Satu pekan berlalu, hari ini Rino akan melangsungkan pertungannya dengan Alea Kinara, gadis cantik yang mampu memikat hati seseorang yang 'tadinya' akan menjadi jomblo sejati.
"Ganteng amat gw," Rino merapihkan rambutnya dan menatanya sesuai dengan keinginan.
Tok tok tok
Pintu terketuk dari luar kamar."Masuk aja slur, gak dikunci," sahut Rino.
"Gimana bang?, udah siap?," tanya Rina sembari mendekati abangnya.
Rina memerhatikan wajah Rino dengan lekat dan seksama.
"Lu mau tunangan apa meninggal sih? Pucet amat," ketus Rina tajam, bagaimana bisa di hari pentingnya, wajah Rino malah terlihat lusuh seperti habis bangun dari tidur.
"Buset, ya kali mau meninggal slur"
Rina segera mengambil bedak dan lipbalm yang ada di dalam tas kecilnya.
"Sini gw buat jadi ganteng beneran," ucap Rina sembari membuka wadah bedak miliknya.
Mata Rino terbuka dengan lebar, menatap bedak itu nanar, "gila ya lo, gw cowok tulen woy bukan banci"
Tidak mau kalah, Rina membalas tatapan Rino dengan sinis dan lebih menusuk, "tapi lu kayak mayat idup! Please lah bang lu itu tunangan cuma sekali, jangan malu-maluin"
Tanpa menunggu balasan dari Rino, Rina segera mentap-tap bedaknya di wajah tampan abangnya, memolesnya dengan tipis agar tidak terlalu kelihatan tebal karena tujuannya memang hanya sekedar untuk mengindahkan wajah lusuh Rino.
Rino pasrah, tidak berniat membantah, ntah bedak seperti apa yang dipoleskan pada wajahnya, apakah berwarna putih, coklat, cream, atau bahkan hitam, ia tak tau dan tak mau tau juga, intinya ia hanya bisa pasrah daripada tampilannya benar-benar seperti mayat hidup.
"Lu mandi gak sih bang?," tanya Rina serius sambil memakaikan lipbalm di bibir Rino.
"Kalo ditanya jawab!," suruh Rina.
Rino menghembuskan nafas kasar, "gimana mau jawab, tadi kan lu lagi pakein yang pink pink itu, ntar kalo kena gigi gimana Maemunah?!"
Rina hanya bisa terkekeh mengingat ucapan Rino ada benarnya, "eh iya deng hehe"
"Sekarang, tawa lu!"
"Dah cakep, kalo gini kan lu kayak cowok yang siap memakaikan cincin ke sang wanita bang," Rina mengacungkan kedua jempolnya.
Rino menatap pantulan wajahnya di cermin yang tertempel pada lemari pakaian, sedikit terkejut dengan hasilnya yang natural, seperti tidak memakai apa-apa, namun wajahnya terlihat lebih segar.
"Kok tambah ganteng ya gw," ucap Rino sambil berpose di depan cerminnya, mulai dari pose seperti model hingga pose meletakkan jarinya yang berbentuk tanda centang di bawah dagu.
Rina mendesis kecil, "tadi aja gak mau!, sekarang muji-muji! Dasar plin plan"
Sebelum dirinya bertambah emosi dan muncul hasrat ingin meninju Rino, lebih baik Rina meninggalkan Rino yang masih berpose-pose ria.
Tidak lama kemudian, beberapa mobil berangkat menuju ke tempat dimana akan diadakan acara pertunangan Rino dan Lea, mereka memilih tempat outdoor seperti saat melangsungkan pertunangan Rina dan David.
Bedanya, kalau Rina di taman, kalau Rino memilih untuk mengadakan pestanya di sebuah villa yang terletak di tengah kota.
Kebetulan tempatnya cukup dekat jadi tidak perlu menghabiskan waktu yang lama.
Sampailah mereka di tempat acara.
Wow, tempatnya sudah didekor sedemikian rupa sehingga indah dipandang dan dilihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
RomanceBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...