Waktunya telah tiba, hari ini Rina bersiap berangkat ke sekolah dengan materi-materi pelajaran yang masih melekat di otaknya, ia harus memahami banyak materi untuk melaksanakan Ujian Nasional ini.
Hari ini, Rina diantar Rino ke sekolah, kebetulan jam kuliah Rino dimulai siang hari, jadi ia masih bisa mengantar adiknya ini.
"Gimana? Siap gak nih?," Rino membuka percakapan.
"InsyaAllah siapp," ucap Rina mantap.
"Rin, lo harus ikutin trik dari gw," mendadak ucapan Rino berubah menjadi serius, tatapannya pun menjadi lebih tajam.
"Apa?"
"Gak usah terlalu jujur lah, lo bisa siapin contekan dulu sebelum ujian dimulai, lo bisa taruh kertas kecil di dalem dasi atau buat lipetan kertas terus masukin di kaos kaki."
Rino gila, Rina segera memukul lengan abangnya ini, "udah bagus lo tidur aja deh bang, gak usah nganterin gw," sinis Rina.
"Yeh di kasih saran juga, bukannya makasih."
"Sarannya gak bermutu, gak butuh saran yang gak berguna," Rina mulai memakai headset di telinganya, rasanya panas mendengar Rino berbicara.
"Kemarin gw baca berita tentang adik yang durhaka sama kakaknya, diazab saat mandi shampoo sama sabunnya gak ada Rin."
Rina melepas headset yang ia kenakan, "kemarin Rina baca berita bang, azab kakak yang memberikan ajaran sesat kepada adiknya, skripsinya kena revisi terus!."
Rino membuka mulutnya lebar, tidak percaya dengan kata-kata Rina, "jahat ya lo, omongannya pedes kayak pisau."
"Lah? Pisau memang pedes? Tajam kali ah," Rino diam, tidak menjawab perkataan Rina, ia membungkam mulutnya.
"Lah diem aja situ"
"Gw lagi marah sama lo Rin!," ucap Rino lantang.
"Dih marah kok bilang-bilang, dasar abang aneh!," Rina menghidupkan radio mobil agar suasana di mobil ini tidak panas.
Rino memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Rina, "abang Rino yang kusayangi, kucintai, dan kubanggakan, jangan marah ya, doakan adikmu ini lancar mengerjakan ujiannya."
"Hooh, dah sana turun," jawab Rino, Rina menyalami tangan Rino dan segeran turun dari mobil, ia melambaikan tangan saat mobil Rino melesat pergi meninggalkannya.
- - -
Tingg! Tingg!
"Waktunya habis," ucap seorang guru yang mengawasi ujian Rina dan teman-temannya.
Rina mengambil tasnya dan menuju keluar ruangan, "heyy my sist!," Lily menepuk pundak Rina.
"Thank u very very very much Rina!," Lily memeluk sahabatnya itu dan membuat badan Rina mengejut.
"Kenapa Ly?," Rina membalas pelukan Lily.
"Materi yang pas itu lo ajarin banyak yang keluar, gw seneng bangettt," Lily mengeratkan pelukannya kepada Rina, menurutnya Rina adalah sahabatnya yang ter-the best!.
"Iyaa ikut seneng jugaa."
"Ehmm, kalian gak suka sesama jenis kan?," ntah suara siapa itu, dengan cepat Lily dan Rina melepaskan pelukan mereka.
"Memang cewek pelukan itu harus suka sesama jenis dulu?," Rina menatap tajam lawan bicaranya itu.
"OMG Berian ganteng banget," batin Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN
RomanceBagaimana rasanya dijodohkan dengan lelaki asing? Yups, sedih dan berat, Rina bingung, tidak bisa menolak tapi tidak mau menerima, pasalnya ia juga sudah memilik pacar di SMA. Lalu bagaimana? Perjodohan tetap terjadi. Ketika kedua insan dipersatukan...