Bagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing?
Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA.
Lalu bagaimana?
Perjodohan tetap terjadi.
Ketika kedua insan dipersatukan...
Sejak pagi, keluarga Wintara sudah sibuk mondar-mandir keluar komplek untuk membeli apapun yang dibutuhkan untuk acara hari ini.
Seperti membeli balon, pita, topi kerucut, dan bahan-bahan makanan yang diperlukan.
Hari ini, Wintara memutuskan megadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kegenapan 15 tahun usia Rini, ia mengundang David dan Lea untuk berpesta daging nanti malam.
Namun sebelum itu, mereka harus menyusun dekorasi untuk merayakan ulang tahun Rini, sepertinya taman yang cukup luas dan berdampingan dengan kolam di belakang rumah cukup strategis untuk menjadi tempat pesta ini.
Kebetulan David dan Lea juga sudah datang sedari sore untuk membantu-bantu mempersiapkan pesta kecil-kecilan ini.
Mereka semua berbagi tugas dengan adil, Wintara dan supir pribadinya memasang bohlam dan lampu-lampu kecil di sekeliling taman.
Mrs.Wintara dan bibi membuat kue ulang tahun untuk Rini, tentunya diawasi oleh Rini agar benar-benar sesuai dengan ekspetasinya.
Rino, Rina, David, dan Lea ditugaskan untuk meniup balon dan membuat pita-pita lucu untuk dipasang berdampingan dengan lampu warna-warni yang sedang dipasang Wintara di taman.
Semua terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing, kesibukan mereka ditemani dengan iringan lagu pop yang diputar Rino di speaker dengan volume yang kencang hingga terdengar sampai ke penjuru rumah, tak jarang beberapa dari mereka melantunkan lagu tersebut.
David dan Rina melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati, David yang memotong pitanya dan Rina yang membentuknya menjadi berbagai bentuk pita.
"Aw," ringis David ketika ia tidak sengaja melukai jari telunjuknya, gunting yang tajam itu menggoreskan besinya ke telunjuk David.
Sontak Rina, Rino, dan Lea terkejut, mereka menatap David dengan seksama, terlihatlah telunjuk David yang mengeluarkan sedikit darah.
"Kamu kenapa?," panik Rina.
"Kena gunting," David mencoba menghentikan darah tersebut, namun semakin diberhentikan malah semakin banyak yang mengalir.
"Cepet obatin Rin," suruh Rino yang dijawab anggukan oleh Rina.
Rina menarik tangan David untuk bangkit, "ayo ke kamar aku, ada betadine," David menurut dan mengekori Rina dari belakang.
Dengan langkah cepat, mereka berdua sampai di depan kamar Rina, Rina membuka pintu, "ah aku lupa kapasnya ada di kamar Rini, aku ambil dulu ya, kamu cari aja betadinenya ada di--," ia berusaha mengingat-ngingat.
"Ah di laci," ucap Rina yang bergegas pergi meninggalkan David.
David masuk ke kamar yang cukup luas itu, ia terkagum akan kerapihan kamar calon istrinya, semua tertata dengan baik dan sesuai dengan tempatnya masing-masing.
Mata David menelusuri ruangan untuk mencari laci yang dimaksud Rina, ah mungkin laci yang berada di samping ranjang tempat tidur Rina?
Ntahlah, David membuka laci itu, tangannya mulai merogoh-rogoh di dalam sana, "ah ini," batin David saat merasakan tangannya memegang botol kecil yang sepertinya betadine.
Ia mengambil obat luka itu dari dalam laci dan menutup kembali laci dengan rapat, tapi...
Tunggu dulu, mata David seperti melihat sesuatu yang tidak asing, ia kembali membuka laci itu dan mengambil sebuah foto dari dalam sana, ia menatap foto itu dengan nanar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.