Tok tok tok, bibi mengetuk pintu kamar David dengan terburu-buru, ia panik.
"Den David, Den," teriaknya dari luar kamar.
Cklek
David menampakkan wajah bingung, "kenapa bi?"
"Tuan den tuan"
"Ayah kenapa?"
Bibi terdiam sebentar, ia menarik nafas panjang, "tuan pingsan den!!"
1 kalimat yang membuat David sangat panik, tanpa basa basi David berlari menuju ke kamar Gerry.
Betapa terkejutnya David saat melihat Ayahnya yang terbaring di lantai dengan keadaan tidak sadarkan diri, "AYAHH"
Segera David menelepon ambulance.
"Perawat yang jaga Ayah kemana bi?!"
"Mmm.., saya gak tau den"
Tidak butuh waktu lama untuk mobil ambulance sampai ke rumah Gerry, karena jarak rumah sakit memang cukup dekat dari sini.
David menggendong Ayahnya, ia segera mebawanya masuk ke dalam mobil, ntahlah perasaannya kacau.
Selama perjalanan, sirine ambulance terus besenandung di telinga David membuat David mengingat masa kecilnya.
Disaat ia menangis meratapi ibunya yang berwajah pucat lemah tak berdaya, suasana malam hari yang dingin membuat David kecil kedinginan, namun dengan penuh kasih sayang Gerry memeluk tubuh mungil David.
"Jangan menangis, ibumu akan baik-baik saja," ucap Gerry sambil mengelap air mata David.
Ucapan itu terngiang di kepala David.
Sekarang, David melihat orang yang memeluknya saat itu berada di posisi ini, lemah dan tak berdaya.
Tanpa sadar, air mata David turun begitu saja tanpa hambatan apapun, ya, ia menangis lagi untuk kedua kalinya di tempat yang sama, ambulance.
Namun kali ini perbedannya, ia duduk sendiri, tidak ada orang disisinya yang akan memeluknya disaat ia butuh sebuah pelukan hangat.
"Ayah," ucap David lirih.
David menggenggam tangan Gerry, tangan yang mempunyai kerutan-kerutan halus karena faktor usia, tangan yang selama ini selalu mendorong David untuk terus melangkah maju.
"Ayah akan baik-baik saja," ucap David menirukan ucapan Gerry saat dulu.
Beberapa menit kemudian, mobil ambulance berhenti tepat di depan rumah sakit yang cukup terkenal di Jakarta.
David tersadar dari lamunannya, ia turun dari mobil dan membantu perawat yang datang untuk membawa Gerry masuk ke dalam rumah sakit.
Setelah beberapa jam, Gerry bisa dipindahkan ke ruangan biasa dari UGD, dokter mengatakan bahwa Gerry hanya kelelahan, tidak lebih dari itu, namun ia perlu dirawat inap untuk menstabilkan energinya.
Selama mengantarkan Gerry ke ruangan, David tidak henti-hentinya mengucap syukur, bersyukur karena masih diberikan waktu lebih lama bersama Gerry.
David melihat jam di ponselnya, menunjukkan pukul 20.00, Gerry belum juga sadar dari tidur pulasnya.
"Astaga," karena terlalu panik, David sampai melupakan masalahnya dengan Rina, "gimana ini," batin David.
Dengan cepat, David bangkit dari kursinya untuk menemui Rina.
"David," langkah David terhenti, ia menolehkan kepalanya, tampak wajah berbinar dari David, "ayah sadar."
"Kamu mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
Любовные романыBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...