengan suara berat dari gadis yang baru saja datang.
"Ma, pa aku mau ngomong"
Suara serak itu menyusup masuk ke telinga Wintara.
Tentunya mama dan papa Rina terkejut dengan penampilan Rina yang sangat berantakan.
Setelah berkata seperti itu, Rina membalikkan badannya dan hendak pergi.
"Tunggu Rina"
Rina menolehkan kepalanya, ia tidak bisa mengabaikan panggilan dari papanya, "ya."
"Kamu kenapa?"
"Gapapa," balas Rina dan pergi begitu saja.
Mrs.Wintara menggelengkan kepalanya, "ada yang salah di rumah ini"
Ia menatap Rini dengan serius, "selama mama dan papa pergi, apa yang terjadi di rumah ini Rini?!"
Rini terdiam, sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Rina, juga David.
Rini menggelengkan kepalanya, "aku gak tau ma, yang aku tau cuma kak Rina yang selalu ngunci diri di dalam kamar sama kak David yang terus dateng ke rumah ini untuk nemuin kak Rina, tapi kak Rina gak mau nemuin kak David," jelas Rini panjang lebar.
Wintara menghembuskan nafas kasar, "ada masalah kayak gini, kenapa gak ada yang kasih tau papa?!!,"
Dengan cepat Wintara berusaha berlari kecil untuk menemui Rina.
Sampailah ia di depan kamar Rina.
Tok tok tok
"Rinaa," panggil Wintara sambil mengetuk pintu kamar.
"Masuk aja, gak aku kunci"
Wintara membuka pintu, ia cukup terkejut dengan keadaan kamar Rina yang seperti habis terkena gempa.
"Kamu kena...,"
"Aku mau pernikahanku dan David dibatalkan"
1 kalimat yang membuat Wintara membelalakkan matanya.
Ia mendekati Rina dan mengusap pundak Rina.
"Kamu ngomong apa Rina?"
Rina menatap Wintara dengan penuh kesedihan, "paa.. aku gamau nikah sama David, David jahat, tolong batalkan perjodohan ini"
Mata Rina mulai mengabur karena dipenuhi air mata yang berusaha ia tahan agar tidak terjatuh.
"Kalau ada masalah kan bisa dibicarakan baik-baik, gak gini cara nyelesainnya nak," ucap Wintara lembut, sangat lembut.
Ntahlah, Rina sudah lelah menangis, ia terlalu banyak membuang air matanya untuk David, ia menyenderkan kepalanya di pundak Wintara.
"David jahat paa hiks," lagi-lagi pertahanan yang dibuat Rina runtuh.
Baru kali ini Rina terlihat serapuh ini, menurut Wintara Rina adalah anak yang bijak, ia lebih bisa menahan emosi dibanding abang dan adiknya.
- - -
David mengepalkan tangannya erat, rasanya ia ingin meninju semua benda yang ada di sekelilingnya, ia marah, marah pada dirinya sendiri karena membuat Rina menangis seharian.
"Kenapa aku sebego itu bisa ditipu sama wanita jal*ng itu! AH SH*T," geram David.
David sudah berusaha mencari keberadaan Kirana, ia melakukan segala cara untuk menemui Kirana, namun usahanya tidak berbuah manis.
Tekanan dari Gerry, Ayah David yang terus menanyakan kabar Rina membuat kepala David bertambah pusing.
"Aku gak mungkin bohong terus sama Ayah tentang ini, lama kelamaan semuanya akan tau masalah ini"
Otak David bekerja dengan cepat, ia memikirkan berbagai cara untuk memberitahu masalah ini kepada Ayahnya, David takut Gerry akan mengalami hal yang buruk jika mengetahui tentang kesalah pahamannya dengan Rina.
Mencoba dan terus mencoba.
David mencoba menelepon ponsel Rina lagi, sejak saat itu terhitung 100 lebih panggilan telepon dari David yang diabaikan Rina, ia juga sudah berusaha mendatangi rumah Rina untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, lagi-lagi Rina hanya mengabaikannnya.
Cklek
"Ayah?," ucap David saat melihat Gerry berada di ambang pintu kamar David.
"Adaa apa yah?"
Gerry mendekati David, "kita sudah lama gak ke rumah Rina, Ayah ingin berbincang dengan Wintara, kamu siap-siap ya, nanti malam kita ke runah Rina"
HAH? KE RUMAH RINA?
Rasanya ingin sekali David menjawab 'tidak' tapi pasti akan sangat janggal jika David tidak ingin mengantar Gerry ke rumah Rina.
David diam, ia tidak tau harus menjawab apa, ia bingung, harus berkata jujur dan menjelaskan semuanya kepada Gerry, atau terus berdiam dan menyembunyikan masalah ini.
Masalah ini harus diselesaikan, ia harus berbicara dengan Gerry.
"Bagaimana David? Kamu bisa ke rumah Rina kan malam ini?,"
"Emmm... iya yah bisa"
Huh pikiran dan perkataan tidak sejalan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lafyu semua yang udah baca cerita ini, saranghae❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
RomanceBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...