Telepon

2.5K 86 1
                                    

Jarum jam terus berputar dan menimbulkan bunyi yang mengisi keheningan di dalam ruang keluarga ini.

Semua terkecuali Wintara terdiam membatu, terlihat gelisah dan tidak tau harus berbuat apa, menunggu sampai 24 jam agar bisa melaporkan itu terlalu lama.

Sudah lebih dari 2 jam keadaan seperti ini, Wintara terus menghubungi kenalan-kenalannya yang berkutik di wilayah kepolisian.

Tringg tringg
Ponsel David berdering membuatnya menjadi pusat perhatian.

David menampakkan wajah tak enak, "izin angkat," ucapnya yang dijawab anggukan lemas oleh semua anggota keluarga.

"Dari Ayah," batinnya.

Panggilan terhubung

"David kamu dimana?"

"Di rumah Rina yah"

"Ini udah jam berapa? Katanya kamu mau antar Ayah check up"

"Ah yah aku gak bi--"

"Putus-putus teleponnya, Ayah tunggu ya"

Sambungan terputus

Duh di tengah-tengah keadaan seperti ini, masa iya David meninggalkan Rina?

Perubahan wajah David setelah menerima telepon membuat Rina heran, "kenapa?"

"Rin, Ayah minta anterin check up, tapi aku mau nemenin kamu a--," perkataan David terpotong.

Rina menggenggam tanga David, "kamu anterin om Gerry aja dulu, nanti kesini lagi, aku gapapa," ucap Rina menyakinkan.

David mengangguk kecil, ia segera berpamitan dengan keluarga Rina.

"Om, tante, semuanya, maaf David harus pergi mau antar Ayah ke rumah sakit sebentar nanti David kesini lagi"

Setelag berpamitan, David berjalan ke  parkiran rumah Rina, ia melajukan mobil pergi dari sana untuk menjemput Gerry.

Selama perjalanan, David terus berpikir tentang suara itu, "apa iya itu suara dia?," batin David.

"Tapi untuk apa dia melakukan ini?," sekarang David bergumam pelan.

Ntahlah ia tidak mengerti.

Sampailah mobil di depan rumahnya, kebetulan Gerry sudah menunggu di depan rumah, David membuka kaca mobil, "Ayok yah"

Tanpa basa-basi Gerry masuk ke dalam mobil, ia memakai seat belt sebelum David melajukan mobilnya.

Saat Gerry masuk, David merasakan perasaan yang tak pernah dirasakannya selama ini, bau parfume Gerry menenangkan hatinya.

David melajukan mobilnya.

"Yah," panggilnya.

"Iya"

"Rini diculik"

Gerry menolehkan kepalanya 90° ke arah David, "apa?!"

"Iya"

"Kok bisa?," sebenarnya Gerry sangat terkejut, penculikan? Bagaimana bisa?

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang