Baju Pertunangan

4.6K 125 4
                                    

Hari demi hari sudah dilewati David dan Rina, terhitung bahwa ini hari ke lima sejak pertemuan pertama kali mereka, perlahan-lahan Rina mulai bisa membiasakan diri tanpa Rio.

Kenapa? Karena David selalu berada di sampingnya, ya walaupun Rio terus saja menganggu Rina, tetapi Rina berusaha keras untuk menghindar, ia hanya ingin menjaga hati calon suaminya, David.

"Kita ke toko temennya ayah ya," ucap David seraya menghidupkan mesin mobil, mereka memang membeli bajunya dadakan, 2 hari sebelum pertunangan.

Karena pertunangan ini hanya dihadiri keluarga besar dari kedua belah pihak, dan teman-teman dari David dan Rina, jadi Rina memutuskan untuk memakai baju yang biasa saja, acaranya juga hanya kecil-kecilan di sebuah taman yang dekat dengan komplek perumahan David.

"Toko om Agus?," tanya Rina, "iya," David hanya membalasnya dengan singkat.

"Itu mah temen papa jugaa"

"Temen SMA ayah," balas David lagi, "iya kan papa sama om Gerry satu sekolah," hampir saja David lupa bahwa orang tua mereka adalah teman lama.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke toko baju pengantin milik Agus Sanjaya, nama tokonya adalah Gallery Gisell, ya Gisell adalah nama putri semata wayangnya.

"Heii David, Rina," sapa Agus saat mendapati David dan Rina masuk ke dalam tokonya, "hallo om," David dan Rina pun segera bersalaman dengan Agus.

"Tadi ayah David sama papanya Rina udah bilang ke om, kalian mau pilih baju pertunangan," Agus berbicara dengan nada sumringah, mungkin ia senang, anak dari teman-teman masa SMA nya akan memakai gaun yang di desain olehnya.

"Iyaa om," Rina tersenyum, begitupun dengan David, "ini coba dilihat beberapa gaun untuk Rina dan setelan jas buat David, kalian mau temanya warna apa?"

"PUTIH"
"ABU-ABU"

Rina menyebutkan warna putih bersamaan dengan David yang menyebutkan warna abu-abu, Agus menahan tawanya saat melihat sepasang muda-mudi ini.

"Putih ajaa," ucap Rina, "abu-abu aja Rin," David berusaha membujuk Rina, "abu-abu lebih elegant"

"Putih aja kan netral," Rina menunjukkan wajah imutnya sehingga David tidak bisa membantah perkataannya.

"Ya udah abu-abu untuk pertunangan dan putih untuk pernikahan, gimana?," Agus mecoba untuk mengambil jalan tengahnya.

"Sipppp," kedua sudut bibir Rina terangkat, ia juga mengangkat kedua jempolnya, "nah iya," tambah David untuk memberikan persetujuan.

Hampir 2 jam Rina memilih gaun pertunangannya, padahal David hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk memilih setelan jasnya, "yang ini bagus gak?," Rina menunjuk salah satu dari sekian banyak gaun berwarna abu-abu di toko itu.

"Rin, pilihan pertama kamu tadi udah bagus, yang itu aja," ucap David, ia masih tetap sabar menghadapi Rina.

"Nggak, nanti kalo aku pake gaun model begitu, aku keliatan gendut Dav," David gemas dengan tingkah calon istrinya itu, ia mencubit pipi Rina.

"Kamu mau pake gaun apa aja tetap cantik," ntah kenapa pipi Rina berubah menjadi merah, padahal sebelumnya Rio sangat sering bergombal.

Akhirnya.... Rina menemukan gaun yang pas di hatinya.

Gaun yang simple, hanya saja tidak terlalu berwarna abu-abu, tetapi Rina sudah fix memilih gaun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun yang simple, hanya saja tidak terlalu berwarna abu-abu, tetapi Rina sudah fix memilih gaun ini.

Tentu saja ini merepotkan bagi David, karena ia harus memilih lagi jas yang warnanya selaras dengan gaun Rina.

Sebelumnya ia memilih jas berwarna abu-abu tua, jauh berbeda dengan gaun yang akan Rina pakai nanti.

"Maaf yaa, kamu jadi harus milih jas lagi," Rina merasa tak enak hati dengan David, "iya gapapa Rin," berusaha tersenyum walaupun hatinya sedikit kesal dengan tingkah Rina, tapi David tidak mau dicap sebagai calon suami yang tidak pengertian.

Finally, Rina dan David selesai memilih baju untuk pertunangan mereka yang akan berlangsung 2 hari lagi, setelah ini mereka berfikir untuk kembali ke rumah saja.

"Kamu mau undang siapa aja," tanya Rina, David yang sedang menyetir pun menengok sekilas, "hmm, paling undang teman-teman kantor aja, kenapa?"

"Iya kita kan harus hitung jumlah orang yang di undang biar makanan disesuaikan," jelas Rina, "oh iyaa.., eh kamu mau undang Rio?," sebenarnya David ingin menanyakan hal ini dari kemarin, tetapi ia selalu lupa untuk menanyakannya.

"Hmm, nanti aja pas nikahan aku undangnya, aku undang Lily aja sama teman-teman kelas yang agak akrab sama aku aja," Rina menyedot greentea miliknya, sebelum pulang dari Gallery tadi, ia dan David sempat membeli minuman yang ada di sekitaran Gallery.

"Aku laper, ke warung mang Ujang dulu ya," Rina mengelus-elus perutnya seolah cacing di perutnya sudah tak sabar menyantap makanan, David hanya mengangguk dan mengarahkan mobilnya ke warung mang Ujang, warung makan favorit Rina.

David dan Rina memesan makanan, kali ini Rina memesan ayam goreng dan bebek goreng untuk David.

"Hey bro," punggung David ditepuk oleh seorang lelaki seumurannya.

"Siapa?," batin Rina, David menengok ke sumber tepukan itu, "Ari?," ucapnya terkejut, "lo pindah sekolah kemana sih?," lanjut David.

Ari tersenyum lebar, "waktu SMA gw pindah ke Semarang, tempat nenek gw, eh ini pacar lo?," tunjukknya ke arah Rina.

"Calon istri bro," David menggenggam tangan Rina, tentu saja Rina kaget dengan perlakuan David, "Eh? Gw kira lo bakal nikah sama si Lala, udah kayak berjodoh soalnya," Ari tertawa geli saat mengingat kejadian waktu mereka SMA.

"Eh, btw Lala kemana?," ntah Ari yang bego atau tidak peka, seharusnya ia tau saat ia menyebut nama Lala, wajah David berubah seketika, bahkan Rina pun menyadarinya.

"Mmm.. Lala..," Rina berusaha menjawab pertanyaan Ari, namun dengan cepat David memotongnya, "Lala udah gak ada," jawab David.

"Serius lo?," Ari kaget dengan pernyataan David, setaunya Lala sehat-sehat saja saat ia satu SMA dengan David dan Lala.

"Iya," jawab David lagi, "eh sorry Dav, gw gak tau," Ari mulai melihat perubahan wajah David, menjadi murung mungkin(?), "ya udah gw pergi dulu ya, udah selesai makan juga," pamit Ari dan langsung meninggalkan David dan Rina.

Rina tau bahwa mungkin mood David berubah ketika mendengar nama Lala, "udah Dav, kamu harus ikhlasin dia, biar dia tenang disana," Rina mengelus-elus tangan David.

"Iya Rin"
.
.
.
.
.
Hayo, Rina udah mulai suka sama David belum nih?

Memang yang namanya Ari itu ngeselin kali ya😒

PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang