Damai

3.4K 89 3
                                    

"Pak sedikit cepat ya," ucap Rina kepada supir taxi yang ada dihadapannya, "iya mbak."

Rina terus memikirkan wajah David, ah perasaan bersalah ini terus menghantui Rina.

Mobil taxi melesat cepat ke rumah sakit.

Sampai.

"36.000 mbak"

Rina merogoh tasnya, mencari selembar uang berwarna biru itu.

"Ini pak," ucapnya sambil memberikan uangnya dan diterima supir taxi.

"Makasih ya pak," Rina langsung menutup pintu mobil, " eeehhh, kembaliannya mbakk!!," teriak supir taxi dari kaca mobil.

"Ambil ajaa pakk!!"

Rina berlari menuju ke ruangan om Gerry, sekarang ia benar-benar ingin bertemu dengan David.

Duh, Rina lupa nomor ruangannya, tadi kan saat Rina datang, ia hanya melamun jadi tidak mendengarkan perbincangan keluarganya.

"Ah tanya sama mbak perawat ini aja," batin Rina saat melihat seorang perawat ingin berpapasan dengannya.

"Mm mbak, ruang anggrek dimana ya?," tanya Rina sopan.

Perawatnya tersenyum, "di lantai 2 mbak, nanti jalan terus sampai mentok belok kanan"

"Pasien yang bernama Gerry ada di ruangan nomor berapa ya mbak?"

"Yang masuk hari kamis ya mbak? Di kamar nomor 39 mbak"

Rina bersyukur bertemu perawat yang baik hati, "terimakasih mbak"

"Iya sama-sama"

Dengan cepat, Rina berlari menuju kamar anggrek no 39, Rina memilih untuk naik tangga daripada naik lift, toh hanya di lantai 2 juga pikirnya.

Rina membaca petunjuk nomor kamar, "36 sampai 40, ah ini," ucap Rina.

Rina mendapati David yang sedang duduk di sofa tunggu yang terletak di depan ruangan Gerry, ia menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu.

"DAVID," teriak Rina antusias.

David mengarahkan pandangannya ke sumber suara, Rina?, seketika David berdiri dari duduknya.

Rina berlari ke arah David, ia langsung memeluk David dengan erat, Rina menangis di pundak David.

David masih terkejut, dengan susah payah ia membalas pelukan Rina.

"David maaf," lirih Rina.

Rina mempererat pelukannya, "aku sayang kamu," satu kalimat yang membuat jantung David berdetak dengan kencang.

Seperti mimpi, setelah kejadian pemutusan hubungan antara dua keluarga tadi, tiba-tiba Rina datang dan memeluk David seperti ini.

Rina melepas pelukannya dari David, "David maafin aku"

Melihat mata Rina yang sembab dan menghitam membuat David merasa sangat bersalah, ntah berapa banyak air mata yang dikeluarkan Rina untuk David, David segera menghapus air mata Rina.

"Rin? Ada apa ini?"

"Aku udah tau semuanya, ini hanya jebakan, aku minta maaf karena gak percaya sama kamu," Rina menundukkan kepalanya.

David mengembangkan senyumnya, ia menangkup wajah Rina dengan kedua tangannya, "gapapa, kejadian ini bisa jadi pelajaran untuk kita supaya percaya satu sama lain yah"

Rina menampakkan wajah sedih imutnya, "you are mine!," ucapnya dengan nada anak kecil.

David terkekeh geli, "yes, i'm yours," ia menggedong Rina dan membuat Rina sedikit terkejut, namun Rina langsung menyesuaikan dirinya, ia mengalungkan tangannya di leher David.

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang